🏰🏰🏰
"Jadi gimana? Fortune Lover, maksudku. Sudah main?" teman nolepku, injun, yang menanyakannya saat istirahat makan siang dengan seringaian di wajah.
"Aku sudah menyelesaikan rute pangeran sombong dan si playboy, tapi sulit sekali menyelesaikan rute pangeran sadis... tokoh saingannya, si omega dominan bangsawan itu selalu mengganggu!"
Seringaian injun semakin lebar saat aku menghela, kesal karena tidak ada kemajuan. "Heh heh. Aku sudah menyelesaikan semua rute!"
"Eh? Selesai?! Semuanya?"
"Yup! Keempat target cinta takluk, tapi aku juga berhasil menyelesaikan rute tokoh rahasia! Semua selesai!" kata injun dengan senyum lebar di wajahnya. Sekali lagi, aku menemukan sisi luar biasa teman nolepku ini.
"Ah... kau hebat injun.... Cepat sekali! Tunggu... jadi ada tokoh rahasia, juga?"
"Ya. Kalau kau berhasil menaklukkan keempat tokoh utama, rute tokoh rahasia itu akan terbuka. Jadi... kau mau tahu siapa dia kan? Ya kan?"
"T-Tunggu! Jangan beri tahu... jangan spoiler!" kataku, menutupi telinga.
Senyum nakal injun muncul perlahan saat mengatakannya. "Tokoh rahasianya adalah..."
"Jangan! Lalala! Aku tidak dengar!!"
"Nona muda, sudah pagi. Tolong bangun."
"T-tidak.... Aku tidak mau... aku tidak mau dengar...!"
"Nona muda. Tolong berhentilah merajuk. Kalau Anda tidak segera bangun, Anda akan telat kelas pagi."
"...Hnn...?"
Pelayan pribadiku, Beomgyu, adalah hal pertama yang kulihat setelah membuka mata. Lebih tepatnya, Beomgyu berdiri dengan tangan di paha, dan pose tegap.
"Ah... Beomgyu. Selamat pagi."
"Ya. Selamat pagi untukmu juga, nona muda. Jika Anda sudah bangun, silahkan mempersiapkan diri."
Saat aku memandangi Beomgyu yang berjalan ke seberang ruangan untuk menyiapkan ini dan itu, aku mulai mengingat sesuatu tentang mimpi yang baru saja kulihat. Gerigi di kepalaku rasanya seperti baru bekerja.
"Aku merasa... memimpikan sesuatu...yang sangat penting."
"...Mimpi, nona muda?" respon Beomgyu, setelah menyadari gumamanku.
"Ya... mimpi saat aku tidur... sampai sekarang. Entah kenapa, aku merasa mimpi itu sangat penting... tapi yang pasti aku melupakan mimpi segera setelah bangun..."
"...Ah begitu? Saya memang mendengar Anda mengigau, Nona muda... tapi kalimatnya tidak terlalu penting untuk saya."
"Hmm? Benarkah?" apa mungkin... Cuma perasaanku saja? Percuma. Aku tidak bisa mengingat mimpi itu. Kalau Beomgyu bilang tidak penting, mungkin memang tidak.
Apa aku yang menganggapnya penting? Apa aku hanya melebih-lebihkannya...? Tidak punya pilihan lain selain menarik kesimpulan, aku mulai bersiap untuk ikut kelas pagi di akademi.
Sebelum menyadarinya, setengah tahun sudah terlewati sejak aku masuk Akademi Sihir. Musim juga mulai berganti - warna musim gugur mulai menyerah pada angin musim dingin.
Aku kini berteman dekat dengan taeyong, sang protagonis Fortune Lover. Dan aku semakin dekat dengan beberapa teman sekelas selain dari OSIS juga. Apapun itu, aku sudah terbiasa hidup di akademi.
Tentu saja, aku tetap berjuang melawan kebingungan, dan sihir yang masih belum berkembang. Dengan kata lain, semua baik-baik saja. Tidak peduli berapa banyak tes dan ujian yang diadakan akademi, aku hanya perlu melihat catatan teman, belajar sebisanya, dan lulus dengan nilai pas-pasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Next Life As A Villainess || HAREM JAEMIN [OG]
FantasyON-GOING |OMEGAVERSE| |BXB| |ROMANCE| |FANTASI| |MATURE| Ingatanku tentang kehidupan masa laluku kembali ketika aku terjatuh dan kepalaku terbentur oleh batu. Aku Jaemin Claes, anak seorang Duke yang berusia delapan tahun. Sementara aku berjuang den...