Kilatan cahaya memantul terus menerus ke arah Ziana diiringi dengan suara khas dari dalam alat pengambil gambar itu.
"Okay, good. Tangannya lebih natural lagi Zi jatuhnya!" Teriak sang fotografer bersemangat.
"Satu, dua.. Yas! Selesai" Teriak sang fotografer lagi sambil tersenyum lebar dan memanggil Ziana untuk mendekat dan ikut melihat hasil tangkapan gambarnya dalam kamera.
"Keren, thanks Ko" Seru Ziana puas setelah melihat hasil kerjanya hari itu. Tidak sia-sia ia meminta izin Kiandra untuk dapat mengambil job endorse Skincare ini. Ke overprotective-an Kiandra terkadang mengganggu pekerjaan Ziana.
Alih-alih tidak mau sang kekasih di foto sana sini ini itu oleh orang lain Kian selalu menawarkan diri untuk menjadi fotografer dadakan. Fyi, Kiandra memang jago memotret juga. Kebetulan hari itu ia sedang berada di Jakarta karena berbenturan dengan schedule meeting disana, alhasil job endorse yang sudah terlanjur di ambil ini harus dikerjakan oleh fotografer profesional, dan mau tidak mau Kian harus meredam ego nya.
"Iya, nanti malam aku pulang sekitar jam 22.00 dari sini. Kamu duluan ke rumah aja Zi nanti aku bawa makanan ya!" Seru Kian dari balik telepon.
"Hmm, Kian aku mau anter Sherly nge-mall dulu nih ga apa-apa kan?" Tanya Ziana ragu sambil menggigit bibir bawahnya.
"Ga usah, langsung pulang aja ke rumahku. Kak Dini lagi bikin pempek kesukaanmu lho" Jawab Kian mantap.
"Tapi aku sebentar aja Ki... "
"Ga usah nanti lagi aja bareng aku kalo mau nge-mall Zi"
"Ok" Klik. Dan telepon pun berakhir.
"Btw, Zi ga boleh ya? " Tanya Sherly kecewa.
"He.em.. Sorry banget Sher, next time maybe" Jawab Ziana hati-hati sambil mengintip wajah teman sesama modelnya itu.
"It's okay, tapi Jum'at besok jadi kan kita karaoke?" Tanya Sherly dengan wajah semangat dan berharap.
"Aku usahain ya, tapi kalopun bisa aku ajak Kiandra ga apa-apa?"
"No, ini acara khusus cewek-cewek doang Zi, jangan ada yang bawa pacar atau siapapun itu makhluk jantan!" Sherly menolak keras.
"Hmm, okay" Keraguan mulai hinggap dalam diri Ziana. Ia ragu bisa datang di hari Jum'at itu, padahal acara sudah sejak jauh-jauh hari direncanakan. Di satu sisi ia tidak mau mengecewakan temannya itu lagi, namun di sisi lain ada Kiandra yang harus ia jaga agar tidak menjadi masalah baru.
Sungguh, bertengkar dengan Kiandra adalah hal yang paling melelahkan, karena sosoknya yang kaku ia akan diam seribu bahasa bahkan berhari-hari tidak menegur Ziana jika sudah kesal dan marah. Ini yang sering menjadikan Ziana makan hati, berusaha meredam ego nya juga berpura-pura tidak terjadi suatu masalah lalu mengalah dan meminta maaf lebih dulu untuk menghindari pertengkaran yang lebih lama lagi. Meskipun terkadang kesalahan bukan ada pada diri Ziana, namun dengan mengalah adalah jalan pintas tercepat agar masalah bisa segera selesai. How?? Kamu bisa bayangkan??
01.15 WIB
"Assalamu'alaikum" Terdengar sayup-sayup suara Kiandra memasuki kamar dan menggantung jaketnya dekat lemari. Dilihatnya Ziana yang sudah tertidur lelap disamping boneka Stitch pemberian darinya. Dikecupnya kening Ziana lembut.
"Zi, aku pulang nih" Seru Kiandra pelan-pelan membangunkan Ziana yang masih belum membuka matanya. Aroma manis gurih dari pisang keju yang sengaja Kiandra dekatkan ke arah hidung kekasihnya itu berhasil membangunkan Ziana dari tidurnya.
Sosok Kiandra yang sedang memegang sekotak pisang keju dan senyum manis yang tersungging dari bibirnya yang tipis membuat Ziana bahagia ketika membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flummox
FanfictionKetika kamu ingin menangkap 2 kelinci sekaligus, maka sampai kapanpun kamu tidak akan pernah mendapatkan keduanya. Kalimat itu terus terngiang dalam pikiran Artapela Ziana, perempuan berusia 25 tahun yang mandiri, baik hati, tangguh, namun naif dan...