🏰🏰🏰
Sebagai anggota OSIS, aku, sungchan Claes, ditugaskan di pos pameran sejarah dan penelitian mengenai sihir di kerajaan kami selama festival sekolah. Aku tersenyum pada pengunjung tanpa akhir dan wali mereka. Walau kakak bilang akan datang segera, aku masih belum melihatnya. Jadi aku menunggu.
“Aku akan berkeliling kedai lalu segera kembali dengan oleh-oleh!” katanya sebelum pergi. Sudah beberapa jam berlalu sejak itu. Bahkan Haechan Hunt, temanku dan anggota OSIS yang juga ditugaskan di pos ini, terlihat khawatir.
Ya, kalau kutebak, Jaemin mungkin tergoda oleh seluruh makanan di kedai, dan mulai memakan semuanya, dan lupa waktu di saat itu juga… karena itu, hingga siang hari makhluk itu tidak akan muncul di tempat ini.
Setelah melihat kami, ia tersenyum lebar, dan segera menghampiri kami dengan tangan penuh dengan bungkus berbagai ukuran. Akhirnya, seperti dugaanku — Jaemin berakhir membeli dan memakan makanan terus-terusan, dan karena itu ia telat datang kemari.
“…Maaf,” Jaemin segera meminta maaf. Tapi, Haechan, hanya merespon dengan, “Tidak masalah, Nona Jaemin. Aku senang kau baik-baik saja.”
Tapi… kalau aku memanjakan kakak disini, ia akan melakukan hal yang sama lagi dan lagi. Karena, ini kakakku yang sedang kita bicarakan. “Sungguh, Kak. Apa kau tidak terlalu lengah? Kau sering melibatkan diri dalam masalah. Tolong lebih peka… dan lebih berhati-hati,” kataku dengan tegas.
Ekspresi Jaemin terlihat kasihan. Ia selalu begini — sering melibatkan diri dalam asalah satu dan yang lain, karena ia punya pesona alami, sejak kami kecil. Tahun lalu, ia juga terlibat dengan insiden yang bisa saja mengancam nyawanya.
Walau begitu… kakakku yang luar biasa tidak peka dan riang ini sudah melupakannya. Karena akhir-akhir ini, ia sangat santai dan lengah. Walau aku selalu memperingatkannya tentang Pangeran Jaehyun, yang selalu berusaha menjadikan kakak miliknya, tapi ia tidak pernah mendengarkan, hanya masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Ia akan pergi ke kamar Jaehyun sendiri tanpa berpikir panjang.
Jaemin sudah dewasa. Tapi, ia sepertinya tidak bisa menyadari kalau ada beberapa orang yang melihatnya sebagai objek pemenuh Karena akhir-akhir ini feromon yang Jaemin keluarkan sangat manis dan menumbuhkan hasrat, aku tidak heran karena Jaemin adalah omega dominan, untung saja pelayan pribadi Jaemin selalu memberikan pil untuk mengurangi aroma feromon kuat dan menggoda milik Jaemin. Ia benar-benar tidak awas akan fakta ini. Karena itu aku selalu berjaga, setiap hari. Aku harus terus waspada… semua demi melindunginya dari para alpha kelaparan yang mengincar Jaemin.
Walau dia sudah makan banyak di kedai, Jaemin memutuskan untuk ikut kami ngeteh sebentar. Walau aku khawatir karena ia terlalu banyak makan, aku senang kami bisa makan semeja. Sebenarnya, aku ingin ikut keliling festival dengannya, tapi aku terikat dengan tugas OSIS.
Kenapa aku malah bergabung dengan OSIS? Di hari ini, dan mungkin hanya di hari ini, penyesalan itu memenuhi pikiranku.
“Wow… kelihatannya enak!” kata Jaemin dan melihat sandwich di meja dengan bahagia. Mata berbinar dan ekspresi antisipasinya itu sangat imut.
Haechan setuju dengan pernyataan Jaemin. “Tentu saja, memang kelihatan enak. Terima kasih banyak, Nona Jaemin,” katanya, tersenyum. Ia sangat senang.
Tapi… tidak. Mungkin karena itu aku harus mengatakan apa yang harus kukatakan. “Kakak… bukankah kau sudah makan banyak? Tolong kurangi porsi makanmu atau nanti perutmu sakit.”

KAMU SEDANG MEMBACA
My Next Life As A Villainess || HAREM JAEMIN [OG]
FantasyON-GOING |OMEGAVERSE| |BXB| |ROMANCE| |FANTASI| |MATURE| Ingatanku tentang kehidupan masa laluku kembali ketika aku terjatuh dan kepalaku terbentur oleh batu. Aku Jaemin Claes, anak seorang Duke yang berusia delapan tahun. Sementara aku berjuang den...