CHAPTER 16

618 141 5
                                    

🏰🏰🏰

Semua yang terwarnai gelap. Sangat gelap. Aku berdiri di dunia dimana aku tidak tahu mana atas mana bawah.

Di kakiku terdapat mayat teman-temanku. Jaehyun, sungchan, winwin, Haechan, Mark, Jeno dan Taeyong. Tidak ada kehidupan di wajah mereka.

“Semuanya… bangunlah! Kumohon bangun!” aku berteriak sekuat tenaga. Aku mengguncangkan tubuh mereka satu persatu. Tapi tidak ada satupun yang bergerak.

“…Kenapa…? Bagaimana bisa… semua ini terjadi?” aku berlutut di antara tubuh kaku teman-temanku. Aku merasa tubuhku bergemetar, dan air mata mengalir deras.

Mengapa bisa begini…? Bagaimana bisa aku kehilangan orang yang kusayangi seperti ini…? Kalau memang akhirnya seperti ini… akan lebih baik kalau aku hancur sendirian.

“Kenapa…? Kenapa…?”

Air mataku terus mengalir dalam diam, di dunia yang gelap ini.

Apa yang menyapaku setelah membuka mata adalah langit-langit familiar. Lebih tepatnya, langit-langit kamar asramaku — tempatku tinggal selama enam bulan ini.

Kamar itu gelap, aku tidak bisa melihat cahaya apapun di luar jendela. Kurasa matahari belum terbit.

“Mimpi…? Semua itu Cuma mimpi?” suaraku bergemetar. Aku masih bisa merasakan tubuhku bergemetar.

Keringat dingin memenuhi tubuhku. Aku meletakkan jariku di pipi, dan basah. Sepertinya aku menangis saat tidur tadi, sama seperti di mimpi.

Sungguh mimpi yang menakutkan… aku memeluk diriku dengan kedua tanganku sekuat mungkin.

Seseorang harus menukar nyawa untuk mendapat Sihir Kegelapan — untuk menjadi Pemilik Sihir Kegelapan. Sihir yang dibayar dengan nyawa orang lain. Mungkin aku bermimpi buruk karena mengetahui hal menakutkan itu.

Tapi… masa depan seperti itu sangat tidak mungkin. Tidak mungkin semua itu akan terjadi. Di latar asli Fortune Lover, satu-satunya orang yang terancam nyawanya hanyalah tokoh antagonis saingan, Jaemin Claes. Dan itupun hanya ada di rute sungchan dan Jaehyun.

Jujur saja, aku masih belum menyelesaikan rute Jeno… tapi karakter saingan di skenario itu adalah winwin. Jeno, terlalu menyayangi adiknya, jadi tidak mungkin ia akan melakukan sesuatu yang buruk padanya.

Satu-satunya yang terancam bahaya di game itu hanyalah aku — Jaemin Claes. Hanya aku. Selama tujuh tahun ini, aku sudah mempersiapkan banyak hal untuk melewati bahaya dan ujian.

“Semua akan baik-baik saja,” kataku pada diri sendiri. Tapi walau begitu… mimpi dan penglihatan itu… tidak kunjung hilang.

Akhirnya, aku tidak bisa tidur lagi.

Esok harinya, aku merasa tidak enak badan sebelum siang. Mungkin karena aku tidak tidur tenang semalam, setelah melihat mimpi seburuk itu. Sungchan dan Jaehyun menemaniku ke UKS agar aku bisa istirahat.

Mungkin karena tidak cukup tidur atau karena tenang melihat wajah mereka, tapi aku segera tidur setelah berbaring di kasur yang hangat.

Ketika bangun, waktu sudah berjalan cukup lama. Kini sudah hampir istirahat makan siang, dan Jaehyun dan sungchan sudah kembali ke kelas sedari tadi. Kepalaku kini ringan, berkat tidur singkat. Setelah berterima kasih pada suster, aku kembali ke kelas.

My Next Life As A Villainess || HAREM JAEMIN [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang