29

3.1K 313 107
                                    

Ara sudah sangat yakin dengan keputusannya untuk mengatakan dan jujur kepada keluarganya tentang hubungannya dengan Chika. Persetan mereka akan murka, Ara sudah tidak peduli. Dia ingin egois kali ini merebut cintanya kembali menjadi miliknya seutuhnya.

Ara sudah memikirkan ini dengan amat sangat matang. Dia sudah berkorban dan merasa tersakiti selama ini. Bahagianya hanya Chika dan dia ingin menghabiskan seluruh sisa umurnya bersama Chika.

Ara mengundang keluarganya makan malam bersama di rumah Ara malam ini Tanpa mengatakan apa alasannya. Dia sudah menyiapkan kata-kata untuk mengungkapkan hubungannya, permohonan maafnya, dan tentunya dia akan melamar Chika malam ini juga.

Ara bahkan sudah menyiapkan cincin dari awal mereka jadian. Cincin berwarna perak dengan berlian kecil yang menghiasinya. Di bagian dalam cincin ada nama Ara yang akan ia berikan pada Chika, dan nama Chika yang akan ia pakai sendiri. Ara membayangkan pasti akan terlihat cantik jika Chika yang memakainya.

Ara pasti akan mengecewakan bian dan juga Pratama, begitu juga Pradipta ayah Chika. Tapi ini hanya soal waktu, Ara serahkan semuanya pada kehendak Tuhan untuk kedepannya seperti apa. Yang penting untuk sekarang dia hanya ingin bersama Chika.

Bukan tidak tahu, bian bukan orang bodoh yang tidak tahu bahwa Chika tidak bahagia bersamanya. Jika bian bisa egois mengurung Chika dengan dalih pernikahan, maka Ara juga ingin egois dengan dalih cinta yang mereka miliki.

Ara pun tahu, Chika pasti akan memilihnya. Dilihat dari bagaimana selama ini Chika lebih mementingkan Ara dari pada bian. Dan segala rencana pernikahan mereka pun semuanya Chika yang rencanakan. Ara hanya menurut saja.

Mereka sudah berkumpul di meja makan, ada Pradipta juga disana yang diundang Ara. Bagaimana pun ayah Chika juga berhak menyaksikan nya malam ini. Terlihat berbagai makanan yang sangat mewah dan sangat menggiurkan bagi siapapun yang melihat. Jelas, Ara menyiapkan nya dengan sangat istimewa. Wanitanya akan menjadi seutuhnya miliknya malam ini.

Chika pun tidak mengetahui rencana Ara. Tapi yang Ara tahu, Chika pasti akan menerimanya.

"Papah terkejut nak, sering kamu mengajak makan malam tapi tidak pernah semewah ini. Sangat spesial kah yang ingin di sampaikan Ra?." Tanya Pratama yang mendapat senyuman dari Ara. Hatinya berdebar, sungguh ia sangat gugup saat ini.

"Sangat penting pah." Jawabnya yang kemudian melirik Chika di depannya. Ara dan Chika berhadapan. Dan ada bian di samping Chika. Pratama di ujung meja sebelah kanan dan Pradipta di ujung sebelah kiri Ara.

Chika yang di tatap Ara hanya menunduk. Entah apa yang ia rasakan, sedari datang Chika terus saja menundukan wajahnya enggan menatap Ara. Membuat Ara bingung tapi Ara tentu saja berpikir positif mungkin karena ada bian dan orangtuanya makanya Chika sedikit menjaga sikap.

"Kita makan dulu ya semua, setelah makan baru Ara akan sampaikan maksud Ara. Silahkan menikmati." Ucapnya yang kemudian memulai makan dan semua yng ada di meja makanpun mengikuti.

Pembicaraan hangat selalu saja mengiringi makan malam mereka. Membuat Ara sedikit melupakan gugupnya.

Setelah dikira semua selesai makan Pratama memulai pembicaraan serius mereka.

"Jadi, apa yang ingin kamu sampaikan nak?." Ara yang ditanya begitu pun hanya bisa diam. Gugup kembali menyertai hati dan fikirannya. Membuat semua yang ada di meja makan heran menatap Ara.

"Kenapa De?." Tanya bian yang ikut heran. Pasalnya Ara terlihat masih menyusun kata-kata yang ingin di ucapkan.

"Eh,,, emm."

"Yaudah, kayanya Ara masih bingung mau mulai dari mana pembicaraan nya. Sebelum Ara menyampaikan niatnya. Boleh bian berbicara dahulu?. Bian juga mau menyampaikan sesuatu kepada kalian semua." Ucapnya tersenyum terlihat raut bahagia disana. Membuat semua yang ada di meja makan beralih menatap bian kali ini.

DEARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang