TAK ADA YANG BERJALAN BAIK

14.7K 707 8
                                    

"Kayanya kita emang ga cocok, cukup disini aja ya?"

"Kalau itu yang terbaik, ya udah. Kita emang perlu pisah sekarang."

Aku yakin ga ada satu orang pun yang berharap adanya sebuah perpisahan dalam sebuah hubungan, meskipun sebagian dari kita sadar bahwa kemungkinan itu tentu ada. Tapi setidaknya perpisahan yang baik jauh lebih melegakan bukan?

Sayangnya, sejauh ini ga pernah ada perpisahan yang baik dihidupku.

Tingkat stress manusia pada era saat ini mungkin bisa dikatakan sebagian besar karena masalah percintaan, komitmen yang runtuh ketika belum terlalu kuat dibangun.

Mengalami cinta pertama saat SMP mungkin menyenangkan, sebatas saling melirik dan memandang dari jauh. Kesenangan yang tercipta hanya dengan berdekatan dan bertukar PR. Aku merasakannya, dia adalah anak laki-laki yang baik dan aktif.

Sayangnya perasaanku tak berbalas. Dia pergi dengan cintanya dan tak pernah melihatku lagi sedikitpun.

Kisah percintaan pada masa SMA tak kalah manis dan sangat bergelora. Semakin luas pergaulan, semakin banyak target laki-laki yang didekati.

Tapi saat itu, hanya Bima yang ku lihat. Laki-laki paling lembut yang pernah aku ketahui. Memiliki senyum yang manis dan sikap yang tenang.

Kami memiliki hubungan yang sangat dekat, dia sangat peduli padaku, dan hampir setiap waktu kami habiskan bersama. Tapi kenyataannya, dia tak pernah menganggapku lebih. Kami bertengkar karena hal itu, dan berakhir dia yang menjauh tanpa mengatakan apapun.

Kata orang, setiap ada yang pergi dalam hidup kita pasti akan ada lagi yang datang. Dan saat itulah aku bertemu dengan seorang mahasiswa jurusan ekonomi di salah satu perpustakaan umum.

Dia laki-laki yang misterius dan memiliki wajah tampan. Entah karena kemisteriusannya atau wajah tampannya yang membuatku tertarik.

Tapi memang mahasiswa ini benar-benar menarikku pada sebuah hubungan yang rumit. Dia sangat agresif dan posesif, orang yang mengintimidasi. Sayangnya aku cukup terjerat dengannya. Dan dalam sebuah pertengkaran karena ego masing-masing, akhirnya kita berpisah dalam sebuah kesalahpahaman. Perpisahan terburuk kupikir.

Tapi nyatanya tidak, karena setelah sekian lama tak memiliki hubungan apapun dengan pria, di dunia kerja aku bertemu dengan laki-laki yang juga menjadi partner kerjaku saat itu.

Dia laki-laki yang manis, terlihat imut, dan orang yang sabar. Tapi sayangnya hubungan kami juga harus kandas ketika aku sadar kalau dia adalah laki-laki brengsek yang membuatku merasa sangat sial karena pernah menjalin hubungan dengannya.

Perpisahan yang sungguh tak pernah terbayangkan akan terjadi padaku.

Darinya aku mulai berpikir sebenarnya apa itu cinta? Apa itu komitmen dalam sebuah hubungan? Apa hubungan serius orang dewasa hanya sekedar sex?

***
 


Ivana menghentikan gerakan jarinya di atas keyboard sambil menggigit bibirnya cukup keras.

Ia menarik napas dalam-dalam seolah meyakinkan dirinya sendiri untuk bisa melanjutkan tulisan di blog pribadinya.

Sebenarnya, ia sedang berada di dalam keadaan dilema. Ivana senang banyak yang antusias dengan kisah percintaan tragisnya hingga menanyakan perpisahan apa yang begitu menyakitkan itu sampai menyebut pria itu brengsek.

Tapi disisi lain otaknya mulai berontak untuk cukup menceritakan kisah sedihnya pada orang lain, meskipun kebanyakan dari mereka bahkan tidak tahu identitasnya.

KOMITMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang