CALON MANTU

2.1K 279 6
                                    

Seluruh perhatian orang-orang yang ada di ruang tamu rumah Aditya, kini tertuju pada Ivana.

Gadis itu terlihat diam untuk beberapa saat untuk mengembalikan nyawanya yang seolah lepas dari tubuhnya ketika harus berhadapan langsung dengan Clarrisa.

Dan sekarang, semakin jelas rasanya kalau mereka ingin membandingkannya dengan Clarrisa.

Dalam pikiran Ivana saat ini, hanyalah pikiran-pikiran negatif yang selama ini tak pernah muncul. Entah kenapa dirinya menjadi sangat sensitif untuk sekarang.

"Ini... Pasti nak Ivana, ya?" sapa Pak Rudhi tersenyum sambil berdiri menghampiri Ivana yang akhirnya ikut tersenyum karena ada seseorang yang langsung menyapanya.

"Iya, Pak. Saya Ivana," jawab Ivana tersenyum ramah.

Sementara Aditya akhirnya bisa sedikit bernapas lega karena Ivana bisa mengendalikan dirinya untuk tak langsung kabur lagi. Walaupun ia sendiri tak tahu kenapa Clarrisa bisa berada disini.

"Oalah, sini nduk. Ayo masuk-masuk," ucap Ibu Rahma yang ikut beranjak sambil menggandeng Ivana untuk masuk. Clarrisa juga berdiri menyambut Ivana sambil tersenyum tipis.

"Kata Adit, kamu mau ngajarin ibu masak spaghetti ya?" tanya Ibu Rahma dengan antusias.

"Iya," jawab Ivana dengan yakin.

"Ibu kenapa ga bilang mau diajarin masak spaghetti? Clarissa juga bisa lho Bu," ucap Clarissa tertawa pelan.

Aditya sudah hampir menyahut lagi, namun Pak Rudhi menahannya kemudian menggelengkan kepalanya.

"Tadinya ibu mau surprise gitu lho, nak Clarissa. Kalau gitu... Coba kalian bikin deh. Ibu mau liat mana yang mudah dipahami," ucap Bu Rahma terkekeh.

Sementara Ivana sama sekali tak bisa tertawa. Napasnya tercekat, rasa gugupnya bertambah berkali-kali lipat saat tahu kalau ia benar-benar akan berada di galeri Master Chef versi rumah Aditya.

"Bu, Clarissa kan sibuk... Lagian ini-"

"Ga apa-apa, tenang aja. Lagian udah lama ga masak, apalagi ada temennya gini pasti seru," ucap Clarissa tersenyum ke arah Ivana yang sudah pucat pias.

Seru ndasmu. Batin Ivana protes.

"Nak Ivana, ga keberatan kan?" tanya Bu Rahma.

"Ga apa-apa," jawab Ivana berusaha tersenyum tenang.

Akhirnya kedua wanita dengan beda usia 5 tahun itu pun pergi ke dapur sederhana rumah Aditya.

Ivana melipat lengan dress-nya dan mulai menyiapkan bahan-bahannya, begitu juga dengan Clarissa.

"Sini aku bantuin," bisik Aditya membantu Ivana menyiapkan bahan.

"Ga usah, Dit. Ga apa-apa ini gampang kok," bisik Ivana merasa tak enak.

"Aku bantuin Clarissa juga, sekarang jadi asisten chef disini," bisik Aditya lagi sambil menaruh panci dan menuangkan air di kedua panci perempuan ini.

"Dit, saus tomatnya tolong dibukain dong, susah," ucap Clarissa terkekeh sambil memberikan botol saus tomat yang di maksud.

Aditya segera membuka botol tersebut, ia juga baru mengingat kalau Ivana memegang saus yang sama. Ia segera berbalik untuk membantu Ivana membuka botol, namun gadis itu sudah lebih dulu membukanya sendiri. Dan lagi-lagi terlihat sangat fokus.

"Dit kamu bisa potong bawang bombay kan? Paling jago waktu di camp kan?" ucap Clarissa mengisyaratkan Aditya untuk memotong bawang bombay sementara dirinya merebus pasta di air mendidih dan menyiapkan daging.

KOMITMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang