Typo
🌺🌺🌺
Happy Reading!!
____________
__________________"Appa hati-hati." Ucap Irene yang membantu ayahnya untuk bersandar di kasurnya.
Sore ini memang Seunghyun sudah bisa pulang dan mereka baru saja tiba di rumah.
"Iya sayang."
"Appa istirahat saja ya, nanti makan malamnya diantar aja."
"Terimakasih sayang." Seunghyun tersenyum karena perlakuan putri sulungnya yang sekarang menarik selimut untuknya sebatas pinggang.
"Apa punggung appa masih sangat sakit?" Tanya anak gadisnya yang lain yang kini duduk dipinggir kasur.
"Sudah tak sesakit seperti sebelumnya sayang, hanya masih terasa nyeri sedikit."
"Syukur deh,, Jennie senang. Appa istirahat aja sekarang, Jennie sama eonni kebawah dulu bantuin eomma masak. Gak apa-apa kan?"
"Iya sayang tak apa, appa akan istirahat saja. Kalian juga jangan terlalu banyak melakukan kegiatan. Katakan pada eomma, appa tak mau kalian kelelahan karena appa sekarang tak bisa menjaga kalian seperti biasa." Ucapnya sembari melihat kakinya yang masih memakai gips.
"Iya appa tenang saja, kami hanya akan memasak kok." Jawab Irene yang tau perasaan ayahnya.
"....Appa istirahat lah. Ayo dek, kamu mau bantuin juga atau mau istirajat aja di kamar?" Tanya Irene pada adiknya.
"Mau bantu eonni sama eomma aja." Jawabnya mulai berdiri.
"Ya sudah, kajja. Appa kami ke bawah dulu, nanti jika butuh sesuatu appa panggil saja jangan banyak bergerak dulu."
"Iya sayang, sudah kalian jangan khawatir. Appa akan baik-baik saja."
"Ne, ayo dek."
"Ne eonni." Jawab Jennie semangat, lalu keduanya pergi menyusul ibu mereka yang sudah lebih dulu ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk mereka.
.
.
.
.
.
"Eonni, ini tidak mau dibeli?"
Irene menggeleng setelah melihat bungkusan mie instan yang ditunjukkan sang adik membuat gadis kucing itu cemberut tapi Irene tak menyadari itu.
Dengan berat hati Jennie meletakkan kembali bungkusan tersebut, meski Irene tak mengatakan apapun tapi Jennie tak berani untuk tetap meminta membeli makanan instan itu karena ia tak mau melihat tatapan kakaknya yang galak.
"Nini, kenapa masih diam disitu?" Irene memanggil Jennie saat ia menyadari jika adiknya sudah tertinggal jauh dibelakangnya.
"Ne eonni."
Jennie menyusul Irene yang kini tengah memilih beberapa bumbu dapur dan bahan masakan lainnya karena memang sekarang mereka sedang belanja bulanan.
Irene yang sibuk memilih itu tak menyadari jika kini Jennie sudah mendekati rak dibelakang mereka dan mengambil beberapa cup mandu instan. Jennie tersenyum lebar saat memilih makanan kesukaannya itu.
Setelahnya Jennie kembali mendekati kakaknya dengan memeluk tiga cup mandu instan yang dipilihnya. "Eonni, ini boleh kan? Ini bukan mie, jadi boleh kan?" Kali ini ia bertanya dengan ekspresi memohon dan puppy eyesnya.
Irene tak langsung menjawab, diambilnya makanan tersebut untuk melihatnya, entah apa yang ia lihat tapi setelahnya Irene meletakkan ketiganya di dalam trolley belanjaan mereka membuat senyum Jennie merekah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not The Same
RandomMereka saudara satu ayah dan satu ibu, itu sebabnya wajah mereka ada sedikit kemiripan satu sama lain, namun perbedaan itu tetap ada...