Perjuangan Terakhir

15 2 0
                                    

Ma.. Nek.. ini Ziana, calon istri Kian.

Kalimat itu masih terngiang di telinga Ziana. Ekspresi wajah Kian yang bersemangat dengan bangganya memperkenalkan sang kekasih di hadapan nenek dan Mama Henny.

Kedatangannya ke Aceh sedikit mengejutkan pihak keluarga karena Kian tak sendiri. Keberanian serta pendirian yang kuat dari putra bungsunya itu akhirnya meluluhkan hati Mama Henny yang selama ini selalu menolak kehadiran Ziana di hidup Kiandra.

Udara malam itu di Lhokseumawe cukup memeras keringat. Ia menatap langit Aceh dengan bahagia. Ziana masih tak percaya saat ini berada di tempat dan Kota yang tak disangka dapat disinggahinya selama hidup.

"Zi... belum tidur?" Kiandra menepuk pundak Ziana lembut.

"Hmm... belum Ki..aku lagi nikmatin malam terakhir disini" Ziana tersenyum sekilas kearah calon suaminya itu, lalu kembali melayangkan pandangan ke langit.

"Tidur yang cukup, biar besok fit pulang ke Bandung" Kiandra menyeruput Ice Cappuccino milik Ziana.

"Ki, semua masih serasa mimpi. Membayangkan ada disini aja udah speechless banget aku hehe.. Dari kecil dulu kalau lihat di peta, lihat titik bertuliskan Nangroe Aceh Darussalam aja udah jauh..... banget. Ini sekarang aku disini, Ya Allah.." Ziana tak henti menebar senyumnya.

"Nanti, kalau kamu sudah jadi istri aku, pasti akan sering kesini" Kiandra merangkul pundak Ziana sambil mengecup kepalanya.

"Oia, kamu kapan berangkat ke Makassar?"

"Besok lusa, pokoknya aku gak akan ganggu waktu persiapan pernikahan kita Zi, i promise" Kiandra mengacungkan jari kelingkingnya.

"Berapa lama disana?"

"Gak lama sayang, semoga sebelum 3 minggu udah rampung kerjaannya"

"Kamu berangkat dalam keadaan sehat, pulang juga harus sama ya. Semoga kerjaan kamu di Makassar lancar dan kita bisa ketemu lagi di Bandung 1 bulan sebelum jadi suami istri"

"Iya, Zi" Kiandra menerawang ke arah langit. Ia tak menyangka dirinya sebentar lagi akan menjadi seorang suami. Namun sebelum berlangsungnya pernikahan ia masih harus menyelesaikan proyek terakhirnya bersama Kak Erik dan rekan kerja lainnya di luar daerah. Entah mengapa perjalanan dinas ini terasa lebih berat dari sebelumnya, mungkin karena ini menjadi perjalanan dinas terakhir sebelum melepas masa lajang.

****

Udah di bandung? see you soon, babe!

Teks dari Sherly menghiasi notifikasi layar handphone Ziana. Sore itu di dalam travel menuju Bandung ia dan Kiandra tak henti menebar senyum dan saling berpegangan tangan seperti tak ingin melepas satu sama lain.

"Kamu istirahat dulu sehari atau dua hari, baru boleh ketemu Sherly, ya!"

"Iya, sayangku.. gantengnya aku.. Kamu juga harusnya istirahat dulu beberapa hari, baru berangkat ke Makassar"

"Maunya sih, gitu Zi. Tapi semakin cepat selesai semakin bagus juga kan. Supaya aku bisa fokus mempersiapkan pernikahan kita, lagian supaya gak mepet waktunya"

"Iya juga sih, yang penting kamu sehat-sehat ya disana, dan jangan putus komunikasi"

"Iya, istriku yang bawel" seru Kiandra sembari menyentuh lembut hidung Ziana.

"Calon. Masih calon..." Ziana protes.

"Hm... gak mau nih, dipanggil istri? Ya udah gak akan lagi-lagi deh manggil istri" Kiandra menjahili Ziana sambil melepaskan pegangan tangannya.

FlummoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang