Jen-24

937 121 51
                                    

Selalu Typo

🍁🍁🍁

Happy Reading!!

_________
________________

Sepasang mata mulai terbuka saat merasakan sesuatu yang basah menempel dikeningnya. Matanya mengerjap pelan untuk terbuka. Kepalanya terasa agak pusing dengan badan yang agak menggigil. Tapi tak begitu terasa karena ada selimut yang menutupi hingga sampai pada lehernya.

Sayup-sayup matanya yang masih agak buram melihat siluet seseorang yang duduk disampingnya dan terus menempelkan tangan pada keningnya.

"Eonni bangun? Apa eonni pusing atau Jennie ganggu tidur eonni?" Suara itu terdengar khawatir bertanya padanya.

Irene sudah bisa melihat dengan jelas siapa yang ia lihat, itu adiknya. Irene ingat semalam adiknya tidur bersamanya.

Terlihat wajah khawatir sang adik menatapnya, tangannya juga terus memegang sesuatu yang menempel dikening Irene.

"Eonni pusing?" Tanya Jennie panik saat melihat Irene yang mengernyit.

"Sedikit, ini apa?" Tanya Irene menunjuk kearah kepalanya dengan tangannya yang sedikit terangkat.

"Badan eonni sangat panas dan eonni juga menggigil. Jadi Jennie kasih kompresan, tapi karena masih pagi Jennie nggak bisa beli kompresan instan seperti yang biasa eomma letakkan dikening Jennie saat sakit, jadi Jennie pake handuk aja ngompresnya, katanya ini bisa sedikit membantu mengurangi suhu panasnya." Jelas sang adik.

Irene tersenyum lemah mendengarnya, adiknya sangat manis, sungguh jika sekarang keadaannya memungkinkan Irene akan bangun dan memeluknya.

"Eonni kenapa tersenyum?" Tanya gadis itu bingung.

Irene memggeleng pelan, lalu meraih satu tangan adiknya yang berada tak jauh dari tangannya. Irene mengenggam lemah tangan itu sambil mengelusnya.

Jennie yang bingung hanya membiarkannya saja, toh ia juga menyukainya.

"Gomawo~"

Jennie mendengar ucapan lirih sang kakak, gadis itu langsung tersenyum lebar dan mengangguk semangat.

"Jennie akan merawat eonni hingga sembuh." Ucapnya masih tersenyum, tapi tak lama saat Irene melepas genggamannya dan kembali memejamkan matanya dengan mengerutkan keningnya.

"Eonni wae? Apa ada yang sakit? Eonni~.." Jennie tak bisa menahan dirinya karena terlalu khawatir. Gadis itu mencari obat didalam kotak P3K untuk Irene, tapi ia tak tau obat apa yang harus ia berikan.

"Ssshhh...." Irene semakin meringis memegangi kepalanya yang memang terasa sakit.

"Eonni hiksss... eonni tahan sebentar ne, Nini akan panggilkan oppa agar membawa eonni ke rumah sakit lagi." Jennie yang tiba-tiba terisak itu dengan rasa khawatirnya langsung berlari untuk mencari keberadaan Minho.

Ini sudah pukul enam pagi, jadi pasti Minho sudah terbangun karena ia akan ke kantor pagi ini.

"Oppa?!" Jennie memasuki kamar dimana Minho tidur, tapi tak ada siapapun didalam.

"Oppa~ oppa dimana?" Jennie memanggil Minho sambil berlari ke lantai bawah.

Saat dipertengahan tangga Jennie melihat pitu rumah terbuka dan masuklah Minho dengan seseorang yang membuat Jennie terkejut dan bahagia secara bersamaan.

"EOMMA!" Jennie langsung berlari menuruni tangga dengan cepat agar bisa segera memeluk eommanya.

"Hiksss eomma, ini beneran eomma kan?" Tanyanya setelah bisa memeluk Chaerin.

Not The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang