=∆=∆=
Didepan kami sudah ada kurang lebih seratus pasukan menyeramkan yang melayang. Juga dua sosok lainnya, yang satu bertelanjang kaki dengan gelang kaki bermutiara kecil yang bergemerincing dengan kesiur angin. Gadis itulah yang meneriaki dan menantang kami tadi, rambutnya berwarna hitam dengan beberapa helai berwarna merah muda dengan kilau putih.
Dan yang lain yang memanggilnya ‘Yang Mulia’ tengah melayang dibelakangnya dengan tangan yang disatukan, aliran energi mengalir diantara jarinya. Ia seorang gadis cantik dengan tinggi semampai, namun jubah yang ia pakai dan wajahnya yang memiliki bekas luka menyeramkan itu tidak menandakan ia gadis lemah.
“Kau, kau sudah memermalukan kakakku! Membuatnya dimarahi oleh Ayah Kekaisaran! Dan nyaris melepaskan tahtanya!! KAU KETERLALUAN! KEMARI KAU!!”
Gadis itu melesat maju dan mengarahkan telapak tangannya. Aku mulanya mengerenyit, bagaimana ia bisa melawan kami hanya dengan telapak tangan? Kemana tembakan supernya tadi? Tapi demi merasakan pukulan kekuatan yang besar dari telapak tangannya yang halus, aku segera menarik elangku menjauh.
Ia mengenai udara kosong, namun tak berhenti dan kembali menyerangku.
Hei, aku bahkan tidak tahu siapa kamu dan bahkan kamu sudah ingin membunuhku?!Tak sempat menghindar, aku menyilangkan tangan dan tameng berbentuk bola transparan muncul dengan begitu kokohnya. Pukulan telapak tangannya menghantam dinding tameng kencang.
Teman-temanku menggigit bibir mereka ngilu, apa ia tidak kesakitan?“Argh! Jangan menghindar lemah!!” ia pantang menyerah, hingga mengarahkan pukulannya lagi. Dan kali ini tamengku hancur, dengan dentuman yang amat keras.
Bugh!!
Aku hanya bisa memekik sembari mencengkram erat surai emas leher elangku. Kuat! Ternyata pukulan telapak tangan itu bahkan lebih kuat dari tinju berdentum milikku, mungkin dua kali lipat! Tapi bagaimana hanya dengan menggunakan telapak tangan saja?
“Lemah! Aku tidak percaya kaulah yang memermalukan kakakku!” keluh gadis itu. Gelang kakinya bergemerincing dengan lembut, tapi sikapnya sama sekali tidak lembut.
“Yang Mulia, Leta tidak melakukan apapun!” Mister Ha membela.
Gadis itu akhirnya menoleh dan menatap sangar ke arah teman-temanku.
“Kau, diamlah! Kau juga, pengikutnya?! Kau, kau, DASAR P–“
“Yang Mulai tenanglah!” orang dibelakangnya tiba-tiba maju dan mencengkram erat lengan gadis itu yang hampir hendak mengirim pukulan telapak tangannya.
“BERANINYA KAU!!” gadis itu kembali membentak dan kesiur angin kencang keluar dari dirinya.
“Apa dia sedang datang bulan? Sensian sekali..”
Kami semua, tak terkecuali pasukan dan dua orang asing itu serempak memelototi Elang.
“Kau, kalian, ARGH! SERANG MEREKA SEMUA!!”
Dalam sekali perintah para pasukan yang mulanya hanya memasang kuda-kuda kini sudah memasang alat perang mereka. Tak mau kalah aku kembali mendekat dan menembakkan tinju berdentum. Mister Ha membuat array dan memerangkap lalu menggosongkan yang lainnya. Sementara seperti rencana, teman-temanku menembakkan bom buatan ke arah mereka, hingga langit malam ini dipenuhi goncangan dan suara gemuruh yang hebat.
Tak berhenti sampai di sana, gadis bergelang kaki itu kembali maju dengan cahaya di telapak tangannya. Membuat tameng akan percuma, maka aku akan meniru teknik yang ia lakukan.
Aku melakukan hal yang sama saat aku membuat tinju berdentum, mengalirkan energi ke telapak tangan dan mengokohkan persendian tanganku.
“PERGILAH KAU!!” teriaknya marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LETA
Fantasy=∆=∆= LETA yang menemukan kembali fakta tentang kekuatan kecilnya tiba-tiba melakukan petualangan ke dunia lain. Bersama guru baru sekolahnya dan teman-temannya, mereka akan menemukan jalan pulang kembali ke bumi! =∆=∆= Namaku Leta, atau Arthaleta l...