Dunia. 8

19 15 6
                                    

=∆=∆=

Posisiku siap, mengumpulkan kekuatan aku kembali menembakkan energi kuat ke arah monster itu bertubi-tubi. Bukannya melawan dan menyerang balik, monster itu malah membuka tangannya lebar, menyambut seranganku. Aku terperangah, sadar dengan apa yang terjadi. Monster itu ternyata bisa menyerap seranganku dan menjadikannya bahan bakar ditubuhnya. Mengolahnya semula menjadi kekuatan dan menembakkan balik.

Cekatan aku berlari dan melompat kesana kemari menghindari serangan, cermat aku menembakkan energi namun bukan menuju tubuh kekarnya. Tetapi menuju tanah yang ia pijak. Perkiraanku beratnya yang mungkin ratusan ton itu lebih dari cukup untuk membuat retakan-retakan yang tersusun di pijakannya runtuh dan menguburnya hidup-hidup.

Tanganku terkepal kuat, aku menggunakan teknik pukulan yang sedari tadi aku tahan sebagai serangan pamungkas. Suara berdebam dan gemuruh membuncah di langit-langit area perkemahan ini. Angin menghantam sekitar area kencang, membawa beberapa serpih tanah dan dedaunan rumput liar.

Yes!!

Aku berseru riang setelahnya, Dyta dan teman-teman menyusul kemudian berlari ke arahku. Mister Ha dengan tampangnya yang sulit aku artikan pun datang, ikut berkerumun mengucapkan rasa gembira dan rasa bingung masing-masing. Tapi sorak-sorai itu tidak bertahan lama hingga suara tawa memecahnya.

“Wah wah wah, kau cukup hebat nak. Tetapi masih belum cukup untuk melawan pasukan terbaikku”aku mengernyit tidak paham, kata-kata aneh darimana yang sudah pria jangkung berpakaian mewah itu katakan?

“Anak buahku tidak mungkin dikalahkan dengan trik aneh ini, gadis kecil. Lihatlah”bersamaan dengan jentikan jarinya, tanah pijakan kami bergetar hebat. Seakan sesuatu dengan kekuatan besar telah menggoncangnya paksa.

Dan benar saja, monster tadi menyeruak dan melompat kasar dari dalam tanah, iris matanya berkilat tajam. Jantungku berdegup kencang, inilah makna dari pesan-pesan tersirat beberapa waktu lalu. Kekhawatiran yang berlebihan Mama, kewaspadaan Papa dan ritme jantung kami yang tidak bisa santai. Mereka telah datang, mengancam dan menggertak kasar.

Musuh pertama datang dengan terang-terangan, membawa berita buruk.

=∆=∆=

Kakiku mulai bergetar, peluh menyapu seluruh tubuhku merata. Luka dan tampilan kusut sudah tak dapat berpaling dariku, tenagaku bahkan sudah hampir habis. Dari dalam hutan, sekitar lima atau enam monster besar yang sama muncul, berdiri kokoh dibelakang pria jangkung itu. Yang tanpa aku sadari ternyata ia melayang-layang dengan bebas di udara.

Teman-temanku berangsut takut, bersembunyi dan mengucapkan kalimat memohon keselamatan. Sementara para anggota pria tetap berusaha memunculkan keberanian dengan berdiri didepan bersama Mister Ha.

“Tubuhmu sudah kacau balau, itulah yang aku mau. Kau bahkan belum sepenuhnya mengendalikan kekuatan itu, tapi sudah sok jago hendak melawan tentaraku ini. Tidak berguna”

Mulutku terkatup, kembali memasang posisi kokoh dan kuda-kuda yang cukup kuat. Semua warga sudah pergi, jadi tidak apa-apa jika aku kembali memorak-porandakan tempat ini.

Pria itu tersenyum, kemudian melayang cepat ke arahku. Kini dia sudah tepat berada didepanku, berdiri tegap di atas lambayan rerumputan hijau, nampak sangat gagah dan memesona. Ia berjalan santai menghampiri, sementara aku diselimuti perasaan was-was dan takut jika ia menyerang tiba-tiba.

Pria itu berhenti, “Jangan takut”ucapnya.

Ia menatapku tajam, seolah sedang menerawang jauh kedalam diriku dan melihat sesuatu disana. Ia lalu mendekatkan wajahnya, menyejajarkan mulutnya dengan telingaku dan berbisik.

“Aku hanya ingin, menguji kalian”mataku berdetak tajam.

Apa?!

Dan seketika enam monster itu menghilang dan muncul kembali mengepung kami. Sudah terlambat untukku membuat tameng saat keenam monster itu memukulkan tangan mereka ke arah kami semua. Aku terpelanting jauh, menabrak dan tergusur di tanah bebatuan kasar.

LETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang