Kosong yang Berisi

26 3 2
                                    

Takdir Tuhan memang yang terbaik bagi kita. Manis pahitnya hidup adalah porsi dari kehidupan, tinggal bagaimana kita menjalaninya. Karena pada hakikatnya menerima sebuah kenyataan pahit adalah hal yang paling sulit dilakukan oleh semua makhluk ciptaan-Nya.

1 minggu berlalu sejak kepergian Agas ke Taiwan semuanya masih terasa biasa saja bagi Ziana. Namun tidak halnya dengan Kiandra yang semakin terpuruk dengan kesendiriannya.

Terasa kosong dan sepi seluruh sukma dan raga Ziana sejak kepergian Agas. Namun didalam kekosongan itu masih ada sosok Kiandra yang berdiam disana. Ia masih menjadi penghuni yang menetap dan mengisi kekosongan itu.

And who is gonna save you
When I'm gone?
And who'll watch over you
When I'm gone?
You say you care for me
But hide it well
How can you love someone
And not yourself?

"Halo, Kak. Ok!"
Kiandra cepat-cepat memutus sambungan telefon dan bergegas menuju basement tempatnya bekerja.

"Kian!" terdengar suara seorang perempuan dari dalam mobil yang terparkir.

"Shella??" Kian terkejut, ia menghentikan langkah kakinya dan menghampiri perempuan yang dulu sempat akan dijodohkan dengannya itu.

"Mau kemana? aku baru aja mau ke ruangan kamu!" Gisella bergegas keluar dari mobil. Ia menjabat tangan Kiandra dengan mimik wajah sumringah.

"Kamu tau kantorku disini dari siapa?" Kian tampak bingung namun masih berusaha terlihat tenang.

"Mama Henny kemarin telepon katanya kamu butuh ke psikolog makanya aku langsung kesini, aku punya kenalan psikiater"

"Sorry, psikolog?? maksudnya gimana ya aku tambah bingung nih"

"Lho, katanya kamu mau konsul?" Shella mengernyitkan dahinya.

Mama.... apalagi ini???

"Oh, iya mungkin next time. Sorry, Shell aku buru-buru. Ada problem di lokasi pemasangan cctv" Kian melirik jam tangannya sekilas. Ada rasa tak enak namun pekerjaan sudah menunggunya di lapangan.

"Gitu ya, oke deh gak apa-apa mungkin kamu bisa kabarin aku kalo sudah siap untuk konsul" Gisella menyodorkan sebuah kartu nama bertuliskan dr.Gisella.

"Thanks, Shella" cepat-cepat Kian menuju ke mobilnya. Masih dengan rasa penasaran sekaligus kesal pada sang mama, apa maksud di balik semua ini.

****

"Zi, are you okay?" Tanya Sherly hati-hati.

"I'm good, verry good. Why ? Hem??" Ziana mengernyitkan dahinya keheranan.

"Akhir-akhir ini kamu jarang ambil job photoshoot, udah kaya ?? hahaha" Sherly mencoba mencairkan suasana.

"Hahaha bisa aja , btw aamiin ! engga apa-apa sih, cuma kayak pingin lebih banyak diem di rumah dulu aja, besok-besok juga pasti ambil job lagi kok, babe"

"Kamu galau karena ditinggal Agas ke luar negeri atau....."

"Ssstttt...." Ziana sengaja memotong pembicaraan. Sherly hanya bisa menuruti perintah sahabatnya itu. Ia paham betul ada luka yang masih belum sepenuhnya mengering di dalam diri Ziana.

"Dugem, yuk!" ajak Ziana spontan.

"Hmm???"

"Ayo, nanti malem ya! ajak Raffa biar ada cowok yang jagain kita hahaha"

FlummoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang