Aroma kuah udang dari tekwan yang dibuat Kak Dini semerbak mengisi seluruh ruangan pagi itu. Kiandra menarik napas dalam-dalam seraya menikmati wangi makanan kegemarannya sambil bersiul dan
membenarkan kerah baju seragam kerjanya."Ga libur Kian?" tanya Kak Dini sambil menyodorkan semangkuk tekwan panas.
"Ngga kak, hari ini sengaja ambil lembur biar besok bisa cuti 2 hari hehehe"
"Tumben ambil cuti boy!" Kak Erik menepuk pundak sang adik seraya menggodanya.
"Mau hiking kak"
"Bareng siapa? gak ajak-ajak!"
"Ziana dong! Percuma ngajak juga kak Erik ga akan doyan hiking, apalagi di gunung ga ada club hahaha" Kiandra balik mengejek kakaknya.
"Wait, Ziana??"
"Hmmmm"
Kak Erik masih tak menyangka dengan jawaban Kiandra. Pantas saja sudah beberapa hari ini adiknya itu terlihat kembali ceria dan bersemangat dalam bekerja.
"Kemarin lusa lah, sssllruuppp.. lupa Kian yang penting sekarang udah balik lagi" seru Kiandra sambil menyeruput kuah tekwannya.
"Kemarin lusa??" Kak Erik tambah bingung.
"Iya... kakak mau tanya kan kapan atau kenapa bisa balik lagi?? makanya Kian jawab aja dulu sebelum kakak memborbardir dengan seribu pertanyaan lainnya"
"Hmmmm kamu ini! Dah ah duluan ya, kakak mau ke venue ada janji temu sama client"
Kiandra hanya melirik sebentar ke arah Kak Erik dan kembali menikmati tekwan kesukaannya sembari mengangguk-anggukan kepala mengikuti musik yang sedang di putar iparnya itu.
****
Riza yang sedari tadi sibuk jadi pegawai Kecamatan alias chattingan ketak-ketik di handphonenya seketika menoleh ke arah Ziana dengan wajah keheranan.
"Apaan, sih?? Risih tau diliatin kayak gitu!" Ziana melempar bantal sofa ke arah Riza yang terlonjak kaget.
"Aduh! Ateu yang apaan maen lempar-lempar?!" Kali ini Riza tak mau kalah lalu membalas dengan melempar kembali bantal ke arah Ziana.
"E..e...eh.. Kenapa ini??" Pap Darwan terbangun dari tidur siangnya.
"Ini si Ateu tiba-tiba lempar bantal Kek, padahal Riza cuma nengok sebentar doang ke arah Ateu...."
"Habisnya risih kamu nengok bukan cuma sekali tapi diulang-ulang"
"Ehh... Udah-udah malu didengar tetangga!"
"Kek, Riza tuh cuma lagi heran aja liat Ateu cengengesan padahal ga lagi ngapa-ngapain lho!"
Memang sedari pagi Pap Darwan ikut bingung melihat tingkah Ziana, hanya saja tidak terlalu menghiraukannya.
"Lah, aku mau cengengesan,koprol, ketawa ketiwi ya gimana aku aja. Lagian...."
Drrttt...drrttt...drrttt...drrttt
Bagaspati. Namanya tertera di layar handphone Ziana.
Agas...
Aduh, kenapa tiba-tiba jadi deg-degan gini ya? Apa karena aku belum jujur soal Kiandra?Ziana terdiam cukup lama sembari berfikir. Alih-alih mengangkat telepon dari Agas ia hanya memandang layar handphonenya, meringis meski tidak terasa ada yang sakit dari anggota tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flummox
FanfictionKetika kamu ingin menangkap 2 kelinci sekaligus, maka sampai kapanpun kamu tidak akan pernah mendapatkan keduanya. Kalimat itu terus terngiang dalam pikiran Artapela Ziana, perempuan berusia 25 tahun yang mandiri, baik hati, tangguh, namun naif dan...