Cermin di hadapanku ini begitu jujur. Pantulan di seberang sana adalah diriku yang sejak dulu tak pernah begitu kutatap seserius ini. Biasanya hanya selintas saja.
Kali ini tentu saja beda, karena ada yang kontras. Senyum di wajah dewasa. Senyum kekanakan. Yang mencuat begitu saja dari dalam hati.
Aku sedang bahagia tetapi pada saat yang sama juga dilanda keresahan. Bahagia karena berjumpa my sweet angel. Ya, aku namakan dia sweet angel. Walau aku tahu malaikat tak punya nafsu, julukan itu kurasa pantas kusematkan padanya. Rasanya kemarin itu dia seperti turun dari langit dengan sayap yang mengepak dan senyum manis yang mengganggu.
Aku resah karena banyak hal. Pertama, adalah kemustahilan bagiku untuk menyimpan rasa suka dan hasrat cinta padanya. Rentang usia antara kami terlalu jauh. Tahun ini aku telah berusia 35 tahun dan kutebak ia baru 22.
Kedua, ini adalah permainan ilusi terhebat yang meluber keluar dari alur cerita khayalku ke dunia nyata. Hanya aku yang merasakan, sementara dia sedikitpun tidak tahu apa yang sedang terjadi. Aku yakin dia tidak merasa apa yang sedang kurasa.
Ketiga, aku merasa takut dengan segala kebetulan ini. Aku sangat tidak ingin apa yang kutuliskan dalam novelku itu menjadi kenyataan, seperti misalnya kecelakaan motor. Oh, ya ampun! Bahkan motornya pun sama seperti yang kutuliskan.
Hhh...kudesahkan segala galauku ini. Namun bayangan di seberang sana itu tidak mampu menyembunyikan kilau mata cerah yang memancar dengan sendirinya.
Okay. Kupejam mata sesaat sebelum aku beranjak pergi dari cermin itu. Tatapan kuarahkan ke luar jendela, pada hijaunya daun-daun di sana. Kuhela napas dan berpijak kembali pada kenyataaan. Aku di sini. Di kamarku sendiri. Di rumahku sendiri yang sudah kumiliki sejak sepuluh tahun yang lalu.
Aku memang tinggal sendiri karena memang aku masih single hingga kini. Memiliki rumah ini pun adalah juga saran dari bu Raudah. Ibu pengasuh di panti asuhan tempatku dibesarkan. Aku memang yatim piatu. Aku tak pernah mengenal dan mengetahui siapa ayah bundaku.
Bu Raudah membesarkan aku dengan sebaik-baiknya. Ia juga yang memberitahu ibu pemilik yayasan untuk memberiku beasiswa hingga aku kuliah karena ia merasa aku memiliki kemampuan di bidang akademis lebih baik dari saudara-saudaraku yang lain di panti.
Aku lulus dengan prestasi cum laude yang tidak hanya membuat seisi panti bangga, tapi juga teman-teman seangkatan bahkan rekan-rekan satu jurusan karena aku jadi peraih cum laude pertama di jurusanku.
Setelah itu aku melamar menjadi guru dan bertahan dengan profesi ini hingga kini.
Bagaimana dengan kehidupan cintaku ? Aku pernah jatuh cinta, berhubungan serius dengan seorang pria. Dia anak ibu ketua yayasan. Saat itu aku diminta oleh ibunya untuk membantu dia menyelesaikan skripsinya.
Skripsi selesai, begitu juga kisah cintaku. Selesai juga, bahkan diakhiri dengan pernikahannya dengan gadis lain. Tentu torehan luka ini begitu dalam. Sudahlah terasa perih akibat dimanfaatkan hanya untuk kemulusan skripsi, diselingkuhi pula. Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga pula.
Setelah itu, aku selalu merasa trauma bila sudah menyerempet soal cinta. Ketakutanku begitu besar. Jadi aku membangun zona nyamanku sendiri. Terlalu nyaman dan aman hingga kemarin, saat sweet angel itu datang dan membuatku resah.
Kulirik jam dinding, lima belas menit lagi aku harus sudah tiba di panti untuk membantu anak-anak menyelesaikan tugas-tugas dari sekolah mereka. Sudah rutinitasku datang ke sana setiap sore. Rumahku hanya berbeda satu gang saja dari rumah panti asuhan itu. Cukup berjalan kaki sekalian menyapa para tetangga yang kebetulan sedang bersantai atau berkebun di halaman mereka.
Ah, semoga esok keadaan jadi lebih baik dan aku tak berbuat konyol seolah remaja puber 14 tahun yang sedang dilanda cinta monyet.
Memalukan sekali pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Justivia
RomanceKatakanlah aku harus move on dari segala kekusutan ini... Maka akan kukatakan " Andai dapat mengulang waktu, aku tak ingin mengenalmu, Justin. " Kenyataan adalah sebuah lukisan besar yang kadang tak dapat dimengerti alirannya. Kadang sebuah sketsa h...