🏰🏰🏰
Aku sibuk dengan pikiranku sendiri, dan tidak menyadari hanya Taeyong sendiri yang diam, bagai memikirkan banyak hal. Dengan istirahat makan siang yang sudah berakhir, kami akan kembali untuk kelas siang... ketika Taeyong tiba-tiba bicara.
"Ada tempat... yang ingin kukunjungi. Silahkan pergi dulu."
"Apa mau kutemani, Taeyong?" walau sepertinya pada pembully itu tidak lagi merepotkan Taeyong, aku masih menanyakannya, karena khawatir.
"Tidak... ini bukan hal penting juga. Aku bisa pergi sendiri. Silahkan kembali dulu," kata Taeyong dan menolak tawaranku.
Mungkin perutnya sakit? Apa dia perlu pergi ke toilet? Mungkin seharusnya dia tidak makan terlalu banyak tadi...
"Hmm. Baiklah. Kita tidak punya waktu banyak sebelum kelas mulai, jadi cepat kembali."
"Tentu saja, Nona Jaemin," jawab Taeyong dengan senyumnya, sebelum pergi ke arah berlawanan dengan kelas.
Setelah ini, aku sangat menyesali keputusanku.
Walau aku meminta Taeyong cepat kembali, ia tidak datang ke kelas. Mengira ia sakit, aku segera pergi ke UKS, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaannya.
Setelah itu, kami mencari Taeyong... tapi tidak peduli sekeras apapun usahanya, kami tidak bisa menemukannya dimanapun. Rasanya Taeyong Campbell bagai menghilang begitu saja setelah kami berpisah setelah istirahat makan siang.
Sekarang hari kedua sejak Taeyong tiba-tiba menghilang. Walau aku dan teman-temanku berusaha setengah mati untuk mencarinya, kami tidak bisa menemukan jejak Taeyong - sama sekali.
Aku hanya bisa panik, dengan pikiran yang berantakan. Kenapa aku tidak pergi dengannya...? Aku selalu menyesali kuputuskanku esok harinya.
"Ini. Minum ini dan hangatkan dirimu. Kau terlihat tidak sehat, Nona Jaemin," kata ketua OSIS dan menyuguhkan teh yang baru ia buat.
"...Terima kasih banyak." kataku dan menerima teh itu dengan anggun. Rasa lembutnya sama, dan segera saja menghangatkan tubuhku.
Aku di ruang OSIS, seperti biasa. Aku memandangi kursi yang biasa Taeyong duduki. Biasanya ketua akan menyuguhkanku teh dan Taeyong akan menyuguhkan manisan buatannya dengan senyum. Tapi... senyum itu kini tidak ada.
"Nona Campbell sangat pintar, dan pemilik Sihir Cahaya yang kuat. Aku yakin dia akan baik-baik saja," kata ketua, mencoba untuk menenangkanku saat pandanganku tetap terpaku pada kursi kosong - kursi Taeyong.
Ketua juga membantu kami mencarinya, dan bahkan mencoba menenangkanku dengan suaranya yang lembut. Bahkan sekarang, ia juga sangat membantuku.
Aku tidak berpikir kalau hanya aku yang menderita... aku bisa melihat teman-temanku yang lain juga. Karena, ketua juga dekat dengan Taeyong. Tidak mungkin dia tidak sedih karena kejadian ini.
Walau begitu, dia selalu mengawasi dan menyemangatiku. Berkubang dalam penyesalan dan bersedih tidak akan membantu. Aku harus menyisihkan perasaan itu dan melakukan yang bisa kulakukan.
Aku pasti akan menemukanmu. Tolong... bertahanlah. Tunggu aku... Taeyong.
Hari ini hari ketiga hilangnya Taeyong. Setelah menyelesaikan makan malam di asrama, aku kembali ke kamar untuk persiapan esok hari. Saat itulah Jaehyun mengundangku ke kamarnya dengan ekspresi sedih di wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Next Life As A Villainess || HAREM JAEMIN [OG]
FantasyON-GOING |OMEGAVERSE| |BXB| |ROMANCE| |FANTASI| |MATURE| Ingatanku tentang kehidupan masa laluku kembali ketika aku terjatuh dan kepalaku terbentur oleh batu. Aku Jaemin Claes, anak seorang Duke yang berusia delapan tahun. Sementara aku berjuang den...