Jangan di skip2lah, nanti bingung dengan alurnya.
🏰🏰🏰
Hari-hariku di akademi berlangsung seperti ini - hingga tes kemampuan diadakan, dilakukan untuk mengukur kemampuan akademik dan sihir tiap murid. Ini juga skenario yang pernah kulihat di game aslinya. Aku hanya perlu mengulang pelajaran yang diberi guruku. Untuk tes sihir, para murid harus merapalkan mantra paling kuat mereka, dibawah pengawasan guru sihir.
Akhirnya tes itu berakhir, dan tentu saja, sungchan, Jaehyun, Mark, Haechan dan winwin semua ada di rangking teratas. Rangking tes itu dimonopoli oleh adik angkat dan teman-temanku. Ya, ya. Sungguh luar biasa adik angkat dan teman-temanku ini.
Ada juga satu orang yang berdiri di puncak rangking: Taeyong, si tokoh protagonis Fortune Lover. Karena lahir dari orang biasa, tidak mungkin Taeyong sampai les. Bahkan, seingatku dia dulu masuk di sekolah dekat rumahnya. Walau begitu, ia punya daya saing yang jauh lebih baik daripada kebanyakan murid dari keluarga bangsawan. Ya tentu saja, dia kan protagonis.
Kalau rangkingku... rata-rata. Aku pas ada di tengah-tengah. Luar biasa sekali jadi rata-rata! Aku bersorak dalam hati, karena bahagia sudah mencapai rangking ini. Oh ya, hasil tes yang lain sama persis dengan di game. Yang pertama Jaehyun, terus yang kedua Taeyong. Mark, yang ada di peringkat ketiga, harusnya tidak terima jika Taeyong mendapat nilai lebih tinggi darinya. Tapi, Mark...
"Bukan lomba juga, kan? Semua orang punya kelebihan dan kelemahannya sendiri. Aku tidak akan marah karena hal semacam ini," katanya, dengan biasa. Sepertinya Mark tidak punya rasa benci pada Taeyong sama sekali.
Akhirnya, diskusi itu malah berlayar jauh dari bahasan Taeyong.
"Kemarin, ada guru yang mendatangiku saat latihan biola dan menanyakan kalau aku mau tampil di akademi atau tidak. Jadi bagaimana menurutmu?"
"Hmm. Kurasa ide yang bagus. Karena, ada banyak orang yang rindu penampilanmu sejak kau masuk akademi, Pangeran Mark."
"...Kalau kau? Apa mau dengar juga?"
"Eh? Ah. Tentu saja. Aku mau, Pangeran Mark."
"Oh begitu. Oke, aku akan menampilkan satu atau dua lagu di akademi..." dan dengan begitu, Mark berbalik dan pergi, dengan ekspresi bahagia. Dia yang harusnya marah besar karena hasil tes di game, malah bertingkah sebaliknya.
Perkembangan ini jadi biasa - tapi dengan beberapa aspek asli game yang masih tersisa, beberapa perubahan juga mulai terjadi. Salah satunya adalah pemilihan OSIS di akademi. OSIS, seperti namanya adalah, "sebuah organisasi yang membawa perubahan positif dan menambah pengalaman melalui pemerintahan efektif oleh murid itu sendiri." Cukup berbelit, kan? Sepertinya ambisi dari kalangan bangsawan berdiri tepat di akademi itu sendiri.
Tapi, nyatanya, aktivitas di ruang OSIS cukup biasa; membantu guru, menyelesaikan masalah para murid... apapun itu menurutku, OSIS ada untuk menyelesaikan masalah yang aneh.
Tapi, OSIS ini berbeda dengan yang dulu di kehidupanku sebelumnya - ada voting atau kampanye, atau hal semacamnya. Tapi disini, mereka dengan peringkat tertinggi dipaksa masuk OSIS begitu saja.
Aku entah kenapa merasa jika memaksa murid bergabung di OSIS sangat tidak benar... tapi, kebanyakan murid tidak melihatnya begitu. Sepertinya akan jadi sebuah kehormatan jika seseorang terpilih masuk OSIS, karena hanya yang terbaik yang bisa. Karena itu, kebanyakan mereka yang jadi peringkat teratas bergabung dengan bahagia.
Mereka yang terpilih menjadi anggota OSIS, sering dikagumi oleh kebanyakan siswa. Karena itu, sungchan dan teman-temanku, yang mendapat peringkat terbaik saat tes, diterima di OSIS - bersama dengan si protagonis, Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Next Life As A Villainess || HAREM JAEMIN [OG]
FantasyON-GOING |OMEGAVERSE| |BXB| |ROMANCE| |FANTASI| |MATURE| Ingatanku tentang kehidupan masa laluku kembali ketika aku terjatuh dan kepalaku terbentur oleh batu. Aku Jaemin Claes, anak seorang Duke yang berusia delapan tahun. Sementara aku berjuang den...