Aku harap kalian bisa bijak ya.
*
*
*
*
*
_______________________________________Sudah hampir satu bulan Chika bekerja di rumah sakit Dharmais. Chika sangat totalitas dalam bekerja apalagi ini adalah cita-cita nya untuk memberikan konseling pengobatan yang baik bagi pasien kanker.
Dari awal test psikotes, potensi akademik, wawancara dan medical checkup ketika proses penerimaan Chika di RS semuanya hanya formalitas saja sebenarnya. Tentunya karna campur tangan Ara dalam proses lancarnya seleksi karyawan disana. Pastinya tanpa sepengetahuan Chika. Jika Chika tahu bisa-bisa marah nanti dia. Tanpa bantuan Ara pun Chika sanggup memang. Apalagi Chika wanita yang cerdas dan ber attitude baik pasti sangat mudah di senangi. Tapi tetap saja Ara ingin membantu Chika.
Perusahaan Ara termasuk salah satu pemasok obat-obatan dan alat-alat kesehatan di Dharmais, maka dari itu Ara kenal baik dengan direktur nya karna kerja sama mereka sudah berjalan hampir satu setengah tahun ini. Perusahaan Ara Cukup baru bagi rumah sakit sebesar Dharmais. Tapi karna produk dan kualitas yang baik dari perusahaan Ara cukup membuat manajemen RS Dharmais percaya terhadap kualitas mereka. Di buktikan dengan tanpa adanya masalah selama kerjasama ini berjalan.
"Ka Chika, tadi di suruh nemuin budir di ruangannya." Ucap salah satu rekan kerja Chika, berprofesi sebagai apoteker juga disana. Namanya Sena. 2 tahun lebih muda dari Chika. Tapi dia bekerja di sana sudah hampir 1 tahun.
Setelah lulus S1 farmasi Sena langsung melanjutkan profesi apotekernya. Dan setelah lulus langsung di terima bekerja di Dharmais. Sedangkan Chika, dia melanjutkan S2 dahulu baru profesinya. makanya, walaupun Sena lebih muda tapi dia sudah bekerja lebih dulu dari Chika. Karna dia sudah lulus profesi tanpa melanjutkan S2.
"Hah? Bu direktur?" Tanya Chika kaget.
Kenapa bu direktur memanggilnya. Apakah dia ada berbuat kesalahan sampai-sampai di panggil direktur langsung.
"Bukan, Bu dirminah tukang cimol di kantin belakang." Ucap Sena mendapat tatapan malas dari Chika.
"Ya Bu direktur lah kak Chik siapa lagi." Ucap nya lagi sambil terkikik.
"Serius sen?. Sekarang ?."
"Enggak, nanti aja kalau udah selesai shift kak. Sebelum kakak pulang aja. Nanti mampir dulu."
"Mompar mampir, dikira mau beli cimol pake mampir. Aku kesana sekarang deh takut penting."
"Ih ka Chika orang kata budir sendiri itu. Ka chika kelarin dulu di pelayanan baru ketemu beliau katanya. Dah duduk lagi, abisin dulu makan siangnya." tahan sena karna Chika sudah berdiri dari duduk nya tadi untuk pergi.
Chika dan Sena memang sekarang sedang makan siang di kantin khusus karyawan. Mereka cukup dekat semenjak Chika bekerja disana. Karena Sena anak yang baik dan sabar jika Chika bertanya mengenai hal apapun. Tentunya chika harus menyesuaikan banyak hal disana, dan bertanya banyak hal juga.
walaupun pernah praktek kerja di rumah sakit tapi tentunya ketika bekerja pasti akan berbeda. Hanya Sena yang lebih sabar dan telaten memberitahu dan mengajarkan chika . Karyawan Yang lain pun membantu dengan senang hati, hal itu wajar bagi setiap anak baru. tapi kadang Chika enggan jika terlalu banyak bertanya kepada yang lain.
Jam 5 sore shift Chika sudah selesai. Sebenarnya dari jam 4 tadi, tapi karna masih ramai dan sedikit membantu temannya di shift siang jadi Chika molor jam pulang. Chika sudah berdiri di depan pintu direktur. Dia sedang mengatur nafasnya karna takut, ini pertama kalinya dia dipanggil selama bekerja disana. Terakhir bertemu ketika wawancara nya bulan lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEARA (END)
Teen FictionSenang bisa mengenalmu, mencintaimu dan dicintai olehmu. Perasaan itu sangat hebat. Terimakasih banyak. "Cara bodoh mana yang memperjuangkan dengan cara pergi?." "Aku bisa apa Chika."