DILEMMA

2.1K 266 8
                                    

Demi menjaga perasaan mertuanya, akhirnya Clarissa tak jadi mendatangi rumah Aditya sesuai janjinya kepada Bu Rahma.

Lagi-lagi dengan alasan pekerjaan, Clarissa meminta maaf karena tak bisa datang. Untunglah, ia mengetahui sifat Bu Rahma yang tak pernah marah dengannya.

Namun tetap saja karena Aditya tak juga muncul di percakapan grup teman-temannya, Clarissa merasa sedikit penasaran.

Memang hal yang biasa jika Aditya tak ikut mengobrol di dalam grup. Tapi biasanya, laki-laki itu akan muncul setidaknya satu kali walaupun hanya memberikan emoticon atau stiker.

Sejak berjam-jam lalu ia mengerjakan pekerjaan kantor yang tak ia mengerti, Clarissa akhirnya kembali memeriksa grup chat di WhatsApp.

Semua pertanyaannya terjawab ketika Heru mengatakan alasan mengapa Aditya tak muncul sama sekali di grup meskipun sudah ada beberapa teman yang memanggilnya.

Heru: Si Adit sibuk kali sama pacarnya sekarang. Jangan pada berisik napa.

Zivano: Pacar? Wah, pantesan si Clarissa ga muncul juga. Mereka berdua lagi ngapain tuh? Haha

Heru: Plot twist! Si Adit ga jadian sama si Cla. Ceweknya tuh jurnalis coy...

Rama: Hah? Siapa? Sejak kapan si Adit deket sama cewek selain Cla?

Zivano: Sabar neng, mendung belum tentu ujan. Deket juga belum tentu jadian. Btw, siapa sih ceweknya?

Heru: Tanya aja nanti sama orangnya langsung. Udah bubar! Berisik tau!

Meskipun pada akhirnya Heru tak menjawab siapa perempuan itu, Clarissa sepertinya sudah bisa menebak siapa.

Hanya saja, ia masih belum mempercayai akan secepat ini. Ia terlalu meremehkan Aditya yang selama ini sangat lambat memahami perasaan wanita.

Atau, Clarissa berpikir mungkin perempuan yang terlihat lugu itu lebih cepat memepet Aditya.

Jujur saja, daripada sedih yang berlebihan, Clarissa penasaran benarkah perasaan Aditya kepada gadis itu? Atau hanya karena kasihan?

Untuk membuktikannya, Clarissa mencoba menghubungi Aditya secara langsung. Ia tersenyum karena tak perlu menunggu lama, panggilan teleponnya sudah diangkat oleh Aditya.

"Ya? Kenapa, Cla?" Tanya Aditya membuat senyum Clarissa seketika luntur karena nada ceria pria itu. Bahkan Clarissa bisa membayangkan kembali tawa Aditya saat bersama gadis itu di depan cafe Kotaku.

"Halo, Cla?" Tanya Aditya lagi membuyarkan lamunan Clarissa.

"Eh, iya Dit. Ini... Lo sibuk ga? Gue harus ngerjain tugas kantor lagi nih. Tapi ada beberapa yang ga gue ngerti. Bisa ga kita ketemuan?" Tanya Clarissa dengan percaya diri kalau Aditya akan membantunya.

"Sekarang, Cla?"

"Iya, sekarang. Gimana kalau di Cafe Kotaku favorit lo?"

"Hari ini kayanya gue ga bisa, Cla. Kalau kerjaan lo deadline-nya mepet, lo kirimin aja file-nya ke email gue nanti malem gue kerjain, gimana?" Tanya Aditya masih mempertahankan nada riangnya hingga Clarissa kehabisan kata-kata.

"Oh, oke deh. Sorry ya, ganggu lo." Ucap Clarissa kemudian mengakhiri sambungan teleponnya.

Ia mematikan ponselnya kemudian menaruhnya di atas meja dengan kesal. Sebelumnya, ia tak pernah tahu kalau selama ini kedekatannya dengan Aditya sangatlah berharga. Dalam hati, ia merutuki dirinya yang terlalu lambat untuk mendapatkan hati Aditya.

KOMITMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang