chapter 28

2.4K 410 16
                                    

Adriana duduk merenung keindahan kota csilla dari atas sebuah banggunan tinggi. Tanganya disilangkan ke dada. Jasadnya sekarang mungkin berada di sana namun fikiranya sudah melayang jauh entah ke mana.

" Kau fikir apa Adriana? " Soal Adrian yang dari tadi memerhati gadis itu.

" Kau rasa, apa masalah Arif dengan Anis eh? "

Adrian terdiam. Sejujurnya dia juga memikirkan perkara yang sama. Namun sayangnya sampai sekarang dia tidak dapat jawapan.

" Mula-mula Arif ignore kita, lepastu Anis pula tiba-tiba berubah, lepastu tiba-tiba kita dapat call Arif pengsan and yang call pula Anis " ujar Adriana senang mencuba memahami keadaan.

" Mungkin Arif dengan Anis ada hubungan lebih dari kawan? " Teka Adrian.

" So kenapa dia pengsan masatu? Kau tak pelik ke tiba-tiba dia pengsan? Dekat depan boutique datin amira pula tu "

Adrian terdiam.

" Lepastu kan, haritu Aria ada tanya aku, trios jawab exam memang selalu siap awal ke? To be honest selama ni aku pun terfikir benda sama tau tapi since dorang memang bijak so aku anggap benda tu normal " sambung Adriana lagi.

" Lepastu sekarang kau nak buat apa? " Kata Adrian sambil menghirup secawan teh panas.

Adrian mengetap bibir.

" I don't know, maybe I'll just watch this drama until the truth revealed "

Adrian mendiamkan diri.

" Maybe that's the right thing to do, for now "

Pemandangan dari atas banggunan itu juga ditatap olehnya. Jemarinya bermain bersama gelas di tanganya. Otaknya memikirkan sesuatu. Sesuatu yang dia sendiri pun tidak tahu mau jelaskan macam mana.

Kalau bukan masalah dia pun dia sudah stress, bagaimana pula dengan mereka bertiga yang menghadap masalah itu sendiri.

Afiya merenung wajah Afiq yang nyenyak tidur di meja sebelahnya. Dari mata, turun ke hidung lalu turun pula ke bibir. Segaris senyuman terukir di bibir Afiya.

Handsome.

Eh gatal la kau ni Afiya.

" Renung apa? " Aryan yang datang entah dari mana. Afiya tersentak. Sekarang ialah waktu rehat jadi yang tinggal di dalam kelas ini hanya Afiya dan Afiq memandangkan mereka menolak untuk pergi ke kantin.

" Takde apa lah " balas Afiya sebelum kembali membuat nota. Aryan duduk di hadapan Afiya.

" Nak apa? " Afiya memandang Aryan pelik. Jangan pula Aryan terfikir untuk curang dengan Aria. Kalau tidak boleh mati dia dikerjakan oleh Aria.

" Aku nak pesan sikit " Aryan memandang Afiya, tepat pada anak mata gadis itu. Afiya mengangkat kening sebelah.

" Hati-hati kalau jatuh cinta dengan Afiq "

" Kenapa "

" Sebab kalau kau terlibat dalam dunia percintaan dengan salah seorang daripada kami bertiga, kau kena sediakan hati untuk terluka " Aryan menunduk. Wajahnya sayu. Afiya mengelipkan mata beberapa kali.

" Kenapa pula? " Soalnya perlahan.

" Sebab bercinta dengan salah seorang dari kami bertiga sama macam kau menjejakkan kaki ke dalam bilik seksaan. Bilik seksaan tu tak akan seksa kau, tapi orang yang control bilik tu akan seksa kau "

Afiya terkedu. Aryan tersenyum palsu.

" Tolong pesan dekat Aria dengan Anis sekali ye? Aku tak mampu bagitau Aria " ujar Aryan datar sebelum berdiri lalu keluar daripada kelas itu.

Violette High : Class Of LiesWhere stories live. Discover now