Dunia. 25

7 2 5
                                    

=∆=∆=

Aku, tidak. Kami semua sekarang tertunduk lesu. Tidak ada lagi ketertarikan yang mampu memicu hasrat satu pun dari kami. Dan lagi-lagi Desi bersandar dibahuku, malas. Sudah sekitar lima jam kami berkendara, tapi masih belum ada tanda-tanda kami akan keluar dari Danau Es Sihir ini.

"Haduh, kita mengambil jalan yang benar kan Mister?"tanya Anna sembari bermain ular tangga.

"Giliranmu Lang"ucapnya lagi dengan nada malas. Elang memangguk dan memutar dadunya.

Tiga.

Dan ini kemenangannya yang ke enam. Setelahnya ia menutup case handphone-nya dan menatap Mister Ha kesal. Bahkan kini Drean yang menyetir, ia sudah dua kali berganti giliran dengan Bram.

"Tidak ada detail tentang Danau ini dipeta, tetapi menurut Mister, ya!"

Kami mengeluh serempak. Aku sudah amat sangat sangat sangat super bosan!

Beberapa jam yang lalu, Mister Ha sudah menceritakan bagaimana ia bisa kabur dari kepungan yang melanda Kerta Mo. Beliau mengatakan kalau saat pertempuran itu terjadi, tiba-tiba saja para tentara itu bergetar kalap, seolah ada yang merusak inti kekuatan mereka. Pada saat itulah Yeye meminta Mister Ha memanfaatkan keadaan dengan kabur dari sana dibantu oleh Elang Penjaga.

Mister Ha sempat menolak, tetapi ketika para tentara kembali stabil ia memutuskan mematuhi Yeye. Mister Ha sempat melihat cahaya hijau meledak dari tubuh Yeye dan pohon-pohon serta tetumbuhan disekitar Kerta Mo ikut bercahaya. Tabir besar mengurung dan memusnahkan tentara Putra Mahkota.

Ledakan itu juga yang membuatnya terpisah dengan Elang Penjaga hingga harus berjalan menyusuri hutan Sanse Mo hingga bertemu dengan kami.

Aku sempat menanyakan mengapa kami tidak mendengar atau melihat ledakan tersebut, lalu Mister Ha menjawab.

"Yeye menggunakan sisa energinya untuk tidak membiarkan efeknya menyebar. Terutama jika kamu yang mengetahuinya Ta, kamu pasti akan membangkang dan kembali ke Kerta Mo"

Dan setelah mendengar hal tersebut kami tertunduk lesuh. Terutama aku, aku merasa sangat bersalah, merasa menjadi beban dalam tim ini.

"Omong-omong, kalian belum tidur sama sekali bukan?"Mister Ha merapihkan peta peninggalan Yeye.

"Tapi Mister, Bram dan Drean lebih membutuhkan istirahat daripada kami"Anna bersuara.

Kami semua mengangguk. Setidaknya Bram, Drean dan Mister sendiri sudah bekerja keras untuk ini itu.

"Ya, biar aku yang menyetir"Leo mengajukan diri, tetapi segera Dyta dan Anna tahan.

Oup, itu memang agak buruk. Leo pandai mengendalikan dapur, tapi tidak dengan kendaraan.

"Kami masih sayang nyawa Leo, biar Dyta yang menyetir"kini Anna menyetujui pengajuan Dyta beberapa saat lalu.

"Tapi bukankah tadi—"

BUARGH! BOOM!!

"DREAN AWAS"

Permukaan es bergetar hebat. Drean dengan cekatan membanting stir sambil terus menginjak rem. Dengan bunyi ckit yang memekakan telinga. Van ini berhenti tepat waktu. Aku segera melihat keluar jendela dan sebuah pemandangan luar biasa terpampang.

"Apa itu Mister?!"

Tepat beberapa puluh meter dihadapan kami sebuah cahaya ungu meledak keatas dengan besarnya. Kilatan-kilatan petir juga mengelilinginya. Tanganku terkepal kuat, apa ini tanda kedatangan Putra Mahkota itu?

"AWAS ES-NYA AKAN RETAK"

Aku sontak melirik permukaan es didepan. Dan benar saja, retakan-retakan besar muncul dan sedang menuju ke arah kami. Saat dilanda rasa takut ini Mister Ha berteriak memeringati agar kami tidak berpisah dan tetap berada dimobil.

LETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang