27

3K 273 20
                                    

dimohon untuk bisa bijak ya.
.
.
.

____________________________________

"Bangun yuk, udah siang sayang." Ucap Chika mengelus pipi manusia yang masih tertidur tengkurap di jam 8 pagi. Chika menggelengkan kepala nya. Apa tidak engap tertidur seperti itu.

Senyuman tersungging di wajahnya. Rindu sekali dia dengan wanita banyak tingkah di depannya ini. Wanita bodoh yang selalu saja menguji kesabarannya. Wanita yang setiap bangun tidur adalah orang pertama yang Chika fikirkan. Wanita yang setiap ingin tidur tidak pernah lepas Chika doakan kebahagiaannya.

"Aku udah masak sarapan, takut keburu dingin. Nanti gak enak di makannya." Masih tidak ada pergerakan sama sekali dari si empunya.

Oh baiklah, Ara memang susah sekali bangun pagi. Chika mencoba membangunkan Ara dengan jurus andalannya dulu ketika mereka masih bersama.

Chika mengelus belakang telinga Ara pelan dan lembut. Dengan perlahan Chika mendekatkan mulutnya ke telinga Ara membisikan sesuatu yang tak kalah lembutnya.

"Sayang, i love you. Wake up babe." bisik Chika sedikit sensual di telinga ara. Ara mengerjapkan matanya dengan posisi masih tengkurap.

Kan dia sadar.

Mau seheboh apapun membangunkan Ara di pagi hari tidak akan berhasil dengan cepat. Setidaknya hanya elusan lembut Chika di belakang telinga Ara yang langsung bisa membangunkan Ara seketika tanpa harus membuat rusuh di pagi hari.

Tapi Ara masih betah dengan posisi tengkurapnya. Mungkin masih mengantuk. Atau pura-pura agar terus di elus oleh Chika.

"Mau bangun atau aku tinggal?." Mendengar nada ancaman Langsung saja Ara terduduk dan kemudian memeluk Chika.

"Apanih peluk-peluk, bau ih." Ucap Chika terkekeh.

"Maafin aku." Ucap Ara masih dengan suara berat khas bangun tidurnya.

"Iya,, udah aku maafin."

"Ko cepet?." Ara merenggangkan pelukannya dan menatap wajah Chika. Tapi tangannya masih melingkar di pinggang Chika.

"Kamu mau aku masih marah?."

"Eh nggak,,,, maksudnya kan aku belum jelasin apa-apa ke kamu perasaan."

"Nggak perlu."

"Yang, sumpah aku...."

"Udah di jelasin sama Mira sama Renata semalem." Potong Chika membuat Ara berhenti dengan kalimatnya.

Ara langsung saja tersenyum senang. Ternyata teman-temannya menepati janji untuk membantu menjelaskan pada chika. Setidaknya dia tidak perlu susah payah lagi menyusun kata-kata pembelaan diri. Otw transfer bonus.

"Udah gila? Senyum-senyum sendiri."

Ara kembali langsung memeluk Chika. Dan menciumi keseluruhan wajah Chika. Sungguh Ara rindu.

"Kangen, kangen, kangen, kangen."

Chika hanya tersenyum geli sambil membalas pelukan Ara.

"Aku juga kangen banget sama kamu."

"Makanya jangan suka marah-marah."

"Makanya jangan suka cari gara-gara."

"Apa sih yang,,, nggak ngapa-ngapain aku tuh."

"Nyenyenye,, Ndasmu nggak ngapa-ngapain."

"Apaan sih dih nyebelin banget."

Chika terdiam, menatap bola mata Ara dalam. Mimik wajahnya berubah menjadi serius. "Jujur sama aku." Ara ikut terdiam. Dalam hatinya bergemuruh risau.

DEARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang