3

2.4K 267 11
                                    

Sudah 2 tahun kepergian Ara di hidup Chika. Ara benar-benar memenuhi janjinya pada Pradipta. Dia pergi seperti hilang di telan bumi. Tanpa kabar, tanpa jejak sedikitpun. Usaha Chika untuk menemukan Ara sudah pupus. Chika hanya pasrah pada ketentuan takdir yang semoga saja bisa mengembalikan cintanya utuh.
Chika sudah lelah, semua dia usahakan untuk mencari keberadaan Ara. Tapi nihil.

Chika sering sekali menangis merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa selama bersama Ara Chika bahkan tidak tahu menahu mengenai keluarga Ara, dimana dia tinggal, dan siapa saja keluarga Ara. Bukan Chika yang tidak mau bertanya, tapi Chika yang pengertian. Chika hanya ingin mendengar langsung berdasarkan keinginan Ara sendiri yang menceritakan tanpa harus ditanyakan.

Chika tahu berita mengenai keluarga Ara dan kematian orangtuanya. Tentu saja, saat itu berita tersebut sangat menggemparkan warga kampus. Tapi jika kejadiaannya seperti ini ara pergi tanpa bercerita terlebih dahulu jadi siapa yang salah dan bodoh disini. 

Satu-satunya harapan Chika adalah bang Ari. Tapi Tetap saja nihil. Bang Ari pun tidak tahu menahu. Malam itu Ara hanya bilang  akan berhenti bekerja. Ari sempat menahan Ara tapi siapa yang bisa merubah sikap keras kepala Ara. Selama ini pun bang Ari tidak pernah menanyakan mengenai keluarga Ara jika bukan  Ara yang menceritakan nya terlebih dahulu. Bagaimanapun kelurga adalah privasi masing-masing. Setelahnya pun sama bang Ari tidak tahu kemana Ara pergi. Setidak nya itu yang Chika tau dari penuturan bang Ari.

"Kenapa Ra? Setelah semua yang sudah kita laluin. Setelah aku menyerahkan hidupku sama kamu. Dengan teganya kamu pergi tanpa mengatakan apapun? Aku salah apa Ra sama kamu?"

"Kamu hanya bertanya dan peduli sama kebahagiaanku. Apa kamu gak bahagia sama aku, makanya nya kamu pergi Ra?"

"Tolong Ra, tolong aku. Bahkan aku rapuh gak ada kamu"

Penyesalan demi penyesalan terus saja menggerogoti hati dan hidup Chika. Bagaimana pun hatinya sudah dibawa penuh oleh Ara. Mati, hampa, tak terasa. Keterpurukannya pun tidak luput dari perhatian Pradipta. Rasa bersalah dan sedih melihat putri satu-satunya itu seakan hidup dan mati ditinggal Ara. Sepenting itukan Ara di hidup Chika. Bagaimana ada cinta sebesar itu terpatri pada dua hati wanita. Tidak masuk akal tapi ini nyata adanya.

Chika bangkit dan mulai kembali menata hidupnya setelah 6 bulan kepergian Ara. Chika melanjutkan kuliah S2 nya di universitas Indonesia. Cita-cita nya bersama ara dulu setelah mereka lulus S1. Bagaimana seperti wish list mereka yang terpampang di belakang pintu kosan Ara. Bagaimana Chika menyaksikan sendiri Ara yang belajar dengan sangat keras agar mendapat beasiswa di universitas tujuan mereka. Ya tentunya mana mungkin Ara sanggup membayar kuliah sendiri.

Belajar setiap hari tanpa jeda, tidur sebentar dan bangun tengah malam untuk belajar sampai subuh.
Melihat sendiri bagaimana kerasnya usaha Ara mewujudkan mimpi nya bersama-bersama. Chika jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesona Ara. Berdiri tegap dengan kenyataan menyakitkan dan hantaman yang keras bertubi-tubi di hantam kenyataan. Tapi dengan tenang nya Ara bisa melewati itu semua dengan kesederhanaan dan apa adanya diri Ara. Tentunya kuatnya Ara karna sosok luar biasa disamping nya. Bahkan cukup hanya dengan adanya seorang yessica tamara dan bang Ari yang setia menemani dan mau di Bebani.

Tidak munafik, setelah kepergian Ara yang tanpa ada tanda-tanda untuk kembali. Dengan dukungan keluarga dan teman-temannya Chika mulai bangkit dan membuka hati untuk orang lain. Chika juga butuh seseorang yang menemani dan menjaganya dengan perhatian-perhatian yang sudah lama tidak ia rasakan kembali. Mengharapkan Ara kembali sudah Chika pendam dalam-dalam keinginan tersebut. Chika sadar untuk apa menunggu seseorang yang sudah pergi meninggalkannya tanpa pamit sedikitpun. Untuk apa menunggu seorang pengecut yang lari begitu saja dan menyia-nyiakan cinta tulusnya.

DEARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang