🍂 Chapter_25 :: Hanna

309 52 5
                                    

||The Servant Devil 2||

SUARA kaca pecah membuat Changbin dan Hanna segera mendatangi kamar milik Haechan, dan benar. Saat mereka berdua memasuki ruangan, hal yang pertama ditatap oleh kedua orang itu adalah pecahan kaca yang berserakan di atas lantai. Berhamburan didekat kaki milik sang tuan, beberapa darinya bahkan menggores pergelangan hingga punggung kaki bagian atas milik sang tuan.

Haechan mengerang, memegangi kepalanya. Berteriak menatap serpihan kaca yang berserakan, kakinya melangkah mundur membuat telapak kakinya tergores dan berdarah. Changbin yang melihatnya langsung berlari masuk ke dalam, mengangkat tubuh Haechan yang berbalut pakaian tipis seperti gaun one piece putih hingga menutupi setengah kakinya, pitanya menggelantung terlepas karena rematan dari sang pemilik.

"Hancurkan kaca itu! Aku dapat melihatnya, aku melihat Lee Felix! Hancurkan!" Haechan meronta-ronta, memukul sang pelayan; Changbin hingga memar keunguan terlihat di dagu milik sang pelayan. Changbin tak membantah maupun melawan, dia tetap menahan tubuh sang tuan.

"Tuan, tenanglah. Semuanya baik-baik saja." Changbin terdorong ke belakang saat Haechan menyentak tubuhnya sendiri.

"Baik-baik saja?! Apa maksudmu? Aku. Aku melihat diriku sendiri? Felix dan aku." Haechan kembali mengerang, kepalanya seperti terbelah menjadi beberapa bagian, memori-memori berkeliaran di kepalanya. "Hanna bantu aku." Haechan mengangkat tangan menggantung di udara mencoba untuk meraih tangan sang pelayan wanita.

"Tuan biar aku membantumu." Changbin hendak meraih tubuh sang tuan, namun Haechan menepisnya.

"Tak perlu, aku menyuruh Hanna. Bukan dirimu." Haechan menyambut tangan Hanna yang terulur untuknya, keluar dari dalam ruangan yang ditempati oleh Haechan. Hanna memapah sang tuan, jejak darah kini tercetak di atas lantai, Haechan berhenti. Menatap ke balik punggung untuk menatap Changbin yang masih berada di belakang, dian tanpa mengeluarkan sepatah katapun. "Bersihkan semuanya, jangan tinggalkan noda sedikitpun."

Changbin terdiam. Ia menatap punggung sang tuan yang sudah hilang dibalik pintu bersama sang pelayan wanita; Hanna. Tatapannya tajam hingga bisa menembus jantung siapapun yang melihatnya, kilatan kuning keemasan terlihat terang diantara pendar cahaya jingga dari nyala lilin yang berderet rapu di atas meja.

"Hanna?" Changbin tersenyum meremehkan, dia menyibak rambutnya ke belakang. Melirik ke arah serpihan kaca dan jejak darah di atas lantai, aroma yang sungguh menggiurkan.

Kaki Haechan sudah diobati oleh Hanna, dengan sabar sang pelayan wanita duduk di kursi kecil di dekat tempat tidur sang tuan. Menatap Haechan yang masih duduk dengan tatapan kosong menatap ke arah kaki yang tertutup oleh selimut.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku dapat melihat Felix? Dan aku seperti melihat diriku sendiri." Haechan memalingkan wajah, menatap kearah Hanna yang masih setia untuk menemaninya. "Apa Felix benar-benar mati?"

Hanna mengangkat wajahnya, menatap iris mata Haechan yang sebiru langit pagi tanpa awan. Lirikannya beralih pada dua kotak beludru yang terpampang di atas meja dekat tempat tidur, satu kotak menyimpan sebuah cincin bermata biru, sedangkan yang satunya lagi sepekat darah yang baru keluar dari dalam daging yang teriris belati perak.

"Kau ingin aku tunjukkan sesuatu tuan?" Hanna menautkan kedua tangannya di atas paha.

"Apa itu?"

"Sesuatu yang akan menjawab semua pertanyanmu tuan. Semuanya." Hanna mengangkat tangan, menaruhnya diantara dada dan tulang selangka miliknya. Ia menatap mata sebiru langit itu tanpa penutup mata memperlihatkan kontrak antara Haechan dan Mark yang masih juga belum hilang. "Lihatlah."

[04][pt.2] The Servant Devil : Master's SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang