=∆=∆=
Hari mulai sore dan kami sudah sepakat saat jam sembilan nanti kami akan berlatih di Aula Senjata. Diam-diam.
Aku dan teman-temanku pergi untuk mencuci muka, ya, bersama para lelaki. Dilanjutkan dengan kegiatan masing-masing. Aku, Dyta dan Anna pergi memelajari Sansekerta kepada Mo-Ni. Desi, Rose, Drean dan Leo membantu memasak makan malam di dapur besar Kerta Mo. Ah, jangan heran. Leo bahkan lebih jago memasak daripada Rose, Anna dan Dyta.
Sementara itu Bram, Elang, Drean dan Mister Ha membantu warga memberi makan Elang Penjaga.
Waktu bergulir, waktunya makan malam bersama. Setelah beberapa hari kami menginap disini, kami menjadi lebih dekat dan mengenal warga Kerta MO. Terlebih jumlah mereka yang kira-kira berjumlah tiga puluh warga. Sebagai satu-satunya pemukiman sekaligus Ibu Kota Sanse Mo. Ini sangat sangat sangat sangat sangat sedikit!
Aku nyaris hafal semua nama mereka. Setelah ikut menghadiri makan malam kami pergi ke kamar masing-masing, membawa tas dan bersiap untuk berlatih. Benar saja, raksasa batu benar-benar muncul dari dalam tanah Aula Senjata.
Kami menggunakan kemampuan masing-masing dan sebelum memulai latihan, aku terlebih dulu membuat tameng besar untuk meredam suara apapun yang akan timbul nanti. Aku mulai ahli dalam hal menyerang dan sekarang aku memelajari teknik teleportasi.
Teman-temanku melakukan hal yang sama. Terutama Leo dengan bazoka-nya, ia menembak dari arah gazebo tanpa meleset. Dyta lebih keren lagi. Aku baru tau bahwa Elbonia memiliki pasukan. Dyta mengeluarkan cambuknya sembari memerintahkan Elbonia beserta pasukannya untuk membantu menyerang. Leo, Drean dan Bram berada dikubu pertahanan dan menyerang dari jauh. Sementara aku dan yang lain dari jarak dekat.
Tak tanggung-tanggung, selain sangat kuat dan gagah, para raksasa itu juga berjumlah lebih dari sepuluh. Bahkan mereka bisa berpecah dan menjadi beberapa bagian.
"DYTA ARAH JAM EMPAT"
CTARR!! GUARGHHGG!!!
Suara hantaman Birawa dengan raksasa batu sangat kencang hingga kurasa akan memecahkan gendang telingaku.
Hampir pukul sepuluh malam. Sedikit lagi kami menang!
"LEO LETA TEMBAK! BRAM PERBESAR TEMBAKAN MEREKA!!"
Aku mengangguk mantap dan segera menembakkan energi dan menggabungkan dengan roket milik Leo. Bram memutar senapan dan menekan tombol biru.
BUARGH GUARGH ZUARR!!
=∆=∆=
Latihan hari pertama selesai.
Akhirnya!! Kami bersorak kembali. Hari pertama kami latihan berjalan lancar. Meski kami semua menderita banyak luka, kehabisan energi, tapi demi kembali ke Bumi, no pain no gain!
Sebelum matahari keluar dari celahnya, kami buru-buru kembali. Tetapi entah mengapa kini kami merasa tersesat. Jalan yang kami lalui seharusnya terang oleh bunga bercahaya milikku, tetapi ini sangat suram.
Keadaan kami sedang sangat drop, jadi kami tidak terlalu memerhatikan sekitar untuk sadar ada sesuatu yang datang.
Hhhhh
"Ah! Apa itu tadi?"risau Elang.
Dyta mengawasi sekitar dengan tajam. Ia menyuruh kami segera berjongkok dan tidak membuat suara apapun.
"Elbonia"
Aku menoleh ke arah Dyta yang memejamkan matanya. Kurasa ia sedang meminta bantuan Elbonia.
Dua menit, kami masih dalam posisi yang sama. Beberapa dari kami mulai mengeluh. Sudahlah badan kami serasa remuk, harus berjongkok seperti ini pula. Berbeda dengan Dyta yang tetap tegar dan mengawasi sekeliling.

KAMU SEDANG MEMBACA
LETA
Fantasi=∆=∆= LETA yang menemukan kembali fakta tentang kekuatan kecilnya tiba-tiba melakukan petualangan ke dunia lain. Bersama guru baru sekolahnya dan teman-temannya, mereka akan menemukan jalan pulang kembali ke bumi! =∆=∆= Namaku Leta, atau Arthaleta l...