Typo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading!!"Kenapa kita kesini eonni?" Jennie menatap sekeliling, mereka sekarang ada didaerah Hongdae.
Tadi setelah makan di mall Irene memang tak langsung mengajak Jennie pulang. Entah kenapa Irene tak ingin hari ini berakhir begitu cepat.
"Kamu nggak suka kesini?"
"Eh bukan itu maksudnya, Jennie suka kok." Jawab Jennie cepat takut eonninya salah paham.
"Ya udah kalau gitu, kajja kita jalan." Jennie hanya bisa menurut saja saat Irene kembali menarik tangannya.
"Eonni dengar disini masih ada festival yang dibuka dari jam empat sore hingga jam sepuluh malam." Irene membuka suaranya meski dengan nada datar.
"Tapi sekarang masih jam tiga, itu artinya sejam lagi. Apa eonni mau lihat festival itu?" Tanya Jennie menerka.
Irene menoleh padanya dan mengangguk masih mempertahankan wajah datarnya.
"Eonni pikir butuh hiburan sesekali untuk menghilangkan penat setelah banyak kegiatan selama lima hari penuh dan ditambah lagi jika ada pekerjaan mendadak seperti pagi tadi."
"Tapi biasanya meskipun libur eonni juga bekerja di rumah, apa pekerjaan eonni tak ada hari ini?"
Irene berhenti dan langsung menghadap sang adik, dilepasnya genggaman mereka lalu ia pegang kedua bahu Jennie. Dilihatnya tatapan mata kucing itu yang masih sama seperti yang sering ia lihat. Lugu dan ingin tahu.
"Kamu benar, pekerjaan eonni masih ada, tapi untuk hari ini eonni ingin menikmati waktu senggang. Soal pekerjaan bisa dilanjut nanti malam atau besok."
"Emang eonni nggak capek kalau lanjut kerja nanti malam? Kita juga pasti nanti pulangnya kemalaman kan?"
Irene mengulum bibir bawahnya, Jennie benar mereka hari ini pasti akan pulang malam dan pasti lelah, jadi memang tak memungkinkan untuknya melanjutkan pekerjaan.
Tapi yang sebenarnya memang tak ada niat Irene untuk melanjutkan pekerjaannya nanti malam. Hanya saja sulit baginya untuk berkata yang sebenarnya, dan entah kenapa Irene merasa hanya ingin seharian ini bersama sang adik.
"Sudahlah kamu tak perlu bertanya lagi, sekarang kita jalan saja, nanti kita pergi ke tempat festivalnya." Hanya itu yang Irene katakan.
Mereka kembali berjalan, kali ini tak ada lagi pegangan, yang ada malah mereka berjarak.
Irene jalan dengan langkah santainya yang terkesan cepat dan Jennie yang berusaha menyusul.
Tapi pada akhirnya Jennie memelankan langkahnya, gadis itu hanya memperhatikan punggung eonninya yang tak membuka suaranya lagi karena sibuk melihat jalan didepan.
Jennie terkadang bingung, ia benar-benar tak begitu bisa memahami sikap eonninya. Kadang baik, perhatian, cuek, dan bahkan seperti tak perduli padanya.
Banyak hal yang Jennie tak pahami tentang sikap sang eonni sebenarnya. Apakah ia masih merasa mereka orang asing atau memang Irene tak ingin begitu akrab dengannya.
Tapi Jennie menepis pikiran negatifnya, ia hanya ingin menikmati kebersamaan ini tanpa ada gangguan.
"Jennie-ya ayo cepat." Panggilan Irene membuyarkan lamunan Jennie.
"Ne eonni." Jennie mempercepat langkahnya dan mensejajarkannya dengan sang eonni.
"Kita kesana, sepertinya disana banyak jajanan tradisional." Tunjuk Irene dengan langkah yang semakin mendekat pada stand-stand yang memang menjual jajanan tradisional.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not The Same
RandomMereka saudara satu ayah dan satu ibu, itu sebabnya wajah mereka ada sedikit kemiripan satu sama lain, namun perbedaan itu tetap ada...