Artapela

83 3 0
                                    

Flashback

Matahari siang ini tidak begitu bersahabat, ia malu-malu memancarkan sinarnya, sepertinya hujan akan segera turun. Ziana memarkir sepeda motornya lalu cepat-cepat berlari menuju ruang loker. Disana terlihat Kiandra sedang mencari sesuatu didalam tas kecilnya.

"Hi, lagi cari apa?" tanya Ziana sambil tersenyum sumringah. Ia senang karena ternyata hari itu jadwal satu shift dengan Kiandra.

"Nyari kunci loker, lupa deh kayaknya ketinggalan. Buru-buru takut keburu hujan soalnya" jawab Kian terlihat lesu dan memaksakan tersenyum.

"Ya, udah jangan bingung sini masukin ke lokerku aja tasnya. Lagian tas kamu kan kecil, muat kok kayaknya" seru Ziana bersemangat sembari meminta laki-laki yang ditaksirnya itu memberikan tas nya.

"Serius?? Oke deh kalo gitu, oh ya kuncinya kamu yang bawa aja gak apa-apa kok. Lagian aku jarang ke loker kalo masih kerja. Rokok, handphone, charger, semua aku bawa ke bawah, titip di pouch bu Ayu, hehe" Kiandra terlihat senang dan memberikan tas kecil miliknya itu. Ziana tersenyum manis sambil menutup loker dan bersiap menuju ke lantai bawah untuk mulai bekerja.

Mereka tampak nyaman satu sama lain. Lima bulan bekerja di tempat yang sama membuat hubungan mereka lebih akrab dan mulai merasa kehilangan jika salah satu dari mereka tidak masuk kerja.

Ketika jam istirahat tiba, Kiandra mengajak Ziana untuk makan bersama di resto seafood langganan mereka.

"Zi, cariin cewek dong! Yang kayak kamu" Seru Kiandra mengagetkan Ziana. Bersamaan dengan itu mata Ziana tak sengaja melihat wallpaper handphone Kiandra yang tidak terkunci. Terpampang wajah Kiandra memeluk seorang perempuan dari belakang dengan wajah sumringah.

Reva yang jauh 8 tahun lebih muda dari Kiandra adalah kekasihnya 4 bulan terakhir ini. Ia masih duduk di bangku SMA, namun badannya yang tinggi dan besar membuatnya terlihat lebih dewasa dari usia sebenarnya.

"Ah, dasar laki-laki, bisa-bisanya minta kenalin sama cewek tapi wallpaper aja masih pake foto berdua bareng doi" jawab Ziana sambil meninju lengan Kiandra yang cengengesan sambil mengusap-usap lengannya yang kesakitan.

"Kamu kan tau aku gak serius sama Reva. Secara usia kami terpaut jauh, belum lagi latar belakang dia yang dari keluarga gak jelas" Timpal Kiandra membela diri.

"Kalo memang ga serius, ngapain juga kamu harus sering nginep di rumahnya? Dekat sama keluarganya yang kata kamu keluarga ga jelas itu" Ziana penasaran dan ada sedikit rasa kesal dalam hatinya. Ini cukup meyakinkan bahwa Kiandra hanya menganggapnya sahabat, tidak lebih.

"Kamu kan tau sendiri, di Bandung aku cuma punya kakak yang udah berumah tangga dan ga mungkin kalo aku tinggal di rumahnya. Ga nyaman lah, secara usiaku udah 27 tahun dan disana ada kakak ipar yang kebetulan usianya ga jauh dariku. Apa kata tetangga nanti coba?" Jawab Kiandra panjang lebar.

"Kamu kan bisa kost, Kian.. Ga harus nginep-nginep di rumah Reva"

"Kamu tau sendiri aku ga bisa urus diri sendiri. Aku ga bisa hidup sendiri, dan aku ga terbiasa kalo stay di satu tempat sendiri" Seru Kian membela diri. Mimik wajahnya terlihat sedih dan memelas.

"Ah... Sudahlah Kian, aku ga akan termakan wajah memelasmu itu! Kamu laki-laki. Terlepas dari kamu anak bungsu atau orang tuamu di luar pulau tetap aja disaat kamu memutuskan untuk merantau, berarti kamu udah siap dengan segala resiko yang akan kamu hadapi. Jangan manja!" Seru Ziana tambah kesal. Ia sangat paham dengan situasi keluarga Kian yang saling tinggal berjauhan.

Pertama kali Kiandra ke Bandung ia menjalin hubungan dengan seorang apoteker salah satu rumah sakit ternama, yaitu Renata. Mereka bahkan sempat stay bersama di sebuah apartement, namun hubungan keduanya kandas di tahun ketiga.

FlummoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang