CHAPTER 26

606 100 10
                                    

🏰🏰🏰

Pertama, kami pergi ke orang yang posisinya paling dekat dengan kami. Kini kami berada di ruang pameran yang memamerkan sejarah kerajaan, juga berbagai macam penelitian tentang berbagai teori sihir. Di kehidupanku sebelumnya, seseorang akan sulit menemukan pameran semacam ini. Tapi, ini adalah Akademi Sihir, dan ada banyak murid dan orang tua mereka yang menantikan pameran ini.

Aku menemukan kehausan tanpa akhir akan ilmu pengetahuan mereka patut dipuji… walau aku pasti langsung tidur sesudah membaca beberapa kalimat. Yang berjaga di pameran ini adalah adik angkatku dan temanku  — keduanya tersenyum dan menyapa pengunjung serta tamu.

Adik angkatku, sungchan Claes, dan temanku Haechan Hunt, anak bungsu dari Jay Hunt, sangat bekerja keras. Sepertiku, Haechan juga tunangan pangeran kerajaan. Lebih tepatnya, ia adalah tunangan Pangeran Mark Stuart, yang merupakan adik kembaran Pangeran Jaehyun Stuart. Walau kami bertunangan dengan pangeran kerajaan dan memiliki kasta sosial yang sebanding, tidak sepertiku, Haechan sangat mumpuni dan individu yang high-spec.

Rambut Haechan berwarna burnt sienna gelap, dan matanya juga sama. Ia sangat pandai, tapi juga punya keeleganan bak seorang peri menyangkut dansa. Kalau ada, dia adalah sosok omega bangsawan yang semestinya  — ia seorang omega yang luar biasa dan sangat beradab.

Banyak omega bangsawan ingin menjadi putri kerajaan, tentu saja, dan mereka sering mengkritikku dengan “tidak cocok untuk Pangeran Jaehyun sama sekali,” mereka selalu memuji Haechan, dan sering mengatakan “sangat cocok dengan Pangeran Mark.”

Tapi, omega bangsawan yang sama itu, kini kelihatan sedikit lelah karena menyapa berbagai pengunjung… mungkin dia lemas? Atau mungkin dia lapar? Karena sekarang, sudah siang. Melihat keadaannya, tidak heran kalau dia tidak sempat makan siang.

Semakin memikirkan tentang keadaan Haechan, semakin bersalah perasaanku karena berdiri diluar, berkeliling kedai dan memakan semua yang kumau. Baiklah! Aku akan memberikan satu sandwich spesial untuk diriku. Dari apa yang kudengar, sandwich ini resep baru.

Dengan pemikiran itu, aku memegang sekantong sandwich di tanganku, dan memanggil Haechan sembari mendekat. “Haechan! Aku membawakan sesuatu untukmu. ”

“Nona Jaemin!” Haechan memberiku senyuman cerah sesudah melihatku mendekat – rasanya seperti ekspresi lelah yang sebelumnya hanyalah bohong.

Ternyata dia memang lapar. “Maaf aku telat, Haechan! Ini, coba ini … kudengar sandwich ini resep baru! ”

“Aku senang kau mampir, Nona Jaemin. Aku khawatir … karena kau belum kembali dari kedai sedari tadi… ”

“Ah iya. Maaf soal itu.” Sebenarnya, kami sudah melewati ruang ini di perjalanan ke kedai, dan sudah bertemu dengan Haechan sebelumnya. Aku juga bilang kalau kami hanya “akan melihat makanan yang ditawarkan” … dan malah akhirnya memakan waktu cukup lama. Tentu saja Haechan khawatir. Maafkan aku, Haechan!

“Kakak… kalau kutebak, kau Cuma lupa waktu, dan mencoba makanan baru di sana sini, kan?” kata sungchan, dan menghela.

Benar sekali adikku sayang. Aku sadar kalau hubungan keluarga kami selama delapan tahun ini memberinya kemampuan bagai cenayang. Setidaknya, sungchan tahu banyak soal kakak angkatnya.

“…Maaf.”  menunduk sekali lagi karena membuat Haechan dan sungchan khawatir.

“tidak masalah, Nona Jaemin. Aku senang kau baik-baik saja.” Kata Haechan, dan tersenyum lembut.

My Next Life As A Villainess || HAREM JAEMIN [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang