BUKAN CINTA PERTAMA TAPI SANGAT BERKESAN

6.7K 579 7
                                    

Saat itu, musim hujan di awal bulan September. Ivana baru saja duduk di kelas 12 di SMA 3 Bogor. Gadis remaja yang baru saja kehilangan sahabat sekaligus laki-laki yang ia suka.

"Anak-anak pada mau ke bioskop nanti sore, sekarang katanya makan-makan dulu di cafe. Lo mau ikut ga, Va?" tanya Hilda pada Ivana yang masih membereskan buku-bukunya di atas meja ke dalam tasnya.

“Engga deh, Hil. Gue harus balikin buku dulu ke perpustakaan, nanti kena denda lagi gue,” sahut Ivana dengan wajah memelas, berharap teman sebangkunya itu memahaminya.

"Sama Bima?"

“Enggak. Ngapain sama Bima,” jawab Ivana tertawa pelan.

"Biasanya juga lo ada aja urusan sama Bima. Tapi tumben belakangan ini sepi. Hari ini aja gue ga liat Bima nyamperin lo ke sini. Kalian ribut?" tanya Hilda tiba-tiba kembali duduk dan menatap Ivana penasaran.

“Ribut apaan sih? Udah ya gue duluan,” balas Ivana menyampirkan tas gendongnya di bahu kirinya.

"Hati-hati!"

Have fun ya, kalian!” seru Ivana sambil berjalan keluar kelas dengan buru-buru.

"Iva..."

“Hai, Ris,” sapa Ivana membalas sapaan temannya.

"Balik sekarang, Va?"

"Iya, nih ada utang buku."

"Ga asik nih..."

"Sorry..."

Hingga akhirnya Ivana sampai di halte bis di depan sekolahnya, ia memakai earphone ditelinganya.

Tepat tengah hari dan langit kota Bogor begitu mendung.

10 menit dalam perjalanan menuju perpustakaan umum kota Bogor, Ivana dengan cepat mengembalikan buku pinjamannya dan berniat untuk meminjam buku lagi.

Ivana menemukan buku dengan cover berwarna merah yang berada di rak atas. Sadar tak bisa mengambilnya, Ivana mencari alat bantu atau petugas perpustakaan.

Namun sebelum ia menemukannya, seseorang sudah lebih dulu mengambil buku tersebut sehingga Ivana hanya bisa menggigit bibirnya dengan kecewa melihat buku incarannya diambil orang lain.

Kemudian laki-laki yang saat itu memakai kaus polos berwarna putih dibalut jaket bomber hitam dan celana jeans yang juga berwarna hitam itu berbalik menghadapnya.

"Kamu mau pinjem buku ini?" tanya laki-laki itu menatap Ivana dengan dua bola mata cerahnya.

“Tadinya... Tapi ga apa-apa deh,” jawab Ivana tersenyum gugup ditatap seperti itu oleh seorang laki-laki berparas tampan itu. Jadi ia segera berbalik dan berniat langsung kabur.

Namun laki-laki itu menarik lengannya dan menempatkan buku tersebut di tangan kanannya.

“Minggu depan harus udah selesai bacanya,” ucap laki-laki itu masih menatap Ivana dengan tatapan yang sama.

Sementara Ivana bahkan tak berani menatap balik laki-laki itu. Pandangannya hanya tertuju pada buku dengan judul The Legend of Sleepy Hollow di tangannya.

“Makasih,” jawab Ivana akhirnya bisa membuka mulutnya.

Tanpa ia duga, laki-laki yang sejak tadi hanya memasang wajah tanpa ekspresi ini, tiba-tiba saja tersenyum manis.

Hal itu tentu saja membuat Ivana bertambah gugup sampai laki-laki itu benar-benar pergi meninggalkannya.
Ivana menghela napas lega, kemudian buru-buru kembali ke meja petugas penjaga perpustakaan untuk mengurus peminjaman buku ini.

KOMITMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang