🍂 Chapter_20:: Saling Memburu

393 59 1
                                    

||The Servant Devil 2||

DI jalanan kota London yang ramai, Haechan dan sang pelayan sedang berada di dalam kereta kuda sedang berjalan menuju rumah seorang korban dari kasus yang sedang mereka urus atas perintah sang ratu. Sang tuan; Haechan memangku dagu dengan satu tangan tatap pemandangan orang-orang yang berlalu-lalang di luar sana dengan mata sendu tak minat. Dia dalam kondisiyang tidak bagus, ia sedang tak berselera untuk keluar mansion. Namun karena ini adalah perintah, mau tak mau ia harus pergi saat itu juga.

"Banyak kasus pencokelan mata pada anak-anak saat ini. Korbannya dari golongan yang berbeda-beda. Kalangan bangsawan atau rakyat biasa, korbannya dilakukan secara acak. Dan anehnya, semua korbannya adalah seorang anak laki-laki." sang pelayan, lirik ke arah sang tuan yang masih melamun tatap keluar jendela.

"Penjualan organ?" tanyanya tanpa tatap sang pelayan yang hadap ke arahnya.

Mata Felix melotot, "kau tidak mengerti apapun! Kau sudah dibohongi oleh iblis!"

"Iblis?" Haechan memundurkan pedangnya.

"Orang tuaku juga dibunuh, keluargaku dibakar bersama dengan desa kami. Orang yang penting bagiku juga diambil dariku! Kau dan aku itu sama, aku tidak akan mengganggumu lagi." Felix merangkak dan memeluk pergelangan kaki Haechan, "aku minta maaf untuk semuanya! Jadi....jadi...tolong maafkan aku!"

"Ada apa?" tanya Mark pada sang tuan yang sejak tadi tak dengarkan dirinya saat berbicara.

Haechan alihkan tatapannya, kali ini mata indah itu tatap cincin yang bersemat di jarinya. Cincin dengan ruby biru yang sangat berkilau.

"Tidak ada." jawabnya datar.

Mark yang lihat ekspresi sang tuang terdiam. Ia tahu jika pikiran Haechan tak berada bersamanya sekarang. Sepertinya ada sesuatu yang menggangu pikiran sang tuan, apapun itu  Mark tak akan biarkan hati Haechan goyah, itu akan mempengaruhi jiwa miliknya yang sangat sang iblis iblis inginkan, dimana jiwa itu telah dijaganya begitu lama. Jiwa Haechan tak boleh tercoreng barang sedikitpun.

"Aku tidak tahu! Dia tiba-tiba saja mengejarku dan mencongkel kedua mataku!" seorang bocah laki-laki yang menjadi korban berteriak histeris kala Haechan dan Mark datang untuk tanyai dirinya. Dengan didampingi sang ibu, bocah laki-laki menjawab dengan tangan gemetar. "Semuanya menjadi merah dan gelap, sekarang aku tidak bisa lihat apa-apa."

Haechan berujar, "seperti apa rupanya, pasti saat dia mengejarmu kau sempat melihat wajahnya bukan?"

Sang bocah laki-laki terdiam, dia menghadap ke kanan walau Haechan tak berada pada posisi yang dia lihat.

"Dia tidak terlihat seperti bocah atau orang tua. Aku kira dia berumur sekitar dua puluh tahun, kulitnya putih pucat dan terlihat sangat kaya. Aku dapat mengetahuinya dari pakaian yang dia kenakan, itu benar-benar kualitas tinggi!"

Haechan tak lanjutkan lagi interogasinya, ia memilih untuk pergi dari rumah kecil itu. Sepatu pantofel nya yang mengkilap terdengar saat ia turuni beberapa anak tangga yang terdapat pada rumah snag korban, ia berjalan dengan tatapan serius dan tak lepas di belakangnya adalah sang pelayan.

"Mark." jawabnya dengan satu tangan mengadah, dan Mark paham apa yang diminta oleh sang tuan.

Ia mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam jas yang ia kenakan.

"Aku sudah mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi, mereka semua mengatakan bahwa pelakunya adalah dari kalangan bangsawan." jawabannya tanpa harus Haechan bertanya, kepalanya yang kenakan topi tinggi itu terangkat untuk lihat sang pelayan.

[04][pt.2] The Servant Devil : Master's SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang