Jen-9

955 137 65
                                    

🍒 Typo Sesat 🍒

][

][

][

][

][

Happy Reading!!

17.20 pm

Kakinya berjalan lesu dengan pikirannya yang sudah kacau sejak dua jam yang lalu setelah mendengar penjelasan dari Minho.

Hembusan nafas beratnya menandakan betapa lelahnya ia.

Masuk ke rumah besar yang sepi itu, ia menatap seisi rumah, kembali mengingat dulu ia tak sendiri sebelum adiknya datang.

Ada kakek dan neneknya yang menemaninya disini, ini memang rumah kedua orangtuanya, awalnya saat memutuskan akan pindah dulu rumah ini berniat untuk dijual atau disewakan saja.

Tapi karena ia yang memutuskan untuk tidak ikut bersama orangtuanya dan lebih memilih dekat kakek dan neneknya maka rumah ini tak jadi dijual.

Dan karena itu kakek dan neneknya yang memutuskan untuk tinggal disini bersamanya, sementara rumah mereka hanya ditunggu anak bungsu mereka yaitu adik appanya.

Hingga kedua orang itu pergi dari sisinya Irene menjadi sendiri hingga beberapa bulan sebelum kelulusan sang adik appanya mengabarkan jika mereka akan kembali ke Seoul.

Tapi tak Irene sangka kembalinya mereka hanya untuk menitipkan sang adik, sementara kedua orantuanya malah pergi ke Jepang untuk mengurusi perusahaan yang ada disana.

"Eh nona sudah pulang, eum nona mau saya buatkan sesuatu?" Bibi datang dari arah dapur saat tau jika Irene sudah pulang.

"Jennie sudah pulang bi?" Tanya Irene membuat bibi agak kaget, tak biasanya Irene menanyakan adiknya.

"Eh itu,, belum nona, saya pikir nona Jennie akan pulang denganmu." Jawab bibi agak ragu, ia menyadari ada perang dingin sebelumnya diantara dua saudari Kim ini.

"Belum pulang lagi? Dia ada hubungin bibi?" Tanyanya lebih lembut dari biasanya.

"Tidak ada nona, tiga hari ini biasanya nona Jennie sekitar jam setengah lima sore sudah di rumah, tapi sekarang belum pulang. Duh apa nona Jennie sama temannya ya? Cuacanya masih cukup buruk, saya hanya khawatir saja kalau nona Jennie malah sesat lagi seperti sebelumnya." Khawatir bibi.

"Heum sesat?" Kerutan dahinya menandakan jika ia sangat penasaran.

"Itu bukan sesat sih, lebih tepatnya tidak tau arah. Tiga hari yang lalu waktu saya pulang dari rumah saudara saya tak sengaja melihat nona Jennie didepan toko eskrim di dekat gang kompleks depan seperti orang bingung."

"Saya mendekatinya ternyata nona Jennie baru pulang naik taksi, tapi ternyata supir taksinya hanya tau batas gang itu alamat yang nona Jennie berikan, nona Jennie juga tidak tau jalan mana yang harus dilewati agar tiba dirumah. Karena itu nona bisa pulang dengan saya, Saat saya tanya nona Jennie hanya jawab kalau dia itu agak buta arah, jadi susah hapalin jalan meskipun sudah sering dilewati, apalagi jalan depan kan lumayan banyak persimpangannya, jadi nona Jennie bingung." Bibi menjelaskan kejadian tiga hari yang lalu.

Duuuaar!!

Keduanya terkejut mendengar suara gemuruh yang sangat kuat itu. Irene mengelus dadanya, sungguh rasanya sangat tidak enak karena tak bisa menahan agar tak terkejut.

Not The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang