🍂 Chapter_14:: Melodi Yang Pecah

398 71 5
                                    

||The Servant Devil 2||

HANA semakin memainkan melodi itu dengan cepat, semua tamu yang berada di aula utama juga semakin mengerang dan kesakitan. Semuanya berlutut, terjatuh dan berguling di atas lantai. Hana sama sekali tidak terpengaruh dengan musiknya, dia tetap memejamkan mata dan terus memetik harpa nya.

"Akk! Apa yang terjadi?! Sakit sekali!"

"Kepalaku!"

Teriakan tamu-tamu semakin kencang terdengar. Salah satu pelayan yang dibawa oleh Mark mendekat ke arah Renjun yang nampak baik-baik saja bersama dengan pelayan pribadinya. Sang pelayan mendekati Renjun untuk bertanya apa yang terjadi saat ini, dimana semuanya memiliki gejala yang sama.

"Tuan! Tuan!" Renjun tidak mendengar.

"Tuan!"

Renjun memiringkan kepalanya. Dia hanya tersenyum menatap pelayan yang datang dengan Haechan dan Mark, saat ini dia tidak mengetahui apa-apa. Hanya saja, Renjun sudah menyumpal telinganya dengan sesuatu hingga dia tidak mendengar apapun saat ini, begitupun dengan pelayan pribadinya. Karena itu, dia tidak terkena dampak dari melodi yang dimainkan oleh sang pelayan wanita dari keluarga Lee yang masih memetik senar harpa nya.

Tiba-tiba para pelayan menatap kosong ke arah semua ruangan. Mereka seperti mayat hidup, berjalan dan kini mulai menargetkan orang-orang terdekat yang datang bersama Haechan, seperti Renjun, lady Elizabeth, dan juga para pelayan yang datang dengan Haechan.

Mereka dengan apapun yang digapai berjalan mendekat, siap untuk menyerang semuanya.

"Apa yang terjadi?" tanya salah satu pelayan yang datang bersama Haechan.

"Sepertinya, mereka dikendalikan oleh melodi itu. Ini seperti melodi dengan kejahatan yang bersembunyi di dalamnya."

Satu pelayan yang membawa gunting rumput mendekat terlebih dahulu. Dia mengarahkan senjatanya ke arah Mark untuk dihabisinya. Mark yang melihat itu bergerak cepat, berputar dengan kedua tangan tetap menutup telinga Haechan agar tidak mendengar melodi kebencian itu. Ia menendang sang pelayan dengan keras menggunakan kakinya, satu pelayan lagi melompat dan akan menyerang Mark, namun sekali lagi dengan satu kaki sebagai poros. Mark menahan tubuhnya sendiri, dan langsung menendang sang pelayan hingga terpental ke pohon yang di belakangnya, ambruk dengan senjata yang jatuh.

Haechan hanya diam menatapnya. Kemudian beralih ke arah Mark.

"Mark! kita perlu kembali ke ruang dansa." Haechan tampak khawatir akan keadaan di dalam ruangan. Walaupun dia tampak tidak peduli, tetap saja ini menyangkut nyawa-nyawa banyak orang. Nyawa yang hanya dijadikan umpan.

Mark memejamkan matanya dan tersenyum ke arah Haechan. Mengeratkan tangannya yang menutupi telinga sang tuan.

"Tuan tidak perlu khawatir. Aku sudah mempercayakan seseorang di dalam sana. Dia pasti bisa mengatasinya. Mari kita pergi, tapi tuan. Kuharap kau bisa menahan melodi itu sebentar." Mark melepaskan tangannya, kini satu tangan berada di belakang punggung Haechan. Sedangkan satunya lagi berada di bawah lutut, dengan sekali angkat. Tubuh Haechan kembali digendongnya.

Mark berlari dengan cepat.

"Tuan apa kau baik-baik saja? Aku mengkhawatirkanmu."

Haechan memejamkan matanya, mengeratkan pelukannya. "Aku baik-baik saja, jangan banyak bertanya. Kita harus bergegas."

[04][pt.2] The Servant Devil : Master's SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang