Jen-31

1K 129 40
                                    

Typo

🌺🌺🌺

Happy Reading!!

__________
_________________

"Kamu sudah tau semuanya?"

"Mungkin tidak semuanya karena aku belum mendengarnya langsung dari appa dan eomma. Tapi aku sudah tau tentang operasi itu."

"Maafkan aunty, bukan aunty tak mau memberitahumu. Tapi orangtuamu lebih berhak menjelaskannya padamu."

"Tak apa aunty, aku mengerti."

Song Jihyo mengangguk lega, meskipun ia tak bisa menceritakan semuanya mengenai keadaan Jennie setidaknya Irene sudah tau apa yang terjadi pada adiknya.

"Apa adikku harus terus melakukan ini aunty?" Irene kembali bertanya sambil melihat ke arah sang adik yang tengah melakukan yoga bersama seorang ahli yang di pilih langsung oleh Song Jihyo.

"Tidak perlu terlalu sering, seminggu sekali sudah cukup. Setidaknya itu bisa mengurangi tingkat stress dari berbagai kegiatan yang dilakukan setiap hari, kau pun juga bisa melakukannya."

"Hmm boleh aku bertanya?"

"Ne tanyakan saja, aunty akan jawab selagi bisa."

"Saat itu, kenapa operasinya bisa terjadi? Apa karena keadaan jantungnya memang sudah sangat rusak?"

Irene menggigit bibir bawahnya, sebenarnya ia sedikit tak siap mendengar setiap jawaban yang perlu ia ketahui tentang apa yang selama ini dialami adiknya, tapi disatu sisi Irene juga merasa ia perlu tau agar bisa lebih maksimal lagi dalam menjaga adiknya.

"Saat itu keadaan adikmu sudah sangat lemah, memang jantungnya belum begitu rusak. Tapi keputusan tranplantasi memang harus diambil, jika tidak keadaan jantungnya akan semakin parah."

"Bersyukurlah saat itu kami bisa dengan cepat menemukan donor jantung yang masih sangat sehat dan juga cocok untuk adikmu."

"Memangnya siapa pemilik jantung itu?"

"Pemilik jantung donor itu adalah seorang gadis berusia sembilan belas tahun, dia orang yang sangat sehat, hanya saja ia mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat."

"Ternyata sebelum meninggal gadis itu telah membuat keputusan dengan mendaftarkan sebagian anggota tubuhnya agar bisa di donorkan pada orang yang membutuhkan. Kebetulan saat itu kejadiaannya sama dengan hari dimana adikmu masuk rumah sakit,, orangtua gadis itu mengetahui keadaan adikmu, dengan keikhlasan mereka dan juga keputusan yang memang sudah putri mereka ambil sebelum meninggal maka mereka datang dan menawarkan jantung putri mereka untuk adikmu."

Irene terdiam, sebenarnya masih banyak yang ingin ia ketahui, tapi satu pertanyaan ini saja sudah membuatnya merasa lemah.

"Aunty, terimakasih." Hanya itu yang bisa ia ucapkan, Irene kembali fokus pada sang adik yang sepertinya sudah menyelesaikan kegiatannya. Rasanya semua waktu yang terlewat bersama adiknya selama ini ingin sekali ia ulangi. Tapi itu hanyalah harapan yang semu yang pasti tak akan pernah terjadi.

"Sudah tugas aunty, kamu sudah tau keadaannya. Aunty harap kamu juga bisa membantu orangtuamu untuk menjaga adikmu, dan aunty harap itu bukan karena kamu mengasihaninya tapi murni karena kamu menjaganya sebagai seorang adik."

"Ne, aku akan menjaganya, aku akan melakukan tugasku sebagai seorang kakak yang memang seharusnya aku lakukan sejak dulu."

"Jangan banyak menyesal sayang, aunty tau kamu selalu menyayangi adikmu sejak kecil. Yang penting sekarang kamu sudah tak menyembunyikan perasaanmu lagi."

Not The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang