🏰
Dan begitulah musim berlalu — dan musim panas tiba. Aku, Jaemin Claes, sekarang berumur sembilan tahun. Aku menerima setelan jas imut dengan corak lambang khas keluarga Claes dari ayah dan sebuket bunga dari sungchan, ketika ulang tahunku. Tapi, ibuku, memberiku setumpuk buku tentang cara bersikap dan etika sosial yang baik dan benar.
Untuk Jaehyun, dia memberiku hadiah mewah — sebuah kalung dengan liontin permata yang terlihat mahal. Tentu saja, aku tidak bisa menerimanya, dan mencoba menolaknya sebisa mungkin.
Pangeran lalu menanyakan apa yang aku inginkan, dan setelah berpikir, aku memutuskan untuk meminta bibit semangka. Akan lebih cocok lagi jika ladangku ditanami buah.
Seperti biasa, Jaehyun membeku dan terdiam selama beberapa saat setelah mendengar permintaanku, tapi dia menepatinya, dan mengirim beberapa bibit tanaman-yang terlihat
Bagus esok harinya. Tidak ingin membuang waktu, aku segera menanam bibit itu. Jika semangka itu berhasil mekar dan berbuah, aku pasti akan membaginya dengan Jaehyun.
Di sisi lain, ayah, yang memanjakanku seperti biasa, menyarankan pesta besar untuk merayakan ulang tahunku. Secara pribadi, aku tidak ingin menjadi pusat perhatian, jadi aku menolak. Ibuku setuju dengan keputusanku karena aku hanya akan mempermalukan diri, dan meminta ayah untuk mendengarkan ku… sekali ini.
Walau begitu, pesta tetap akan diadakan ketika aku berusia lima belas tahun — semacam debut sosial untuk mempertahankan reputasi keluarga.
Ibuku, mengatakan jika ia “akan melakukan sesuatu padaku saat hari itu tiba,” dan terlihat cukup antusias mempersiapkannya. Pikiranku tentang ibu yang akan mengajariku etika dengan spartan sudah membekas di hatiku.
Aku sudah mulai belajar dengan guru sihir yang lama-kutunggu, dia mengatakan jika “berkomunikasi dengan sumber sihir” bukan seperti yang kubayangkan. Dengan begitu, aku sadar jika mengolah tanah dan menanam buah tidak akan menambah kekuatan sihirku. Walau begitu, aku tetap berladang untuk hobi.
Beberapa bulan setelah berlatih sihir, sungchan mulai bisa mengendalikan kekuatan sihirnya yang kuat; seperti yang diharapkan dari adik angkatku. Di sisi lain, sihir pengangkat tanahku, cukup berkembang dari dua sampai tiga sentimeter. Kini tingginya sekitar tujuh hingga delapan sentimeter.
Ya,ya. Pencapaian hebat, setidaknya untukku. Mungkin tidak butuh waktu lama bagiku untuk bisa mengendalikan Golem Tanah, seperti sungchan.
Walau tidak benar-benar sempurna, hidupku berjalan damai, hingga…
“…Ahh. Kenapa bisa begini?” Kataku, berlutut di ladang.
Aku ditemani oleh sungchan, adik angkatku yang imut, dan Pangeran Jaehyun, yang kini mengunjungi Kediaman Claes kurang lebih tiga hari sekali.
“Ada apa, Kak?”
“Ada apa, Jaemin?”
Baik sungchan maupun Jaehyun mengintip, sepertinya penasaran.
Aku menunjuk sudut ladang sebagai respon. “Lihat itu.”
Bisa dibilang, tanaman di sudut itu terlihat layu. Harusnya, sebentar lagi musim panen — tapi, tanaman di situ, sepertinya tidak bisa dipanen sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Next Life As A Villainess || HAREM JAEMIN [OG]
FantasyON-GOING |OMEGAVERSE| |BXB| |ROMANCE| |FANTASI| |MATURE| Ingatanku tentang kehidupan masa laluku kembali ketika aku terjatuh dan kepalaku terbentur oleh batu. Aku Jaemin Claes, anak seorang Duke yang berusia delapan tahun. Sementara aku berjuang den...