Dunia. 15

23 16 5
                                    

=∆=∆=

Tak hanya itu, aku menyadari bagaimana cara kami keluar dari ruangan tadi pun sangat luar biasa. Aku pikir, aku akan disuguhkan pemandangan indah dan langit cerah. Namun nyatanya ketika aku melangkah keluar dari pintu, kami masih harus berjalan terus dengan sedikit menanjak. Sekeliling kami adalah tanah, atas dan bawah kami adalah tembok tanah kokoh berwarna kekuningan, dindingnya pun sama, namun dihiasi gambar dan motif-motif cantik yang aku kenali sebagai batik didunia kami.

Setelahnya barulah kami menemukan sebuah trapdor kayu kecil dan keluar dari bawah tanah! Aku merasa berada disebuah lorong bermain ditaman tempat aku sering bermain dulu.

Dan ketika aku keluar, benar saja, ini bukan hanya sangat indah, tapi spectaculer!

Kerta Mo yang Dyta ceritakan itu seperti perkampungan kecil dengan rumah-rumah yang pembangunannya ber-kamuflase dengan lingkungan sekitarnya. Apa yang kita sebut atap ketika masih berada didalam rumah adalah bukit kecil jika sudah kita lihat dari luar. Banyak rerumputan dan bunga indah yang tumbuh diatasnya. Sekitar kaki bukit kecil atau atapnya dikelilingi pagar kayu yang nampak semakin alami dengan tanaman merambatnya.

Jalan dari satu rumah ke rumah yang lain dituntun oleh bebatuan cantik halus yang membuat sebuah jalan setapak. Aku melihat-lihat ke area lain. Mataku lalu menangkap bayangan burung besar bersurai emas. Ah, itu elang-elang penjaga yang kemarin malam! Ternyata mereka tinggal disini, dengan tempat yang juga indah. Kandang mereka tidak seumum kandang hewan didunia kami.

Kandang mereka sama seperti rumah-rumah disini, berada dibawah tanah dan sangat sejuk nampaknya. Pintu kandang mereka terbuat dari akar-akar gantung pohon diatasnya, terlihat sederhana namun akar-akar ini nampaknya hanya bisa dibuka oleh kekuatan sihir saja.

Melihat ke arah lain, aku menemukan bahwa setiap kami pindah dari satu pemukiman ke pemukiman lain atau dari satu area ke area lain, makan jalan setapak yang kami lalui berubah menjadi lebih teduh dan teduh. pepohonan yang tumbuh menyelubungi area perkampungan lebih banyak dibanding di tempat pemukiman. Mungkin ini semacam lorong atau terowongan didunia kami, bedanya yang satu ini terbuat dari kumpulan pohon-pohon lebat dan tinggi, bukan campuran cement atau batu bata.

"Omong-omong, bukannya di Kerta Mo ini tidak ada pemandian umum? Jadi dimana kita akan bersih-bersih?"tanya Desi yang tangannya terus menerus menyentuh setiap batang pohon atau dedaunan dari tanaman kecil yang kami lewati.

Aku mengernyit sambil menatap Desi. Selama tiga hari ini kalian benar-benar menungguku siuman? Kalian tidak menyempatkan diri untuk mandi atau semacamnya, begitu?

Desi yang menyadari tatapanku terkekeh dan mengangguk lemah, ia menjawab cepat apa yang aku pikirkan.

Anna menepuk dadanya bangga, "Tenang saja, aku, Anna, telah menanyakan ini pada Mister Tampan. Ia berkata bahwa sekitar setelah melalui dua pemukiman kecil dan satu perkebunan maka kita akan sampai di danau yang menyerupai pemandian air panas, biasanya para penduduk akan datang kesini bila ada upacara penting. Dan lalu mereka akan mandi dan membersihkan diri disana!"

Selain pemberi julukan yang handal, seperti Danau Es Sihir dan Mister Tampan, Anna juga handal menggali informasi.

Aku mengkuti Desi, mulai menyentuh perlahan salah satu batang tanaman didekatku. Tapi baru saat aku mengulurkan tanganku dari dalam selimut, cahaya kerlap kerlip aneh keluar dari tanganku, menuju tanaman tadi.

Lantas aku menarik kembali tanganku dan menatap waspada.

"Ada apa Ta?"tanya Rose yang melihat gelagatku.

"Barusan, aku mau mencoba menyentuh batang ini, tetapi ada kerlap kerlip aneh muncul"Anna bergegas mendekat, akhir-akhir ini dia mulai terbiasa dan menjadi antusias dengan hal seperti ini.

LETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang