Ketiga dari Keduanya

27 3 0
                                    

"Angkringan? Sate Padang? Atau... Seafood??" Tanya Kian sambil menunjuk deretan kedai makanan sepanjang jalan Taman Sari.

"Katanya mau angkringan..." Seru Ziana datar.

"Tapi kayaknya enak sate Padang hehehe"

"Terserah.. " Jawab Ziana tidak tertarik sama sekali. Kian menatap wajah kekasihnya itu dengan kening berkerut.

"Kenapa sih? Kok tiba-tiba badmood gitu??" Tanyanya kesal.

"Hah? Kenapa? Gak apa-apa biasa aja kok perasaan hehe.." Ziana kikuk sambil terkekeh. Ia tak sadar bahwa sikapnya sedari tadi begitu dingin. Kiandra melengos dan membelokan mobil ke area parkir kedai Sate Padang.

Setibanya di dalam tampak muda-mudi ramai memenuhi beberapa meja. Rupanya acara anniversary komunitas motor sedang berlangsung. Ia melirik sekilas ke arah Kiandra, wajah kekasihnya itu masih terlihat kesal atas sikapnya di mobil tadi.

Ketika hendak duduk di salah satu meja dekat tempat pencucian tangan seseorang tak sengaja menabrak Kiandra. Bruk!

"Aduh, sorry sorry mas!" Serunya dengan kedua telapak tangan terbuka.

"Ga apa-apa" Jawab Kiandra singkat. Ziana menarik salah satu kursi untuk di duduki kekasihnya itu.

"Tunggu ya, aku ke toilet dulu sebentar"

Tak lama setelah Kiandra meninggalkannya ke toilet seorang pelayan kedai menghampiri Ziana yang sedang memilih menu.

"Teh, ini tadi handphone si aa nya jatoh depan wastafel pas ketabrak orang"

"Oh, iya makasih ya mas"

Ziana menaruh handphone Kiandra di atas meja. Dipandangnya sejenak, lalu ia buka layar handphone kiandra. Rasa penasaran menguasai dirinya. Terlihat beberapa panggilan tak terjawab dan 1 pesan dari kontak bernama... Renata.

Ki, aku dari tadi nunggu kamu di tempat biasa kita ketemu.

Seketika dadanya berdebar kencang, tangannya spontan menutup mulutnya yang menganga terkejut.

"Alhamdulillah, handphone ku disini" Seru Kiandra mengagetkan Ziana yang masih tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.

"Kian, ini apa?" Tanya Ziana sambil menunjukan pesan dari Renata. Sekuat tenaga ia menahan agar air matanya tidak jatuh. Laki-laki di hadapannya itu kini mati kutu tak bisa menjawab sama sekali. Ditatapnya lekat mata Ziana yang hampir menangis itu.

****

Ia terus menahan tangis dan amarah dengan melampiaskannya pada beberapa botol soju yang sudah habis diminumnya.

"Zi, kayaknya kamu mesti pulang deh, aku pesenin taksi online ya!" Waitress bar yang sudah dikenalinya itu memperhatikan Ziana dengan iba.

"Apaan sih, aku ga mabuk sama sekali Zack. Cuma pingin santai aja disini" Jawab Ziana mengelak. Matanya merah menahan tangis juga karena efek alkohol.

"Zi, ini bar lho bukan taman wisata. Bahaya buat cewek dateng ke tempat ini sendirian, minum alkohol pula!" Zacky sedikit berbisik pada telinga Ziana.

"Aku tau Zack, ga mungkin minum soju di.... "

"Ayo, Ziana kita pulang!"

"Eitss, mau dibawa kemana temenku?? Jangan asal bopong gitu aja dong!" Zacky khawatir.

"Mau dibawa pulang, bahaya disini bisa-bisa di take away hidung belang!" Jawabnya ketus sambil menunjuk sekeliling dengan dagunya yang lancip.

FlummoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang