Jen.18

837 132 52
                                    

Typo tak ketinggalan...

🌟🌟🌟

Happy Reading!!

___________
_______

"Soojoo-ya kami pulang dulu ya."

"Ne, hati-hati kalian berdua, nanti jika sudah selesai aku akan mengirimkan tugasnya ke e-mail kalian berdua." Gadis cantik itu mengantarkan kedua temannya yang hendak pulang hingga kedepan.

"Aku pulang duluan, dah Ji aku duluan, annyeong." Satu temannya berambut pirang itu berpamitan terlebih dahulu dan meninggalkan pekarangan rumahnya.

"Ji, setelah ini mau kemana lagi?" Soojoo bertanya pada satu temannya yang masih bersamanya.

"Tidak kemana-mana, mending tidur dirumah, lebih menyenangkan." Jawab gadis berbibir hati itu.

"Kebiasaanmu Ji, cari pacar cepat sana, move on, biar ada yang ngajak jalan." Ledeknya tidak berkaca pada diri sendiri, begitulah pandangan sinis Jisoo padanya.

"Sepertinya kau perlu berkaca lagi Soojoo-ya, seminggu lalu siapa yang menangis sampai tak selera makan karena diputusi?" Jisoo tak mau kalah balas meledek yang membuat Soojoo hanya bisa merengut.

"Aish Ji jangan mengingatkanku pada hal bodoh itu, sangat menyebalkan mengingat laki-laki brengsek itu." 

"Memang tak perlu diingat, sudahlah aku pulang dulu, nyeongan." Jisoo pun masuk ke mobilnya, dibukanya kaca jendela dan melambaikan tangannya pada Soojoo sebelum melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Dah Ji, hati-hati." Soojoo balas melambaikan tangannya, setelah itu barulah ia kembali masuk ke rumahnya.

"Cuaca yang pas untuk rebahan dirumah." Bibir hatinya menyunggingkan senyum saat melihat langit yang cerah tapi tak juga panas menyengat.

"Oh iya ini dekat kompleks rumah Jennie kan, apa singgah dulu ya? Kangen juga sama dia, tapi,, sepertinya akan sedikit canggung nanti karena dia masih sedikit sungkan padaku." Jisoo memikirkan keputusannya, dia memang cukup merindukan gadis berpipi mandu itu, entahlah, jujur saja, hanya pada Jennie dia bisa seperti ini.

Biasanya Jisoo jika kenal atau dekat ya masih biasa saja sebatas teman seperti biasanya meski dia memang humble dan ramah, tapi tak pernah sampai berlebihan seperti pada Jennie. Jisoo memperlakukan gadis berpipi mandu itu layaknya orang yang sudah lama ia kenal bahkan seperti adiknya sendiri.

"Tapi, ah sudahlah besok saja, semoga dia juga ada jadwal kuliah besok jadi bisa bertemu." Jisoo pun terus melajukan mobilnya, ia melihat persimpangan jalan yang ia ketahui sebagai persimpangan menuju ke rumah Jennie.

Ia melewatinya, sepertinya memang tidak perlu, Jisoo juga tak mau mengganggu waktu gadis itu, mungkin saja ia sedang menggunakan waktu liburnya untuk beristirahat.

Mobilnya terus melaju dengan kecepatan sedang, hingga sekitar lima menitan berjalan ia melewati jalanan yang cukup sepi, ada sih rumah bahkan bangunan toko tapi entah kenapa suasana sekitar terlihat sepi, hanya ada beberapa orang berlalu lalang.

Lalu matanya tak sengaja melihat ke sisi kirinya, bertepatan dengan itu ia melihat seseorang yang berjongkok di bawah sebuah pohon dipinggir jalan sambil memeluk seekor kucing.

Awalnya Jisoo biasa saja karena berpikir jika itu hanyalah seorang gadis yang sedang bermain bersama kucingnya, tapi kemudian ia menghentikan mobilnya saat sudah berada sekitar sepuluh meter melewati gadis itu.

"Kenapa gadis itu seperti tak asing ya?" Jisoo melihat dari kaca spionnya untuk memastikan, gadis itu masih menunduk, lalu kucing yang tadi dipeluknya terlepas, tidak menjauh kucing abu tersebut malah mengendus-endus didekat sang gadis.

Not The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang