COBALAH MENGERTI

2.1K 265 21
                                    

"Kalau temen kamu masih nyalahin dirinya sendiri, kamu boleh kasih lihat foto tadi ke dia. Jangan kasih tahu mantan istrinya soal foto itu." Ucap Aditya ketika motornya sampai di depan rumah Ivana dan gadis itu turun dengan ekspresi wajah yang terlihat masih kaget.

"Kenapa mantan istrinya ga boleh tahu?" Tanya Ivana padahal ia ingin sekali melemparkan foto tadi ke hadapan perempuan itu.

"Mereka berdua sama, Va. Cowoknya suka selingkuh, dan ceweknya egois, keras kepala. Aku rasa kamu ga perlu repot-repot kasih tau dia, akan sia-sia." Jawab Aditya yang disetujui oleh anggukkan kepala Ivana.

"Ya udah sana masuk."

"Kamu ga mau mampir dulu?" Tanya Ivana dengan sedikit ragu, takut Aditya akan menolak.

"Boleh?"

Ivana melirik pelastik martabak manis dan martabak telur yang sempat Aditya belikan itu kemudian menyodorkannya pada Aditya.

"Kamu kan beliin ini, pasti mereka mau ketemu kamu juga." Ucap Ivana.

"Apa hubungannya?" Tanya Aditya heran.

Ivana hanya tersenyum kecil kemudian menaruh helm Aditya di kaca spion-nya kemudian mengajaknya untuk masuk.

Namun ternyata pintu rumahnya sudah terbuka berpapasan dengan ayahnya yang baru saja akan keluar.

"Eh, neng..." Ucap Pak Darmo, namun tatapannya langsung mengarah pada Aditya yang berdiri di sebelah Ivana dan tersenyum ramah.

"Ini, Iva mau kenalin pacarnya Iva... Namanya Aditya." Ucap Ivana memperkenalkan Aditya dengan sedikit canggung.

"Aditya, Pak..." Ucap Aditya tersenyum ramah.

"Oh... Iya. Mari-mari masuk..." Ucap Pak Darmo dengan antusias mempersilakan Aditya untuk masuk ke dalam rumah mereka.

Ivana mengisyaratkan pada Aditya untuk duduk di salah satu kursi sementara dirinya hendak memanggil ibunya, namun Aditya menahan Ivana untuk tetap duduk di dekatnya.

"Bu..." Panggil Pak Darmo kepada istrinya. Namun, ia tak juga mendapatkan sahutan dari istrinya itu.  Kemudian Pak Darmo pun kembali menaruh perhatiannya kepada Aditya.

"Tunggu sebentar ya, nak. Istirahat dulu saja..." Ucap Pak Darmo dengan ramah, lalu ia berjalan menuju dapur untuk mencari istrinya.

"Aku harus bikinin minum, Dit. Kalau engga bapak pasti protes karena aku ga nyiapin kamu minum." Bisik Ivana.

"Perlu banget bikinin minum? Yang penting kan ketemu orang tua kamu." Balas Aditya.

"Adit, kenapa sih? Kaya baru pertama kali aja datengin rumah cewek." Ledek Ivana entah kenapa malah tertawa. Hal itu tentu saja membuat Aditya mendelik ke arah Ivana dengan kesal.

"Udah sana... Sana ke dapur bikin minum, makan, nyemen, bangun rumah di sana, terserah." Sahut Aditya kembali membuat Ivana tertawa lebih keras hingga menutupi mulutnya lagi.

Kemudian Ivana segera berjalan ke dapur untuk menyusul kedua orang tuanya.

"Pak..." Panggil Ivana karena ternyata kedua orang tuanya malah mengobrol bisik-bisik di dapur.

"Sini biar Iva aja yang bikin minum."

"Udah sana keluar, Va. Temenin pacar kamu. Sama bapak juga... Biar ibu yang siapin semuanya."

"Tapi ma, ini kan-"

"Udah kamu ke depan aja, kasian anaknya kaya masih shock kamu paksa bawa ke sini." Ucap Pak Darmo menarik putrinya itu untuk kembali ke depan.

KOMITMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang