Chika tersentak dari tidur nya. Karena merasakan ada yang aneh di bawah nya. Chika mendesah hebat masih dalam keadaan terlentang. Disela-sela desahannya dia melihat kebawah, Ara sedang asik menjilati vaginanya.
"Pagi yang." ucap Ara mendongak ketika sadar Chika sudah bangun.
"Pagi sayang." jawab Chika tersenyum. Ara kembali bermain di bawah sana. Chika kembali merasakan hal hebat disana.
"Masuk kerja jam berapa?." Tanya Ara kembali di sela kegiatan paginya.
"Jam 10." ucap Chika berat dengan tangan masih meremas sprei.
"Oke, sekali aja ya." Lagi-lagi Ara melanjutkan kegiatan bermainnya di pagi hari. Membuat Chika gila tak tertahankan. Cara membangunkan pasangan di pagi hari yang sangat berbeda dari yang lain. Ara gila memang. Tapi Chika suka morning sex seperti ini.
Jam 7 pagi kegiatan mereka selesai. Ara harus segera pergi ke kantornya sedangkan Chika harus siap-siap bekerja ke rumah sakit.
Bian masih sehari lagi di luar kota. Artinya Chika masih punya malam ini untuk tidur bersama Ara. Setelah drama pekerjaan hari ini yang melelahkan. Ara dan Chika sedang makan malam bersama di rumah Ara.
"Ra, abis ini aku mau ngomong sama kamu ya." ucap Chika di sela makan malam mereka.
"Tentang?"
"Kamu". Ara menatap Chika heran. Tapi setelahnya dia hanya mengangguk.
Setelah makan, Ara membawa Chika ke teras belakang rumahnya. Berharap pembicaraan nya dengan Chika bisa rileks. Ara tahu pasti Chika ingin berbicara serius padanya tanpa harus Ara tanya.
"Jadi apa?." tanya Ara pada Chika di sebelahnya yang sedang memainkan jemari Ara.
"Kamu kenapa masih stuck di aku?." Tanya chika membuat Ara bingung.
"Kamu mau aku sama yang lain?."
"Haruskah aku relakan kamu sama yang lain?." Chika mengalihkan pandangannya menatap Ara.
"layaknya kamu relakan aku sama bian yang". Ara semakin bingung di buat Chika.
"Aku udah pernah pergi ninggalin kamu, kamu mau aku pergi lagi Chika?." Ucap Ara tak percaya. Chika menggeleng kan kepala nya.
"Apa aku egois Ra?. Aku bersama bian. Tapi aku juga mau kamu. Aku merasa jadi orang yang paling jahat disini Ra." Chika memejamkan matanya menahan sesak di dadanya.
"Sumpah demi apapun aku gapernah rela kamu sama wanita lain Ra. Tapi aku mau kamu bahagia, aku mau kamu juga mendapatkan pendamping yang baik, yang menemani kamu setiap saat, yang sepenuhnya cinta sama kamu tanpa harus terbagi. Dan yang jelas itu bukan aku." ucap Chika menundukkan wajahnya mulai menangis.
"Aku gak butuh itu Chika, aku sudah merasa sangat bersalah ninggalin kamu 3 tahun. Dan sekarang, aku cuma mau di dekat kamu, menjaga kamu dari dekat, memberikan apa yang tidak bisa bian berikan ke kamu, melengkapi kehidupan kamu. Aku Tidak apa tetap seperti ini Chika."
"Jadi kamu rela merasakan hal menyakitkan seperti ini hanya karena merasa bersalah?. Jadi apa yang bisa aku tebus dengan semua kesalahan aku?. Kamu hanya pergi 3 tahun Ra. Tapi aku bahkan ninggalin kamu dan hidup bersama orang lain yang mungkin selamanya." Ucap Chika mulai bergetar.
"mungkin aku gak bakalan bisa nebus kesalahan aku seumur hidup aku Ra. Tolong jangan buat aku semakin merasa bersalah Ara." Chika kembali menangis.
Pembicaraannya dengan direktur rumah sakit tadi sore membuat Chika termenung. Banyak yang menginginkan Ara di luar sana. Bahkan lebih cantik, lebih tampan dan bahkan lebih hebat dari Chika. Tapi Ara tetap bertahan menjaga hati dan janjinya untuk Chika. Tapi yang Ara dapatkan hanya hal-hal yang menyakitkan dari Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEARA (END)
Teen FictionSenang bisa mengenalmu, mencintaimu dan dicintai olehmu. Perasaan itu sangat hebat. Terimakasih banyak. "Cara bodoh mana yang memperjuangkan dengan cara pergi?." "Aku bisa apa Chika."