Kiandra tak menyangka dengan apa yang telah didengarnya. Belum sempat ia mengutarakan isi hatinya namun sudah dibombardir oleh Ziana. Rupanya perempuan yang dirindukannya itu masih menyimpan luka dan kebencian dalam dirinya. Kini Kian semakin bingung dengan cara bagaimana lagi ia dapat menjemput pulang sang kekasih hati.
Perempuanku, ratuku, ayo segera pulang..
Diusapnya dadanya yang mendadak terasa sesak. Kak Erik semakin merasa iba melihat adiknya tersiksa selama beberapa bulan ini. Tak ada tawa dan celoteh humor dari Kiandra seperti biasanya. Hanya mata berkantung hitam dan tebal yang menghiasi wajah tampan sang adik.
"Kian, dugem yuk!" Ajak Kak Erik berusaha menghibur.
"Pensiun ah, Ziana tau kita suka kelayapan malem Kak"
"Tau dari mana??"
"Mana Kian tau, yang jelas banyak banget unek-uneknya yang terlontar dan salah satunya ya ini keluyuran malem ga jelas tanpa sepengetahuan dia" Kian menarik nafas dalam-dalam.
"Yang penting ga maen cewek kan?" Kak Erik bersikeras membela diri.
"Ya tapi namanya dunia malam identik dengan cewek-cewek hobby clubbing juga kan, Kak. Apalagi zaman sekarang banyak cewek bisa di take away"
"Ya, udah kalo ga mau dugem" Kak Erik menghirup hot lemon tea nya yang mulai menghangat. "Kakak mau ke Jakarta besok pagi, ikut?"
"Kian mau ke rumah Ziana Kak, malem ini atau besok"
"Hmmm, good luck!" Kak Erik hanya bisa menggelengkan kepala melihat respon Kiandra.
Usahanya untuk menghibur sang adik pun gagal total.****
"Zi... Are you okay?" Suara Agas terdengar lembut namun bergetar. Nampak sekali ia menegarkan hati dan dirinya untuk bertanya keadaan Ziana yang sedang menangisi masa lalunya.
"Artapela Ziana, please... "
Pintu toilet pun terbuka perlahan. Diliriknya wajah sang kekasih dengan hati-hati. Matanya sembab dan masih berkaca-kaca. Kulit tubuhnya basah dan mengeriput akibat rasa dingin. Sepertinya Ziana merendam seluruh tubuhnya didalam bath tub.Melihat kondisi kekasihnya yang kedinginan cepat-cepat Agas mengambil handuk dan menutupi seluruh bagian tubuhnya.
"Sorry, Gas.. Sorry.. " Ziana merasa malu dengan sikapnya hari ini. Ia tak bisa meredam emosi dan harus mengeluarkan air mata karena Kian di hadapan Agas.
"Ssssttt... I'm fine" Agas kembali membohongi dirinya. Ia tak ingin membuat Ziana tambah merasa bersalah.
Melihat sikap Agas yang berusaha tegar dan bersikap baik-baik saja justru membuat Ziana lebih merasa tak enak. Ia memeluk Agas erat, tubuhnya mengalami tremor. Namun air mata semakin tak bisa dibendung lagi. Ia kembali menangis dalam dekapan sang second love.
Agas pov.
Sukmanya hancur melihat air mata Ziana begitu deras mengalir bukan untuk menangisinya, melainkan ditujukkan untuk Kiandra. Entah kapan ia dapat benar-benar sendiri berada di ruang hati sang kekasih. Kini ia masih berdua bersama Kiandra menempati relung sukma Ziana.
"Zi, kamu pakai ini ya!" Agas menyodorkan kemeja Adidos kotak-kotak miliknya. Ziana hanya melirik sekilas dan mengangguk perlahan. Tangisnya sudah mereda. Lelah dan mengantuk adalah hal yang dirasanya kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flummox
FanficKetika kamu ingin menangkap 2 kelinci sekaligus, maka sampai kapanpun kamu tidak akan pernah mendapatkan keduanya. Kalimat itu terus terngiang dalam pikiran Artapela Ziana, perempuan berusia 25 tahun yang mandiri, baik hati, tangguh, namun naif dan...