Typo
🌟🌟🌟
Happy Reading!!
_______
___________17.25 pm
Klik...
Pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah gadis bermata kucing yang masih memakai bathrobe-nya. Ia baru saja selesai mandi sore, ia membuka lemari untuk mengambil piyama yang akan dipakainya.
Setelah selesai memakai baju, ia duduk didepan cermin untuk mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.
Miaaaww... miawww..
Gadis itu menunduk saat suara imut itu terdengar, dilihatnya kucing kecilnya yang lucu sudah bersandar manja dikakinya, tampak sangat nyaman.
Jennie tersenyum, kucing kecil itu cukup ampuh untuk menghilangkan rasa lelahnya setelah seharian di kampus.
"Louis kenapa? Mau main sama Nini ya? Tunggu sebentar ne Nini mau selesain ini dulu." Jennie melanjutkan kegiatannya hingga selesai.
"Nah selesai, nggak lama kan Louis?" Diambilnya si kucing untuk ia gendong.
"Louis mau main sama Nini kan? Kajja kita main dibawah saja, kamu pasti bosan kan seharian di kamar aja?" Diajaknya si kucing bicara meski tak mendapat jawaban yang jelas, setidaknya si kucing merespon setiap ucapannya dengan suaranya yang imut.
Jennie mengajak kucingnya bermain diluar, ia berjalan dihalaman depan rumah, Jennie melepaskan kucingnya untuk berjalan sendiri.
"Kamu lincah sekali Loui-ya, cepat besar ya." Jennie berjongkok untuk mengusap kucingnya yang sedang memutar-mutar disekitaran bunga-bunga taman didepan.
"Aah kiyowo." Jennie mengeluarkan ponselnya untuk memotret si kucing yang masih asik bermain.
"Ah lucu sekali, uhm aku akan kirimkan ini pada eomma, eomma pasti suka." Ia mengirimkan gambar yang ia bidik tadi pada eommanya, semoga saja eommanya cepat melihat pesannya.
"Heum.. eonni belum pulang, pasti bibi Ahn mau masak untuk makan malam."
"Loui-ya, kajja kita masuk lagi, aku ingin membantu bibi Ahn memasak." Karena belum ada tanda-tanda kakaknya itu akan pulang, Jennie pun membawa Louis juga ke dapur.
Diluhatnya memang bibi Ahn sudah mengeluarkan beberapa bahan untuk ia memasak, didekatinya bibi Ahn sementara Louis ia letakkan dilantai. Pintarnya kucing kecil itu menuruti langkah Jennie, sepertinya ia sudah mengerti dan sangat nyaman bersama Jennie.
"Bibi Ahn akan memasak apa?" Tanya Jennie tiba-tiba membuat bibi Ahn agak kaget karena tak menyadari ada seseorang dibelakangnya.
"Ah nona, bibi jadi kaget. Nona sudah lama disini?"
"Hehehe maaf bi, Jennie baru masuk kok, tadi dari luar main sama Louis. Bibi mau masak apa untuk makan malam?" Jennie melihat bahan-bahannya.
"Kalau melihat bahan-bahan yang ada bibi akan memasak Japchae, bulgogi, tteokbokki, pajeon dan sannakji mungkin. Tapi jika nona ada mau makanan lain katakan saja pada bibi."
"Nggak deh, masak aja apa yang pengen bibi masak, Jennie akan membantu boleh kan? Jangan menolak bi, Jennie bosan jika hanya melihat saja." Jennie memohon saat melihat bibi akan keberatan dengan tawarannya.
"Ah baiklah, nona boleh membantu." Jennie tersenyum lebar saat bibi mengizinkan.
"Kalau begitu kajja kita mulai memasak bi, oh iya Jennie keatas dulu ya anterin Louis ke kamar. Takutnya dia malah gangguin kita nanti." Jennie mengambil kembali Louis yang hanya mengais didekat kakinya seakan tak ingin jauh dari Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not The Same
RandomMereka saudara satu ayah dan satu ibu, itu sebabnya wajah mereka ada sedikit kemiripan satu sama lain, namun perbedaan itu tetap ada...