Ketika sampai di rumah jam 12 malam, Ara merebahkan tubuhnya di sofa begitu pula Mira dan Renata. Reva, tentu saja sudah pulang ke rumahnya. Mereka lelah tapi sangat menikmati hari ini. Mungkin bisa di katakan baru kali ini mereka bisa jalan-jalan bertiga. Eum, berempat dengan satu tamu yang tidak di undang tentunya.
Tapi ada untungnya juga Reva ikut. Pasalnya Reva seperti tour guide mereka. mengetahui seluk beluk kota Jogja, tempat wisata yang menyenangkan, makanan-makanan enak di Jogja dan lain-lain. Pengetahuannya lebih baik di banding Mira. Dasar Mira, di otaknya hanya ada kerja, kerja dan kerja saja padahal ia sama-sama asli Jogja.
Renata sedang memilah oleh-oleh agar tidak tertukar antara punya nya dan punya Ara. Karena besok pagi dia harus langsung pulang ke Bandung begitu juga Ara yang pulang ke Jakarta.
Ara merogoh saku kanan celananya untuk melihat hp nya yang sedari sore dia silent. Banyak sekali chat yang masuk sebagian besar mengenai pekerjaannya, matanya terfokus pada chat Chika yang Ara pin. Ara terperanjat dan langsung menegakkan tubuhnya yang tadinya bersandar di sofa.
Bunda key
Image....
Oh jadi Ini yang bertiga. Yang satunya setan, iya?.
Jujur apa susahnya sih Ra. Bilang aja kalau kamu juga pergi sama gebetan kamu. Gausah pake bohong segala.
Have fun ya, gausah pulang juga gpp. (20.23)"ANJIRRR...." Pekik Ara membuat Mira dan Renata tak kalah terperanjat.
Ini gua di usir apa gimana sih?. Masa gua di usiragi. Lanjutnya dalam hati.
"Kaget gue, sarap Lo tiba-tiba teriak." ucap Mira sambil mengelus dadanya. Sedangkan Renata langsung menjatuhkan paper bag yang ia pegang karena tak kalah kaget.
"Chika ngambek!!" Ucap Ara panik tidak menghiraukan umpatan Mira kemudian ia langsung menelpon Chika.
"Gua kira kenapa astagfriullah... Sabar gua punya bos bucin..." Renata jengah mengelus dadanya.
"Kok memanggil terus yah, Chika gak bisa di hubungin." Ucap Ara semakin panik sambil menggigit kukunya.
"Masa sih Ra, dia masih online loh." Ucap Renata sambil menunjukan kontak WhatsApp chika di handphone nya.
"Fix sih Lo di blokir sama Chika ra." Kali ini Mira yang berbicara sambil tertawa.
"Telpon dong telpon ren, pake hape Lo." Renata menurut dan menelpon Chika. Tapi langsung Chika reject.
Jangan hubungin, kalau ini cuma bersangkutan sama Ara.
Hanya itu pesan yang masuk ke hp Renata dan juga ke hp Mira. Membuat Ara semakin kelimpungan panik.
"Duh gimana dong, gua pulang sekarang aja deh." Ara ingin beranjak tapi tangannya di tahan oleh Mira.
"Heh jangan gila. Udah tengah malem ini. Lo tenang dulu deh." Mira mencoba menahan dan menenangkan Ara di sampingnya.
"Sumpah gua takut mir, Chika marah banget sama gue. Pake di blok segala lagi." Ara tidak berhenti menggerakkan kakinya resah. Wajahnya terlihat begitu panik saat ini..
"Marah kenapa sih emang nya Ra?." Tanya Renata pusing, Banyak sekali drama yang ia lihat dengan hubungan Ara dan Chika.
"Dia liat foto di story Lo ren. Yang gua rangkul Lo sama pegang tangan Reva."
"Oh hahaha,,,, ya lagian tu tangan gabisa diem. Tangan buaya emang beda, gabisa liat yang nganggur dikit." Ujar Renata masih tertawa.
"Khilaf gue...."
"Ndasmu khilaf . kesempatan banget Lo gak ada Chika. Ketauan mampus kan Lo." Ucap Mira ikut mengompori.
"Gak lagi becanda gue. Panik gua ini. Mir pesenin gua pesawat sekarang juga mir please." Mohon Ara pada Mira sambil menungkupkan kedua tangannya di depan dada.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEARA (END)
Novela JuvenilSenang bisa mengenalmu, mencintaimu dan dicintai olehmu. Perasaan itu sangat hebat. Terimakasih banyak. "Cara bodoh mana yang memperjuangkan dengan cara pergi?." "Aku bisa apa Chika."