CHAPTER 25

524 107 4
                                    

🏰🏰🏰

Segera sesudah aku mendengar tentang festival sekolah dari Jaehyun, persiapan acara itu dimulai. Di Akademi Sihir, muridnya dipisah menurut tahun angkatan - dan walau struktur kelasnya tidak jauh berbeda dengan kelas di kehidupanku sebelumnya, tapi ukurannya luar biasa luas. Di kehidupanku sebelumnya, setiap kelas jarang menggunakan kelasnya sendiri sebagai tempat atraksi. Tapi disini, para murid yang dekat atau bangsawan yang berhubungan darah (walau sekecil apapun) akan memberikan undangan dan membuat kelompok sendiri.

Okedeh! Aku harus mendaftar, atau mungkin membuat kelompok sendiri untuk menjual sayur dan buah yang tumbuh di ladangku! Atau setidaknya, itulah yang kupikirkan... tapi Jaehyun, sungchan dan yang membuatku terkejut, Mark, juga menolaknya. Aku menyarankan kalau memberikan pada para pengunjung dengan gratis, tapi ide itu juga ditolak. Sepertinya, menjual sayur dan buah tidak cocok dengan image Akademi Sihir.

Sayur yang sudah kurawat dengan baik, "tidak cocok"? sejak tiba di akademi, aku tidak bisa menggunakan sayur sebanyak di rumah dulu, jadi aku punya banyak sisa. Kupikir ini akan jadi kesempatan baik untuk menjual sisanya... menyedihkan.

Aku sangat sedih! Tapi, Taeyong, sebaik biasanya, segera berkata: "Kalau begitu, Nona Jaemin... kalau aku sarankan, mungkin kita bisa menggunakan sayuran yang sangat kau sayangi itu sebagai bahan cemilan ku?"

Ah, Taeyong memang manis sekali. Aku akan merasa tersanjung kalau sayurku dipakai untuk bahan cemilan Taeyong. Karena, cemilan buatan Taeyong memang berbeda - bahkan, aku berani membandingkannya dengan chef profesional dan patissier. Rasanya sangat enak.

Jadi kini, tidak ada lagi masalah sisa sayurku. Sederhana saja - Taeyong akan membuat cemilan dengan sayur yang kurawat, dan kami bisa menjual produknya di kedai kami. Walau ada kekhawatiran kalau manisan ini tidak laku di kalangan bangsawan, aku cukup positif tentang ide itu, bahkan mengatakan, "Ya, kalau tidak jual cemilan itu, ya aku jual sayur-sayuran di kedai..." sebelum menyadarinya, aku sudah mendapat izin membangun kedai. Kerja bagus, Jaemin Claes.

Karena sejak awal akulah yang membuat ide ini, aku memutuskan untuk membantu teman-temanku di OSIS sebisa mungkin untuk persiapan festival, dan menanyakan bantuan apa yang mereka butuhkan.

Dan lagi, para murid sepertinya memohon agar OSIS memainkan sesuatu. Kurasa memang masuk akal, mengingat jumlah individu yang cantik dan tampan di OSIS - Pastinya mereka juga punya fans masing-masing.

OSIS akhirnya setuju untuk menjalankan permintaan para murid. Walau teman-temanku memaksaku ikut, tapi aku terus menolak mereka. Karena, aku hanya pernah memainkan objek mati seperti pohon atau batu di penampilan kelas kehidupan sebelumnya. Penampilan dimana seluruh pemain dan kalimatnya terlalu berlebihan untuk orang sepertiku.

Untuk meyakinkan, aku menanyakan pada teman-temanku kalau mereka butuh batu, atau mungkin pohon. Tapi mereka, menjawab dengan tidak percaya. "Memang peran begitu dibutuhkan...?"

Jahat sekali...! Padahal peran itu sangat cocok untukku di kehidupan sebelumnya! Tapi, aku merasa tidak enak hanya duduk manis di ruang OSIS, makan manisan dan tidak melakukan apapun untuk membantu. Jadi aku memutuskan untuk membantu teman-temanku dengan kebutuhan di belakang panggung apapun yang diperlukan.

Serahkan pada kalau ada scene melempar barang! Karena, aku cukup percaya diri dengan kemampuan melemparku, karena sudah lama belajar melempar ular mainanku. Eh? Tidak ada scene yang perlu melempar barang...? Sayang sekali.

Antara membantu Taeyong dengan cemilan berbahan sayurnya dan membantu teman-temanku untuk drama mereka, hari-hari berlangsung cepat. Sebelum menyadarinya, festival sekolah sudah tiba.

My Next Life As A Villainess || HAREM JAEMIN [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang