Kehadiran Yang Selalu Tepat

23 3 0
                                    

Ziana terkejut ketika melihat sosok Agas melambaikan tangan dari kejauhan dan mendekatinya. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang, ia pikir ini bukan kali pertama bertemu dengan laki-laki manis bermata sipit itu. Namun entah kenapa pertemuannya kali ini membuat dirinya sedikit kikuk dan malu. Spontan ia merapikan rambutnya yang jatuh terurai bergelombang.

"Hi, Zi! Apa kabar?" Agas tampak bersemangat dan mengulurkan tangannya.

"Baik, kamu?" Tanya Ziana sambil menjabat tangan Agas lembut.

"Alhamdulillah. Kamu ga ada kabar dari siang tadi, aku pikir lagi sibuk makanya ga aku hubungi lagi" Seru Agas tersenyum sambil menunduk.

"Takut Ziana lagi sibuk atau takut lagi ada Kiandra?" Tanya Raffa mengagetkan Agas. Wajahnya terlihat memerah dan menyenggol bahu sepupunya itu.

"Apaan sih, Raff. Kalopun lagi bareng Kiandra ya wajar orang dia pacarnya" Jawab Agas membela diri.

"Mustahil seorang Ziana bisa keluar malam kayak gini klo memang lagi baik-baik aja sama Kiandra. Palingan si Kian lagi menghilang lagi, iya ga??" Tanya Sherly sarkatis. Ziana hanya tersenyum tipis dan menunduk. Sherly memang paling tahu dengan hubungan Ziana dan Kiandra yang absurd itu. Alih-alih tidak mau membicarakan pihak lain, Agas langsung memesan table pada si mbak receptionist yang sedari tadi sudah tidak sabar melihat mereka berempat malah asyik mengobrol.

"Buat 4 orang ya, kalo bisa depan stage!" Seru Raffa semangat.

Mereka berempat lalu masuk kedalam bar yang masih nampak sepi, secara waktu masih menunjukkan pukul 19.00 WIB. Biasanya bar, club malam dan lain-lain baru ramai di jam-jam 22.00 WIB keatas. Karena masih sepi mereka bisa duduk tepat di depan stage live music. Bagaspati terus menyembunyikan senyum kegirangannya di balik topi yang tidak ia kunjung lepas.

"Gas, disini ga panas kok, lagian udah malem juga ga ada sinar matahari jadi kamu bisa lepas topi" Seru Sherly menggoda Agas. Rupanya Raffa dan Sherly sudah tahu bahwa sedari tadi Agas tersenyum girang dan malu.

"Hah? Hmm, iya deh!" Agas menurut sambil melepas topinya. Lalu ia melirik Ziana yang sedang memperhatikannya. Ziana tersipu malu ketika matanya bertemu dengan mata Agas dan ia melihat sederet gigi gingsul yang menambah manis senyum laki-laki blasteran Korea itu.

Ohh, Bagaspati... Manis sekali

Ziana larut dalam pesona manis Agas yang terus tersenyum kepadanya. Lagi-lagi Sherly menggoda mereka berdua.

"Ekhm, yang saling tatap... Berasa disini ga ada orang kali ya?" Seru Sherly sambil menyenggol lengan Ziana. Agas yang sadar bahwa dirinya sedang disindir Sherly langsung gelagapan salah tingkah. Diambilnya rokok yang belum dinyalakan itu lalu ia hisap.

"Hei... Kamu mau ngerokok gaib ya Gas, belum dinyalain tuh, rokok!" Raffa menggeleng kepala sambil menyodorkan korek gas ke arah rokok Agas yang sudah berada di ujung bibirnya. Semua menertawakan tingkah laki-laki Korea yang sedang kasmaran itu. Ziana ikut tertawa dan melihat sekilas pada Agas. Lagi-lagi ia larut dalam pesonanya.

Malam itu menjadi ajang temu kangen mereka, Ziana mulai terbiasa bepergian tanpa Kiandra. Kali ini memang sedang tidak ada kabar sama sekali dari kekasihnya itu. Lagi-lagi Ziana di ghosting Kiandra untuk kesekian kalinya. Dahulu jika terjadi hal seperti ini ia selalu tidak tenang hati dan pikiran. Antara mau menghubungi duluan atau tidak adalah pilihan yang sulit. Disatu sisi ada rasa gengsi, di sisi lain ia tidak mau menyuapi ego Kiandra yang sedang memuncak.

Hingga saat ini Ziana masih selalu bingung apa yang dilakukan Kiandra ketika ia sedang tidak menghubunginya berhari-hari. Kehadiran Agas yang selalu tepat dengan kondisi Ziana seperti saat ini bukan hanya sekali dua kali saja. Kekosongan dan kehampaan hari demi hari Ziana tanpa adanya kabar dari Kiandra justru menjadi berwarna dengan kehadiran Agas.

FlummoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang