Typo Tak Ketinggalan
🌺🌺🌺
Happy Reading!!
_______
_________________Tiga hari sudah, namun Chaerin belum kembali ke Jepang meski Irene sudah sembuh sedari kemarin. Bahkan putri sulungnya itu sudah pergi bekerja tadi pagi meski Chaerin sempat memintanya untuk istirahat dulu hari ini.
Tapi pada akhirnya ia membolehkan Irene bekerja dengan syarat hanya boleh hingga pukul tiga sore saja karena Chaerin tau jika Irene sering pulang terlambat apalagi sudah dua hari ia tak masuk ke kantor, pasti akan ada cukup banyak pekerjaan yang ia lakukan untuk mengganti waktunya selama tak masuk dua hari.
Itupun Chaerin meminta agar Minho mengawasi Irene di kantor agar tak melakukan pekerjaan berlebihan yang hanya bisa dituruti Irene dengan pasrah daripada ia tak di izinkan sama sekali.
Dan sekarang masih pukul sembilan pagi, sesuai janjinya dua hari lalu jika hari ini ia akan mengajak putri bungsunya untuk menemui dokter Song. Sebenarnya jadwal Jennie untuk menemui dokter Song itu masih ada dua minggu lagi.
Tapi mumpung ia masih di Seoul jadi Chaerin ingin mendengar langsung dari dokter Song tentang kesehatan putrinya. Sekalian juga ia ingin menanyakan tentang keluhan Jennie yang tak ingin terus mengonsumsi resep obat yang diberikan dokter.
"Sayang sudah siap?" Chaerin memasuki kamar Jennie dan melihat gadis itu masih duduk didepan cermin riasnya.
"Sayang."
"Eh eomma, berangkat sekarang ya?" Tanya Jennie terlihat agak ragu.
"Iya, kenapa, nggak nyaman? Kan sama eomma."
"Nggak tau eomma, padahal udah sering ketempat seperti itu, tapi Nini masih nggak suka."
Chaerin tersenyum hangat, diusapnya pipi putrinya yang sedikit memanyunkan bibirnya. "Siapapun tidak akan suka ketempat itu sebagai pasien ataupun pengunjung sayang."
"Sudah ya kita berangkat, eomma sudah buat janji dengan Dr.Song, jadi kita berangkat sekarang." Ajak Chaerin menuntun putrinya untuk berjalan bersamanya.
"Tapi gimana kalau Dr.Song tak mengizinkan untuk mengurangi dosis obatnya eomma?" Jennie memeluk erat lengan ibunya.
"Eomma tidak tau sayang, semoga saja ada solusi lain, tapi jika tak ada ya mau tak mau harus tetap seperti biasa, toh hanya dua hari sekali saja kan minum obatnya?"
"Ya tapi tetap saja itu masih banyak eomma, Nini bosan, muak, rasanya pengen dibuang aja semua obat itu."
"Jangan sayang, eomma tak mau terjadi sesuatu sama kesehatan kamu. Jangan mengatakan itu." Chaerin menghentikan langkahnya dan menatap Jennie lekat.
"Mianhe, Nini nggak akan buang obatnya, eomma jangan sedih. Maafin Nini."
"Tidak sayang, eomma tak marah, eomma hanya memikirkan kesehatan kamu. Sudahlah kita berangkat sekarang, nanti setelah dari rumah sakit kita ketempat eonnimu ya ajak makan siang bareng, eomma masih khawatir dengan keadaannya."
"Ne, kajja eomma. Kita harus cepat supaya bisa cepat ketemu eonni." Semangat Jennie membuat Chaerin tersenyum, pasti karena akan bertemu sang kakak jadi Jennie bisa mengalihkan rasa tak nyamannya terhadap rumah sakit.
🍓🍓🍓
"Bukankah dosis obatnya sudah dikurangi? Kenapa Jennie-ya, ada masalah?""Tidak dokter, Jennie hanya sedikit merasa bosan, sejak kecil selalu terikat dengan mereka, efek sampingnya sedikit menyusahkan karena Jennie tak bisa dengan baik mengingat sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not The Same
RandomMereka saudara satu ayah dan satu ibu, itu sebabnya wajah mereka ada sedikit kemiripan satu sama lain, namun perbedaan itu tetap ada...