23

2.7K 281 25
                                    

Pagi ini seperti biasa. Di ruang makan Key sedang makan di suapi oleh chika, dan ara juga makan sambil menyuapi chika. Terlihat harmonis sekali pagi ini. Di selingi oleh candaan Ara dan ocehan key yang tidak ada hentinya membuat Ara dan Chika tertawa dan gemas dengan key.

"Terlihat seperti keluarga kecil bahagia ya?." Chika dan Ara sontak menoleh ke asal suara.

"Eh, hai bang. Udah balik?. Kerjaannya lancar?." Bian hanya tersenyum tipis tanpa membalas pertanyaan Ara.

Chika yang mengerti langsung mengelus punggung tangan Ara di bawah meja untuk sedikit menenangkan Ara. kemudian berdiri dan menghampiri bian di daun pintu dapur.

"Udah pulang bi?. Kok tiba-tiba pulang dan gak ngabarin?." Tanya Chika lembut sambil menyalim tangan bian.

"Kenapa?. Kamu kaget aku pulang tiba-tiba?. Takut ketauan, iya?." Jawab bian tidak santai membuat Ara dan Chika kaget mendengar ucapan bian.

"Bang....." ucapan Ara terpotong ketika Chika mengangkat sebelah tangan nya tanda untuk Ara diam.

"Kamu udah sarapan?. Sarapan dulu yuk. Aku bikin nasi goreng tadi." Ucap Chika sambil mengelus lengan bian. Bian masih saja menunjukan muka tidak bersahabat nya pada Ara.

"Aku izin pamit ajak key main deh yah." Ucap Ara kemudian menggendong key dan berjalan keluar dapur.

Ara mencoba memberikan waktu untuk Chika dan bian berbicara. Ara tahu hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja saat ini. Dan posisinya pasti akan tetap terpojokkan jika ia masih disana.

Setelah Ara pergi. Chika mengajak bian duduk di meja makan. Di tatapnya lekat-lekat wajah bian yang sudah seminggu ini tidak pulang. Terlihat raut lelah disana.

"Kamu kurusan bi, kamu jarang makan?. Capek banget ya?. Maaf ya karna aku dan key kamu jadi harus sibuk kerja begini." Ucap Chika sambil  mengelus pipi bian.

Bian memeluk Chika erat. Memejamkan matanya dan merasakan pelukan hangat Chika yang ia rindukan. Chika pun ikut memejamkan matanya, Mencoba merasakan getaran di dadanya. Tapi nihil, tidak ada apapun yang ia rasakan dalam pelukan bian. Rasa itu hanya sebatas sayang, entah sayang sebagai apa dan tidak ada cinta sedikit pun disana.

"Ara cuma nemenin aku aja bi. Aku sedikit kewalahan jaga key yang makin aktif kalau pengasuhnya lagi gak ada." Ucap Chika setelah pelukannya terlepas. Tidak sepenuhnya bohong. Karena usia key saat ini dalam masa usia yang sangat aktif dan energik.

"Maafin aku Chik."

"Gpp bi, aku ngerti kok. Nanti minta maaf sama Ara ya. Pasti dia kesal karna kamu diemin tadi." Ucap Chika tersenyum yang kemudian menular pada bian.

"Sarapan yuk, sambil cerita kamu ngapain aja selama disana."

Bian tersenyum semakin lebar kali ini. Ini yang selalu menjadi alasan bian mencintai Chika lagi dan lagi. Sikap lembut, Sabar dan pengertian Chika yang selalu membuat bian luluh.

Membawa Ara pulang kembali  entah itu keputusan yang Baik atau keputusan buruk. Jujur dia sangat merindukan Ara dan sangat mengkhawatirkan Ara ketika Ara menghilang. Bian sadar, mengusirnya adalah keputusan yang salah dan gegabah. Tapi ada kekhawatiran yang lebih besar jika Ara ada disini. Istri yang sangat ia cintai takut kembali mengkhianatinya. Ditambah pekerjaannya yang mengharuskan bian bertemu banyak klien dan jarang di rumah.

Kekhawatiran bian memuncak ketika pagi ini pulang ingin memberi kejutan malah dia yang dibuat terkejut dengan pemandangan
pagi yang bahkan dia sendiri tidak pernah merasa seharmonis itu dengan keluarganya. Hatinya miris. Apa dia salah selama ini menjalani rumah tangganya. Sehingga istri dan anaknya lebih nyaman dengan orang lain.

DEARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang