🍒 Typo 🍒
~.~
..
.
..
..
~.~Happy Reading!!
Irene menghempaskan dirinya pada kursi kerjanya, menghembuskan nafas beratnya seakan banyak hal yang ia pikirkan.
Matanya terpejam berharap rasa lelah sedikit berkurang.
"Rene."
"Heum." Sahutnya singkat tanpa membuka mata karena tau siapa yang memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan Nayeon sekretarisnya.
"Sepertinya tim design itu sengaja membuat pernyataan yang bertele-tele seperti itu agar kau meragukan strategimu sendiri tentang proyek ini." Ujar Nayeon duduk di kursi depan meja kerja atasannya itu.
"Kau pasti menyadarinya Nay, sangat terlihat mereka ingin menyulitkan kita. Mungkin kau benar mereka ingin membuat kita ragu dengan strategi yang kita buat." Jawab Irene masih memejamkan matanya.
"Ya sangat terlihat, meski mereka bermain halus. Bukannya menuduh ya, hanya saja sangat terlihat mereka ingin membuat kita menyerah dengan strategi yang telah kita susun."
"Apa kau dan yang lain ingin mundur Nay?" Irene sudah membuka matanya dan menatap serius Nayeon.
"Keputusan ada di tanganmu Rene, tapi jika bertanya aku tidak ingin mundur. Proposal yang dibuat tim A untuk bagian proyek ini memang masih ada sedikit kekurangan dan kau pasti sudah memperbaikinya, jadi aku percaya dengan apapun keputusanmu." Jawab Nayeon
"Kau benar Nay, aku tak akan menyerah hanya karena ucapan mereka. Kita buktikan jika strategi dan konsep yang kita buat bagus. Nanti bersiaplah Nay saat meeting dengan tuan Im langsung. Kita harus bisa meyakinkan beliau dengan strategi kita."
"Nah itu baru Kim Irene yang kukenal, eh tapi jika misal strategi kita diterima perusahaan mereka. Lalu bagaimana nanti? Tidak mungkin kan kita meminta tim design itu yang bahkan seperti meremehkan kita."
"Itu kau tenang saja, masih ada tim lain, yang bahkan aku yakin lebih profesional dari mereka. Mereka hanya diuntungkan karena ketua tim mereka sudah S2. Jadi mereka seperti meremehkan tim lain."
"Heum kau benar, aku tasa tim design yang diketuai oleh Byun Baekhyun itu juga bagus. Meski ketuanya suka petakilan begitu tapi jika masalah pekerjaan dia juga tak bisa di remehkan."
"Bagaimana kau tau? Kau mengenalnya?" Tanya Irene menyipitkan matanya menatap Nayeon.
"Tidak begitu sih, hanya saja salah satu anggotanya itu teman kuliahku dulu, kau kenal Jeongyeon kan? Nah dia salah satu teman dekatku." Jawab Nayeon sedikit cengengesan karena respon Irene yang menghela nafasnya mendengar jawabannya.
"Tapi kenapa kalian terlihat tak seperti berteman dekat? Bahkan aku rasa kau tak pernah makan siang dengannya atau bertegur sapa dengan sengaja sebagai dua orang yang berteman." Bingung Irene karena memang selama ini seingatnya ia tak pernah melihat Nayeon dekat dengan karyawan lain disini.
"Ish bukan tak pernah, tapi kau yang terlalu sibuk dengan dunia menyendirimu itu. Kau kan sangat jarang makan di kafe perusahaan, sering memesan delivery dan makan sendiri di ruangan ini. Apalagi dengan aura dingin dan irit bicaramu itu, jelas saja orang tak banyak yang berani mendekatimu. Baru ditatap dengan mata dingin dan tajammu itu saja aku rasa mereka yang tak biasa akan gemetaran melihatnya." Ucap Nayeon sedikit dramatis dengan ekspresi yang seketika membuat Irene kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not The Same
RandomMereka saudara satu ayah dan satu ibu, itu sebabnya wajah mereka ada sedikit kemiripan satu sama lain, namun perbedaan itu tetap ada...