Dunia. 2

36 19 8
                                    

=∆=∆=

Sudah sekitar tiga hari setelah peristiwa perterunganku dengan empat monster menyeramkan itu. Dan sudah satu minggu lebih pula makhluk aneh sering berkunjung. Kemarin malam bahkan makhluk-makhluk kerdil bercahaya biru dengan jumlah banyak berterbangan kesana-kemari mengacaukan seisi rumah. Baiknya itu sudah tengah malam, tidak ada seorang pun yang melihatnya. Dan pada akhirnya aku yang harus membereskan semuanya. Memusnahkan makhluk-makhluk kerdil itu dan membereskan barang-barang yang berantakan dirumah-dengan teknik telekinesis.

Bukan hanya itu, yang merepotkan adalah ketika makhluk-makhluk aneh juga berkunjung ke rumah tetanggaku ataupun ke berbagai sudut tempat tinggalku.

Dan bahkan semakin hari semakin aku melatih ini, para monster semakin bertambah banyak dan kekuatanku semakin tidak terkendali. Terkadang saat hujan tanpa sadar aku mengaktifkan tameng transparan yang membuatku menjadi pusat perhatian, karena satu-satunya yang tidak kehujanan. Atau bahkan ketika aku berfikir terlalu keras di ujian matematika, aku membuat tempat pensil, kertas ulangan dan benda lain disekitarku mengambang beberapa senti. Masih dengan beruntungnya saat itu tempat dudukku berada paling belakang, jadi tak ada yang memerhatikan.

Tetapi bayangkan saja jika kekuatan ini muncul disaat yang tidak tepat? Di Mall misalnya. Saat emosi atau pikiranku tidak terkendali dan membuat seluruh barang di Mall melayang-layang aneh menghampiriku? Mungkin tak hanya di cap aneh, aku akan dimasukkan ke kantor polisi dan dikenai sanksi atau yang lainnya.

Namun kini pikiranku sedang terfokus dengan tugas kelompok yang menumpuk di depan mata. Sekarang aku tengah berada dikediaman Anna, melakukan kerja kelompok yang sejak tadi tak kunjung tamat.

"Sebaiknya penelitian yang kita buat mengangkat tema sosial atau sains?"tanyaku.

Kelompok belajarku ini adalah yang paling pemalas. Bahkan sudah dua jam kami berkumpul di kediaman Anna, tetapi temanya saja kami belum dapat.

"Aku lebih suka sosial, lebih mudah diteliti. Karena materi tentang sosial itu sama dengan kehidupan sehari-hari kita bukan? Berbeda dengan sains yang menurutku, agak merepotkan"Anna ketua kelasku menyampaikan pendapat.

"Aku lebih memilih sains, lebih ilmiah dan logis"giliran Desi. Lalu Rose, gadis berambut pirang asli disebelahku menyetujui pendapat Desi.

Kini keputusan berada pada tanganku dan Dyta. Karena hanya kami yang belum memilih. Jika aku ditanya pendapat, aku akan adil saja. Keputusan mana yang lebih banyak di pilih itulah keputusanku.

"Gimana kalau tentang hal-hal kuno?"kami semua melirik ke arah Dyta. Apa? Sejak kapan Dyta yang bosan dengan pelajaran sejarah dan amat menjauhinya, kini tertarik untuk berdekatan dengan hal tersebut?

"Hah? Apa Dyt?"Anna memastikan.

"Hal-hal kuno. You know, seperti artefak atau semacamnya"kami semua masih termangu dengan apa yang sudah Dyta katakan.

Tapi demi menyingkat waktu, kami pilih tema yang Dyta berikan. Karena sekeras apapun kami mencoba mengganti tema, sekeras itu pula Dyta akan bersikukuh. Tiga jam berlalu dengan cepat, data yang kami dapat pertama berasal dari internet dan buku sejarah yang sengaja aku bawa. Jam rumah sudah menunjukan bahwa kini telah memasuki pukul lima sore. Kami semua berpamitan sopan dengan Anna dan kedua orang tuanya. Aku dan Desi pulang bersama menaiki sepeda motor, karena rumah kami berdua searah. Sepanjang jalan kami membicarakan hal yang kurang penting tetapi amatlah menghibur diri. Akhirnya topik kami tiba pada topik berjudulkan Dyta.

"Menerut kamu Ta, Dyta kenapa?"aku berpikir sebentar, lalu mengangkat bahu.

Desi menghembuskan nafas dan kembali menatap jalanan, terfokus pada jalanan yang sedikit becek akibat gerimis tadi. Aku hanya berpikir positif, bahwa mungkin Dyta mulai mengenal pentingnya sejarah. Dan pentingnya mengetahui hal lebih dan hal tersembunyi dari yang namanya sejarah. Sejak kecil aku suka dongeng-dongeng kuno yang sering Oma sampaikan. Atau lagu pengantar tidur yang kedengarannya sedikit aneh dan asing. Tapi itu menyenangkan, yang membuatku menyukai mata pelajaran sejarah disekolah.

LETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang