=∆=∆=
LETA DIATASMU!!
GRAGG!
KRAK
—
Semua akan berakhir hari ini juga
Bersiaplah
—
TIDAAAKK!!
=∆=∆=
“Jangan!!”
Seisi kamar magenta itu lengang. Mimpi buruk itu bagaikan hantu yang selalu meneror dan membahayakan manusia. Peluh sudah tak memakai komando bercucuran liar disekujur tubuh, bahkan penglihatan semakin tajam dan waspada. Kabar buruk datang, ia sering mengalaminya akhir-akhir ini. Mimpi datang dan pergi sesuka hatinya, namun setiap mimpi yang ia alami selalu akan menjadi nyata. Bagaikan ramalan tersembunyi, ia harus berhati-hati.
=∆=∆=
Pagi menyongsong hari, kami berlima sudah berada di teras rumah, menghirup udara perumahan untuk salam perpisahan. Dan akan segera berangkat menuju area sekolah, kemudian kembali beranjak langsung menuju area perkemahan. Aku sudah menyiapkan seribu kesiapan dan tidak mungkin ada yang akan tertinggal, aku jamin.
Perkenalkan, aku Leta dan aku sangat bersemangat sekarang!
Rambutku sudah aku tata rapi dengan bando kain magenta melekat indah. Setelanku sederhana, dengan kemeja lengan pendek berwarna putih bersih dan rok haigh waist berwarna magenta sedikit diatas lutut. Set kaus kaki hitam panjang melebihi lutut dan sepatu boot sampai atas mata kaki berwarna putih berpadu merah muda. Dan yang paling penting adalah kalungku beserta tas punggung ala anggota pramuka kebanyakan-dimana harta bawaanku tersimpan rapi.
“Bagaimana persiapan kalian?”Anna bertanya. Kami semua mengangguk mantap, meyakinkan tak ada satu pun yang terlewatkan.
Bicara tentang persiapan, teman-temanku sudah memilih setelan yang luarbiasa, terutama Anna. Ia adalah anggota inti organisasi Pramuka di Sekolahku, juga seorang sekretaris OSIS. Dengan begitu seragam Pramuka lengkap dengan atribut dan jas OSIS sudah tertata rapi dengan postur tubuhnya yang tegap.
Berbeda dengan Desi yang memilih pakaian elegan dengan blazer cream, kaus coklat muda tipis dan celana panjang simpel. Dengan rambutnya yang diikat berani, Desi nampak sangat cantik.
Sementara Dyta dan Rose lebih imut lagi. Dyta memakai sweater merah manis dan celana jeans panjang, rambutnya yang dikepang dua tertata rapi. Dan Rose berpenampilan feminim dengan dress selutut berwarna putih bersih dan tambahan bando di sela rambutnya.
Tapi mari kita kembali kepada cerita asli.
Kami segera berpamitan kepada Mama, mulanya beliau nampak berat hati dan menggeleng. Namun hanya tinggal menghitung detik kami harus segera pergi, tepatnya aku harus segera pergi. Mama hanya terlalu berlebihan, toh aku akan baik-baik saja dan segera pulang beberapa hari nanti.
Kami berangkat dengan Papa yang mengantar, menggunakan mobil keluarga. Melaju cepat menembus gerimis diluar, Papa menyempatkan diri untuk bertanya.
“Memang dimana lokasi perkemahannya, Ta? Kalau dekat siapa tahu Papa bisa kesana, kamu tahu kan Mama seperti apa jika sudah khawatir?”aku mengangguk faham, Mama memang selalu begitu.
“Agak jauh Pa, ada di kawasan hutan pemberdayaan alam di perbatasan kota. Papa akan susah berkunjung walau sempat, mungkin memakan waktu”Papa mengangguk paham, Anna juga menambahkan beberapa informasi mengenai perkemahan kami.
Aku merasakan hal janggal sebenarnya. Sejak awal pengumuman mengenai acara kemah ini, mengapa rasanya seakan hal ini menjadi topik utama sekarang? Setiap jam dan menit seakan semua hal berporos pada perkemahan ini. Memangnya ada yang salah dengan aku menngikuti acara ini? Apakah hal itu sangat penting sehingga semua orang selalu bertanya-tanya mengenai ini?
Sudahlah, abaikan saja. Karena pada akhirnya aku mengetahui alasan semua itu. Namun aku telat menyadarinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LETA
Fantasy=∆=∆= LETA yang menemukan kembali fakta tentang kekuatan kecilnya tiba-tiba melakukan petualangan ke dunia lain. Bersama guru baru sekolahnya dan teman-temannya, mereka akan menemukan jalan pulang kembali ke bumi! =∆=∆= Namaku Leta, atau Arthaleta l...