CHAPTER 17

651 147 10
                                    

🏰🏰🏰


"Teh yang kau seduh, rasanya sangat lembut," kata ibuku, dengan senyum kalem di wajah dan menepuk kepalaku perlahan.



Hari-hari itu sangat tenang dan bahagia. Tapi, kebahagiaan itu tiba-tiba... direbut dariku - dan dengan cara yang kejam.

Karena itulah aku bersumpah. Aku bersumpah akan membalaskan dendam pada mereka yang mengambil kebahagiaan dariku. Bahwa aku akan mengambil semua yang mereka punya - kasta sosial... hidup... segalanya.

Aku adalah putra tunggal Marquess Dieke - Sirius Dieke. Itulah nama yang kupunya sekarang.

Setelah sihirku muncul, aku masuk Akademi Sihir di ulang tahunku yang kelima belas. Kemampuan sihir dan akademikku mulai menunjukkan hasilnya, dan aku dipilih menjadi bagian dari OSIS yang bergengsi. Karena itu, aku menaikkan nama baik keluarga Dieke.

Aku pertama kali mendengar nama sosok itu setelah bertemu dengan teman lamaku, Jeno Ascart, di Akademi Sihir. Kali terakhir aku bertemu Jeno, saat kami masih belum genap berusia sepuluh tahun. Sekarang, lima tahu kemudian, aku bertemu dengannya lagi.

Tapi, Jeno sudah berubah selama lima tahun terakhir. Sebelumnya, ia adalah anak dengan mata yang mencerminkan kesepian. Tapi, kini, ada gemerlap di matanya - tidak ada sedikit pun rasa kesepian tercermin di mata hitam lagamnya.

Jujur saja, aku agak kecewa, karena aku dulu merasa punya hubungan dengan anak bermata kesepian itu. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk mengetahui nama dari sosok yang membuat Jeno berubah.

"Jaemin Claes." Putra tertua keluarga Claes, dan tunangan Pangeran Jaehyun, pangeran ketiga kerajaan. Jeno yang dulunya pendiam dan kaku sering bicara dengan omega dominan ini. Semakin sering ia bicara, semakin hancur pula ekspresi....kosongnya.

Menurutku... seseorang yang mengambil kesepian dari mata Jeno... tidak lain adalah omega ini.

Di musim semi tahun selanjutnya, aku terpilih sebagai ketua OSIS... dan saat itulah ia muncul di hadapanku.

Dari apa yang kudengar dari Jeno, aku berasumsi jika dia adalah seorang omega suci yang cantik. Tapi setelah bertemu langsung dengan Jaemin Claes, aku hanya melihat seorang omega biasa, yang tidak terlihat spesial, dan bahkan tidak meninggalkan kesan berharga padaku.

Walau dia punya daya tarik sendiri, tapi omega lain yang terpilih masuk OSIS tahun ini, Taeyong Campbell, jauh lebih cantik. Apalagi, dia tidak pintar, tidak juga diberkahi dengan sihir yang kuat.

Bisa dibilang, Jaemin Claes hanyalah tunangan Pangeran Jaehyun, dan putra tertua Duke Claes. Dia sepertinya tidak punya apa-apa selain gelarnya.

Tapi, omega biasa dan tidak punya pesona ini dihormati dan disayangi oleh teman-temannya - sebut saja teman-temannya ini orang yang luar biasa berbakat, dan dipilih untuk masuk OSIS.

Mereka bahkan berani melawan guru dan berkata: "Kalau Jaemin tidak diperbolehkan keluar masuk ruang OSIS, kami tidak akan bergabung ke OSIS,".

Apa yang spesial dari omega polos ini? Walau misterius, aku tidak peduli dengannya - asal dia tidak mengganggu balas dendamku.

Demi menjalankan rencanaku, aku harus berakting sebagai ketua OSIS yang bertanggung jawab dan kalem. Aku harus akur dengan seluruh anggota OSIS. Karena itu, aku juga harus baik dan menghibur untuk Jaemin yang sangat mereka sayangi - tapi hingga batas tertentu.

Itulah yang kupikirkan saat menyeduh teh untuk Jaemin Claes hari itu - gerakanku tidak lebih dari sandiwara.

"Teh yang kau buat punya rasa yang lembut, Ketua," kata Jaemin Claes dengan senyum damai sembari mengangkat cangkir ke mulutnya.

My Next Life As A Villainess || HAREM JAEMIN [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang